Senin, 29 Desember 2014

Bab 17 - Mengikuti Hukum Allah


BAB 17.
KEWAJIBAN MENGIKUTI HUKUM ALLAH DAN APA-APA YANG DIUCAPKAN OLEH ORANG-ORANG YANG DIAJAK KE ARAH ITU DAN YANG DIPERINTAH BERBUAT KEBAIKAN ATAU DILARANG BERBUAT KEBURUKAN.


Allah Ta'ala berfirman:

 فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
falaa warabbika laa yu/minuuna hattaa yuhakkimuuka fiimaa syajara baynahum tsumma laa yajiduu fii anfusihim harajan mimmaa qadhayta wayusallimuu tasliimaan

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

But no, by your Lord! They will not believe until they make you a judge in their disputes, then do not find within their hearts any dissent to your verdict and submit in full submission.
(QS. An Nisaa' [4]:65)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
innamaa kaana qawla almu/miniina idzaa du'uu ilaa allaahi warasuulihi liyahkuma baynahum an yaquuluu sami'naa wa-atha'naa waulaa-ika humu almuflihuuna

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka {1046} ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
{1046} Maksudnya: di antara kaum muslimin dengan kaum muslimin dan antara kaum muslimin dengan yang bukan muslimin.

All the response of the faithful, when they are summoned to Allah and His Apostle that He may judge between them, is to say, ‘We hear and obey.’ It is they who are the felicitous.
(QS. An Nuur [24]:51)

Keterangan:
Setiap orang sudah pasti mengerti bahwa Islam adalah suatu agama yang sudah cukup lengkap hukum-hukumnya serta peraturan-peraturannya. Dalam segala macam persoalan Islam sudah menyediakan hukum yang wajib diterapkan untuknya itu, mulai dari hal yang sekecil-kecilnya seperti berkawan, adab pergaulan,berumah tanggadan lain-lain, juga sampai yang sebesarnya, misalnya menegakkan tertib hukum, mengatur keamanan dalam negara dan sebagainya. Dalam hal perselisihan antara orang seorang, antara golongan satu dengan lainnya, bahkan antara bangsa dengan lain bangsapun tercantum pula hukumnya.

Jadi kita sebagar penganut agama Islam berkewajiban mengamalkan hukum-hukum itu tanpa membantah samasekali, jika memang benar-benar nyata hukum itu dari Tuhan dan RasulNya dan bukan semata-mata dibuat-buat sendiri oleh manusia yang gemar pada kebid'ahan, jelasnya orang-orang yang mengada-adakan hukum dari kehendaknya sendiri dan dikatakan bahwa itulah hukum agama dari Tuhan.

Sementara itu segala persoalan yang terjadi, maka untuk menerapkan hukumnya jangan menggunakan hukum yang selain dari Tuhan dan RasulNya. Jadi persoalan itu kita cocokkan sesuai dengan hukum yang ada dalam agama Islam.

Manakala kita mengerjakan kebalikannya, tentulah salah, yaitu persoalan yang ada itu kita carikan hukumnya dalam agama yang kiranya dapat sesuai dengan kehendak atau kemauan hawa nafsu kita sendiri, atau disesuaikan dengan kemauan orang lain yang kita anggap terhormat agar mendapatkan pujian atau sekedar harta daripadanya.

Oleh sebab itu jikalau hukum agama itu diibaratkan sebagai kepala atau kaki, sekiranya kita ingin membeli kopyah atau sepatu, hendaknya kopyah dan sepatu itu yang kita cocokkan dengan kepala atau kaki kita dan tidak sebaliknya, yakni kepala atau kaki yang kita cocokkan dengan kopyah atau sepatu tersebut. Kalau kekecilan, kepala dan kaki diperkecilkan dan kalau kebesaran, lalu kepala atau kaki dipukuli agar bengkak sehingga cocok dengan kopyah atau sepatu yang berukuran besar tadi.

Ringkasnya dalam segala hal, jangan sampai hukum agama yang dikalahkan, sebaliknya itulah yang justeru wajib dimuliakan dan dijunjung setinggi-tingginya, sebab memang datangnya dari Tuhan Rabbul 'Alamin. Semogalah kita dapat melaksanakan yang sedemikian ini, sehingga berbahagialah hidup kita sejak di dunia sampai di akhirat nanti. Amin.

Dalam bab ini ada beberapa Hadis, di antaranya ialah Hadis Abu Hurairah yang tercantum dalam permulaan bab sebelum ini – lihat Hadis no. 156 - dan ada pula Hadis-hadis yang lainnya.


Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
When it was revealed to Messenger of Allah (ﷺ): "To Allah belongs all that is in the heavens and all that is on the earth, and whether you disclose what is in your own selves or conceal it, Allah will call you to account for it," the Companions of Messenger of Allah (ﷺ) felt it hard and severe and they came to Messenger of Allah (ﷺ) and sat down on their knees and said: "O Messenger of Allah, we were assigned some duties which were within our power to perform, such as Salat (prayer), Saum (fasting), Jihad (striving in the Cause of Allah), Sadaqah (charity). Then this (the above mentioned) Verse was revealed to you and it is beyond our power to live up to it." Messenger of Allah (ﷺ) said, "Do you want to say what the people of two Books (Jews and Christians) said before you: 'We hear and disobey?' You should rather say: 'We hear and we obey, we seek forgiveness, our Rubb and unto You is the return."' And they said: "We hear and we obey, (we seek) Your forgiveness, our Rubb! And unto You is the return." When the people recited it and it smoothly flowed on their tongues, then Allah revealed immediately afterwards: "The Messenger (Muhammad (ﷺ)) believes in what has been sent down to him from his Rubb, and (so do) the believers. Each one believes in Allah, His Angels, His Books, and His Messengers. (They say), 'We make no distinction between one another of His Messengers' - and they say, 'We hear, and we obey. (We seek) Your forgiveness, our Rubb, and to You is the return (of all)". When they did that, Allah abrogated this (Ayah) and Allah the Great revealed: "Allah burdens not a person beyond his scope. He gets reward for that (good) which he has earned, and he is punished for that (evil) which he has earned." (The Prophet (ﷺ) said): "Yes. 'Our Rubb! Lay not on us a burden like that which You did lay on those before us (Jews and Christians)". (The Prophet (ﷺ) said): "Yes. 'Our Rubb! Put not on us a burden greater than we have strength to bear". (The Prophet (ﷺ) said): "Yes. 'Pardon us and grant us forgiveness. Have mercy on us. You are our Maula (Patron, Supporter and Protector) and give us victory over the disbelieving people".
He (the Prophet (ﷺ)) said: "Yes".
[Muslim].

عن أبي هريرة، رضي الله عنه ، قال‏:‏ لما نزلت على رسول الله، صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏{‏ لله ما في السموات وما في الأرض وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به الله‏}‏ الآية ‏(‏‏(‏البقرة‏:‏283‏)‏‏)‏ أشتد ذلك على أصحاب رسول الله، صلى الله عليه وسلم، فأتوا رسول الله ، صلى الله عليه وسلم، ثم بركوا على الركب فقالوا‏:‏ أي رسول الله كلفنا من الأعمال مانطيق‏:‏ الصلاة والجهاد والصيام والصدقة، وقد أنزلت عليك هذه الآية ولا نطيقها‏.‏ قال رسول الله، صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏"‏أتريدون أن تقولوا كما قال‏:‏ أهل الكتابين من قبلكم‏:‏ سمعنا وعصينا‏؟‏ بل قولوا‏:‏ سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإليك المصير‏"‏ فلما اقترأها القوم، وذلت بها ألسنتهم؛ أنزل الله تعالى في إثرها‏:‏ ‏{‏آمن الرسول بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون كل آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرق بين أحد من رسله وقالوا سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإليك المصير‏}‏ فلما فعلوا ذلك نسخها الله تعالى؛ فأنزل الله عز وجل‏:‏ ‏{‏لايكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت ، ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا‏}‏ قال‏:‏ نعم ‏{‏ ربنا ولا تحمل علينا إصراً كما حملته على الذين من قبلنا ‏}‏ قال‏:‏ نعم ‏{‏ ربنا ولا تحملنا ما لا طاقة لنا به‏}‏ قال ‏:‏ نعم ‏{‏واعف عنا واغفر لنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين ‏}‏ قال‏:‏ نعم‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏


Dari Abu Hurairah r.a.katanya: "Ketika ayat ini turun pada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam yaitu-yang artinya: Bagi Allah adalah apa-apa yang ada di dalam langit dan apa yang ada di bumi. Jikalau engkau semua terangkan apa-apa yang dalam hatimu alau jikalau engkau semua sembunyikan itu, niscayalah Allah akan memperhitungkan semuanya," sampai akhir ayat.

Di kala itu, maka hal yang sedemikian tadi dirasa amat beratoleh para sahabat Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam Mereka lalu mendatangi Rasulullah s.a.w. kemudian mereka berjongkok di atas lutut mereka lalu berkata: "Ya Rasulullah, kita telah dipaksakan untuk melakukan amalan-amalan yang kita semua juga kuat melaksanakannya, yaitu shalat, puasa, jihad dan sedekah. Tetapi kini telah diturunkan kepada Tuan sebuah ayat dan kita rasanya tidak kuat melaksanakannya.

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Adakah engkau semua hendak mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh dua golongan ahlul kitab-kaum Nasrani dan Yahudi -yang hidup sebelummu semua ini, yaitu ucapan: "Kita mendengar tetapi kita menyalahi." Tidak boleh sedemikian itu, tetapi ucapkanlah: "Kita mendengar dan kita mentaati. Kita memohonkan pengampunan padaMu,ya Tuhan kita, dan kepadaMulah tempat kembali."

Setelah kaum - sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. - membaca itu, lagi pula lidah-lidah mereka telah tunduk - tidak bisa bercakap sesuatu, lalu Allah Ta'ala menurunkan lagi sesudah itu ayat - yang artinya:

"Rasul itu mempercayai apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, begitu pula orang-orang yang beriman. Semuanya percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya, dan rasul-rasulNya. Mereka berkata: "Kita tidak membeda-bedakan seorangpun di antara rasul-rasul Allah itu." Mereka berkata lagi: "Kita mendengar dan kita mentaati. Kita memohonkan pengampunan daripadaMu, ya Tuhan kita dan kepadaMulah tempat kembali."

Selanjutnya setelah mereka telah melaksanakan sebagaimana isi ayat di atas itu, lalu Allah 'Azzawajalla menurunkan lagi ayat - yang artinya:

"Allah tidak melaksanakan kewajiban kepada seseorang, hanyalah sekedar kekuatannya belaka, bermanfaat untuknya apa-apa yang ia lakukan dan berbahaya pula atasnya apa-apa yang ia lakukan. Ya Tuhan kita, janganlah Engkau menghukum kita atas sesuatu yang kita lakukan karena kelupaan atau kekhilafan - yang tidak disengaja."

Beliau s.a.w. bersabda:
"Benar, kita telah melaksanakan."

"Ya Tuhan kita, janganlah Engkau pikulkan kepada kita beban yang berat, sebagaimana yang telah Engkau pikulkan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kita."

Beliau bersabda:
"Benar."

"Ya Tuhan kita, janganlah Engkau pikulkan kepada kita sesuatu yang kita tidak kuat melaksanakannya."

Beliau bersabda:
"Benar."

"Dan berilah maaf dan pengampunan, belas kasihanlah kita. Engkau pelindung kita, maka tolonglah kita terhadap kaum kafirin itu."

Beliau bersabda:
"Benar."
(Ayat di atas dari surat QS. Al Baqarah [2]:286)
(HR. Muslim)
Klik Di Sini
•[Daftar Isi]•
[Bab 16]•[Bab 18]•
kx2bab-eaxeexka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar