BAB 18.
LARANGAN TERHADAP KEBID'AHAN DAN PERKARA-PERKARA YANG DIADA-ADAKAN.
Allah Ta'ala berfirman:
فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba'da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna
"Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?"
That, then, is Allah, your true Lord. So what is there after the truth except error? Then where are you being lead away?
(QS. Yunus [10]:32)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
wamaa min daabbatin fii al-ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab {472}, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan."
There is no animal on land, nor a bird that flies with its wings, but they are communities like yourselves. We have not omitted anything from the Book. Then they will be mustered toward their Lord.
(QS. Al An'aam [6]:38)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu'minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta'wiilaan
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
O you who have faith! Obey Allah and obey the Apostle and those vested with authority among you. And if you dispute concerning anything, refer it to Allah and the Apostle, if you have faith in Allah and the Last Day. That is better and more favourable in outcome.
(QS. An Nisaa' [4]:59)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
wa-anna haadzaa shiraathii mustaqiiman faittabi'uuhu walaa tattabi'uu alssubula fatafarraqa bikum 'an sabiilihi dzaalikum washshaakum bihi la'allakum tattaquuna
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) {521}, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."
‘This indeed is my straight path, so follow it, and do not follow [other] ways, for they will separate you from His way. This is what He enjoins upon you so that you may be Godwary.’
(QS. Al An'aam [6]:153)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
qul in kuntum tuhibbuuna allaaha faittabi'uunii yuhbibkumu allaahu wayaghfir lakum dzunuubakum waallaahu ghafuurun rahiimun
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Say, ‘If you love Allah, then follow me; Allah will love you and forgive you your sins, and Allah is all-forgiving, all-merciful.’
(QS. Ali 'Imran [3]:31)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
Ayat-ayat dalam bab ini amat banyak sekali.
Adapun Hadist-hadist yang menguraikan bab ini amat banyak pula, juga masyhur-masyhur, maka itu akan kami ringkaskan dengan mengutip beberapa Hadist saja, di antaranya ialah:
'Aishah (May Allah be pleased with her) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "If anyone introduces in our matter something which does not belong to it, will be rejected".
[Al-Bukhari and Muslim].
The narration in Muslim says: "If anybody introduces a practice which is not authenticated by me, it is to be rejected".
عن عائشة، رضي الله عنها، قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد" (( متفق عليه)).
وفي رواية لمسلم : "من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد".
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perkara - agama -kita ini akan sesuatu yang semestinya tidak termasuk dalam agama itu, maka hal itu wajib ditolak."
(Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang mengamalkan sesuatu amalan yang atasnya itu tidak ada perintah kami - maksudnya perintah agama, maka amalan itu wajib ditolak."
Keterangan:
Wajib ditolak, artinya samasekali tidak boleh diterima, karena merupakan hal yang bathil, sebab memang tidak termasuk urusan agama, tetapi diada-adakan sendiri oleh manusia.
Hadist ini menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak diberi keterangan oleh Allah dan RasulNya, lalu diada-adakan itu wajib tidak kita terima atau wajib kita tolak mentah-mentah.
Ini apabila bersangkutan dalam soal peribadatan. Kalau dalam urusan keduniaan, maka Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sendiri telah memberi kebebasan untuk mengikhtiarkan mana yang terbaik dalam anggapan kita, asalkan tidak melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Engkau sekalian adalah lebih mengerti tentang urusan duniamu."
Jabir (May Allah be pleased with him) reported:
Whenever the Messenger of Allah (ﷺ) delivered a Khutbah, his eyes would become red, his tone loud and he showed anger as if he were warning us against an army. He (ﷺ) would say, "The enemy is about to attack you in the morning and the enemy is advancing against you in the evening". He would further say, "I am sent with the final Hour like these two fingers of mine." Messenger of Allah (ﷺ) held up his index finger and the middle finger together to illustrate. He used to add: "To proceed, the best speech is the Book of Allah and the best guidance is the guidance of Muhammad (ﷺ), the worst practice is the introduction of new practices in Islam and every Bid'ah is a misguidance". He would also say, "I am, in respect of rights, nearer to every believer than his own self. He who leaves an estate, it belongs to his heirs, and he who leaves a debt, it is my responsibility to pay it off." [Muslim]. Same Hadith as reported by 'Irbad bin Sariyah (May Allah be pleased with him) has already been recorded in the previous chapter regarding safeguarding the Sunnah of the Prophet (ﷺ).
(See Hadith number 158)
وعن جابر، رضي الله عنه ، كان رسول الله، صلى الله عليه وسلم، إذا خطب احمرت عيناه، وعلا صوته، واشتد غضبه، حتى كأنه منذر جيش يقول: "صبحكم ومساكم" ويقول: "بعثت أنا والساعة كهاتين" ويقرن بين أصبعيه؛ السبابة والوسطى، ويقول: "أما بعد؛ فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى محمد، صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة" ثم يقول: "أنا أولى بكل مؤمن من نفسه. من ترك مالاً فلأهله، ومن ترك ديناً أو ضياعاً فإلي وعلى" ((رواه مسلم)).
وعن العرباض بن سارية، رضي الله عنه ، حديثة السابق في باب المحافظة على السنة.
Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu apabila berkhutbah maka merah padamlah kedua matanya, keras suaranya, sangat marahnya, sehingga seolah-olah beliau itu seorang komandan tentara yang menakut-nakuti,
Sabdanya:
"Pagi-pagi ini musuh akan menyerang engkau semua," atau "sore ini musuh akan menyerang engkau semua."
Beliau bersabda pula:
"Saya diutus, sedang jarak terutusku dengan tibanya hari kiamat itu bagaikan dua jari ini."
Beliau merapatkan antara jari telunjuk dan jari tengah.
Beliau bersabda pula:
"Amma ba'd. Maka sesungguhnya sebaik-baik uraian adalah Kitabullah - al-Quran - dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, sedang seburuk-buruk perkara - agama - ialah hal-hal yang diada-adakan sendiri dan semua kebid'ahan itu adalah sesat."
Selanjutnya beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Saya adalah lebih berhak terhadap setiap orang mu'min daripada dirinya sendiri. Barangsiapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak dari keluarganya, tetapi barangsiapa yang meninggalkan hutang atau tanggungan - keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan, maka itu adalah kepadaku atau menjadi tanggunganku."
(HR. Muslim)
Dari al-'Irbadh bin Sariyah r.a., yaitu Hadistnya yang terdahulu - lihat Hadist nomor 157 - dalam Bab 16 [Memelihara Sunnah].
LARANGAN TERHADAP KEBID'AHAN DAN PERKARA-PERKARA YANG DIADA-ADAKAN.
Allah Ta'ala berfirman:
فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba'da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna
"Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?"
That, then, is Allah, your true Lord. So what is there after the truth except error? Then where are you being lead away?
(QS. Yunus [10]:32)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
wamaa min daabbatin fii al-ardhi walaa thaa-irin yathiiru bijanaahayhi illaa umamun amtsaalukum maa farrathnaa fii alkitaabi min syay-in tsumma ilaa rabbihim yuhsyaruuna
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab {472}, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan."
{472} Sebahagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul
mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan
(ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya
dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok
agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada
umumnya.
There is no animal on land, nor a bird that flies with its wings, but they are communities like yourselves. We have not omitted anything from the Book. Then they will be mustered toward their Lord.
(QS. Al An'aam [6]:38)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu'minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta'wiilaan
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
O you who have faith! Obey Allah and obey the Apostle and those vested with authority among you. And if you dispute concerning anything, refer it to Allah and the Apostle, if you have faith in Allah and the Last Day. That is better and more favourable in outcome.
(QS. An Nisaa' [4]:59)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
wa-anna haadzaa shiraathii mustaqiiman faittabi'uuhu walaa tattabi'uu alssubula fatafarraqa bikum 'an sabiilihi dzaalikum washshaakum bihi la'allakum tattaquuna
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) {521}, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."
{521} Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling
utama. Ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa
ialah shalat Ashar. Menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan
agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
‘This indeed is my straight path, so follow it, and do not follow [other] ways, for they will separate you from His way. This is what He enjoins upon you so that you may be Godwary.’
(QS. Al An'aam [6]:153)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
qul in kuntum tuhibbuuna allaaha faittabi'uunii yuhbibkumu allaahu wayaghfir lakum dzunuubakum waallaahu ghafuurun rahiimun
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Say, ‘If you love Allah, then follow me; Allah will love you and forgive you your sins, and Allah is all-forgiving, all-merciful.’
(QS. Ali 'Imran [3]:31)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:
Ayat-ayat dalam bab ini amat banyak sekali.
Adapun Hadist-hadist yang menguraikan bab ini amat banyak pula, juga masyhur-masyhur, maka itu akan kami ringkaskan dengan mengutip beberapa Hadist saja, di antaranya ialah:
'Aishah (May Allah be pleased with her) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "If anyone introduces in our matter something which does not belong to it, will be rejected".
[Al-Bukhari and Muslim].
The narration in Muslim says: "If anybody introduces a practice which is not authenticated by me, it is to be rejected".
عن عائشة، رضي الله عنها، قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد" (( متفق عليه)).
وفي رواية لمسلم : "من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد".
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perkara - agama -kita ini akan sesuatu yang semestinya tidak termasuk dalam agama itu, maka hal itu wajib ditolak."
(Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang mengamalkan sesuatu amalan yang atasnya itu tidak ada perintah kami - maksudnya perintah agama, maka amalan itu wajib ditolak."
Keterangan:
Wajib ditolak, artinya samasekali tidak boleh diterima, karena merupakan hal yang bathil, sebab memang tidak termasuk urusan agama, tetapi diada-adakan sendiri oleh manusia.
Hadist ini menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak diberi keterangan oleh Allah dan RasulNya, lalu diada-adakan itu wajib tidak kita terima atau wajib kita tolak mentah-mentah.
Ini apabila bersangkutan dalam soal peribadatan. Kalau dalam urusan keduniaan, maka Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sendiri telah memberi kebebasan untuk mengikhtiarkan mana yang terbaik dalam anggapan kita, asalkan tidak melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Engkau sekalian adalah lebih mengerti tentang urusan duniamu."
Jabir (May Allah be pleased with him) reported:
Whenever the Messenger of Allah (ﷺ) delivered a Khutbah, his eyes would become red, his tone loud and he showed anger as if he were warning us against an army. He (ﷺ) would say, "The enemy is about to attack you in the morning and the enemy is advancing against you in the evening". He would further say, "I am sent with the final Hour like these two fingers of mine." Messenger of Allah (ﷺ) held up his index finger and the middle finger together to illustrate. He used to add: "To proceed, the best speech is the Book of Allah and the best guidance is the guidance of Muhammad (ﷺ), the worst practice is the introduction of new practices in Islam and every Bid'ah is a misguidance". He would also say, "I am, in respect of rights, nearer to every believer than his own self. He who leaves an estate, it belongs to his heirs, and he who leaves a debt, it is my responsibility to pay it off." [Muslim]. Same Hadith as reported by 'Irbad bin Sariyah (May Allah be pleased with him) has already been recorded in the previous chapter regarding safeguarding the Sunnah of the Prophet (ﷺ).
(See Hadith number 158)
وعن جابر، رضي الله عنه ، كان رسول الله، صلى الله عليه وسلم، إذا خطب احمرت عيناه، وعلا صوته، واشتد غضبه، حتى كأنه منذر جيش يقول: "صبحكم ومساكم" ويقول: "بعثت أنا والساعة كهاتين" ويقرن بين أصبعيه؛ السبابة والوسطى، ويقول: "أما بعد؛ فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى محمد، صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة" ثم يقول: "أنا أولى بكل مؤمن من نفسه. من ترك مالاً فلأهله، ومن ترك ديناً أو ضياعاً فإلي وعلى" ((رواه مسلم)).
وعن العرباض بن سارية، رضي الله عنه ، حديثة السابق في باب المحافظة على السنة.
Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu apabila berkhutbah maka merah padamlah kedua matanya, keras suaranya, sangat marahnya, sehingga seolah-olah beliau itu seorang komandan tentara yang menakut-nakuti,
Sabdanya:
"Pagi-pagi ini musuh akan menyerang engkau semua," atau "sore ini musuh akan menyerang engkau semua."
Beliau bersabda pula:
"Saya diutus, sedang jarak terutusku dengan tibanya hari kiamat itu bagaikan dua jari ini."
Beliau merapatkan antara jari telunjuk dan jari tengah.
Beliau bersabda pula:
"Amma ba'd. Maka sesungguhnya sebaik-baik uraian adalah Kitabullah - al-Quran - dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, sedang seburuk-buruk perkara - agama - ialah hal-hal yang diada-adakan sendiri dan semua kebid'ahan itu adalah sesat."
Selanjutnya beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Saya adalah lebih berhak terhadap setiap orang mu'min daripada dirinya sendiri. Barangsiapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak dari keluarganya, tetapi barangsiapa yang meninggalkan hutang atau tanggungan - keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan, maka itu adalah kepadaku atau menjadi tanggunganku."
(HR. Muslim)
Dari al-'Irbadh bin Sariyah r.a., yaitu Hadistnya yang terdahulu - lihat Hadist nomor 157 - dalam Bab 16 [Memelihara Sunnah].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar