Senin, 22 Desember 2014

Bab 5 - Muraqabah



BAB 5.

MURAQABAH.
(Pengintaian)

Allah Ta'ala berfirman:
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ
وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ

alladzii yaraaka hiina taquumu, wataqallubaka fii alssaajidiina

"Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),"
"Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud."
(QS. As Syu'ara [26]:218-219)

Allah Ta'ala berfirman pula:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
huwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha fii sittati ayyaamin tsumma istawaa 'alaa al'arsyi ya'lamu maa yaliju fii al-ardhi wamaa yakhruju minhaa wamaa yanzilu mina alssamaa-i wamaa ya'ruju fiihaa wahuwa ma'akum ayna maa kuntum waallaahu bimaa ta'maluuna bashiirun

"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy {1454} Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya {1455}. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al Hadiid [57]:4)
{1454} Bersemayam di atas `Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
{1455} Yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan doa-doa hamba.

Allah Ta'ala berfirman lagi:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
inna allaaha laa yakhfaa 'alayhi syay-un fii al-ardhi walaa fii alssamaa'-i

"Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit."(QS. Ali Imran [3]:5)

Juga, firman Allah Ta'ala:
إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ
inna rabbaka labialmirshaadi

"Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi."
(QS. Al Fajr [89]:14)

Juga, Allah Ta'ala berfirman:
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
ya'lamu khaa-inata al-a'yuni wamaa tukhfii alshshuduuru

"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat {1319} dan apa yang disembunyikan oleh hati."
(QS. Al Mu'min [40]:19)
{1319} Yang dimaksud dengan pandangan mata yang khianat adalah pandangan yang dilarang, seperti memandang kepada wanita yang bukan muhrimnya.

Ayat-ayat yang mengenai bab ini banyak sekali dan kiranya dapat dimaklumi.

Adapun Hadist-hadistnya ialah:

PERTAMA


'Umar bin Al-Khattab (May Allah be pleased with them) said:
Once we were sitting in the company of Messenger of Allah (ﷺ) when there appeared a man dressed in very white clothes and having extraordinary black hair. No signs of fatigue of journey appeared on him and he was known to none of us. He sat down facing the Prophet (ﷺ) leaning his knees against the knees of the Prophet (ﷺ) and placing both of his palms over his two thighs and said, "O Muhammad (ﷺ)! Tell me about Islam". He (ﷺ) replied, "Islam is to testify that none has the right to be worshipped but Allah, and that Muhammad (ﷺ) is the Messenger of Allah; that you observe Salat (prayers), pay Zakat, observe Saum (fasting) of Ramadan and perform Hajj (pilgrimage) of the House, provided you have resources of making journey to it." He replied: "You have spoken the truth." We were surprised to see that he had asked him and confirmed the correctness of the answers. He then enquired: "Tell me about Iman." He (ﷺ) said: "It is to believe in Allah, His angels, His Books, His Messengers and the Last Day and that you believe in preordainment (destiny), its bad and good consequences." He said, "You have spoken the truth." He then enquired: "Tell me about Ihsan." He (ﷺ) said, "It is to worship Allah as if you are seeing Him; and although you do not see Him, He sees you." He enquired: "Inform me about the Hour (i.e., the Day of Resurrection)." He (ﷺ) replied, "I have no more knowledge thereof than you". He said, "Inform me about some of its signs." He (ﷺ) said, "They are - that a bondswoman gives birth to her own master, and that you will find the barefooted, naked, poor shepherds competing one another in the construction of higher buildings." Then he departed. The Messenger of Allah kept silent for a while then he said to me, "O 'Umar! Do you know who the questioner was?" I replied, "Allah and His Messenger know better." The Prophet (ﷺ) said, "He was Jibril (Gabriel); he came to you to teach you your religion."
[Muslim]

وأما الأحاديث ؛ فالأول‏:‏ عن عمر بن الخطاب، رضي الله عنه ، قال ‏ "‏ بينما نحن جلوس عند رسول الله، صلى الله عليه وسلم ذات يوم إذ طلع عينا رجل شديد بياض الثياب ، شديد سواد الشعر، لا يرى عليه أثر السفر، ولا يعرفه منا أحد، حتى جلس إلى النبي ،صلى الله عليه وسلم ، فأسند ركبتيه إلى ركبتيه، ووضع كفيه على فخذيه وقال‏:‏ يا محمد أخبرني عن الإسلام، فقال‏:‏ رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله ، وأن محمداً رسول الله وتقيم الصلاة، وتؤتي الزكاة ، وتصوم رمضان ، وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلاً‏.‏ قال صدقت‏.‏ فعجبنا له يسأله ويصدقه‏!‏ قال ‏:‏ فأخبرني عن الإيمان‏.‏ قال أن تؤمن بالله، وملائكته، وكتبه ورسله، واليوم الآخر، وتؤمن بالقدر خيره وشره‏.‏ قال صدقت‏.‏ قال فأخبرني عن الإحسان ‏.‏ قال أن تعبد الله كأنك تراه؛ فإن لم تكن تراه فإنه يراك‏.‏ قال‏:‏ فأخبرني عن الساعة‏.‏ قال‏:‏ ما المسؤول عنها بأعلم من السائل‏.‏ قال ‏:‏ فأخبرني عن أماراتها قال‏:‏ أن تلد الأمة ربتها، وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطالون في البنيان‏.‏ ثم انطلق، فلبثت ملياً، ثم قال‏:‏ يا عمر أتدري من السائل‏؟‏ قلت‏:‏ الله ورسوله أعلم‏.‏ قال‏:‏ فإنه جبريل أتاكم يعلمكم أمر دينكم‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullah s.a.vv. yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas bepergian dan tidak seorangpun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Nabi s.a.w. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri.

Dan berkata:
"Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Islam, yaitu hendaknya engkau menyaksikan bahwa tiada piihan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pula engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan melakukan haji ke Baitullah jikalau engkau kuasa jalannya ke situ."

Orang itu berkata:
"Tuan benar."

Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya.

Ia berkata lagi:
"Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman."

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari penghabisan - kiamat - dan hendaklah engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk - semuanya dari Allah jua."

Orang itu berkata:
"Tuan benar."

Kemudian katanya lagi:
"Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan."

Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Yaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu."

Ia berkata:
"Tuan benar."

Katanya lagi:
"Kemudian beritahukanlah padaku tentang hari kiamat."

Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Orang yang ditanya (yakni beliau s.a.w. sendiri) tentulah tidak lebih tahu dari orang yang menanyakannya (yakni orang yang datang tiba-tiba tadi.)."

Orang itu berkata pula:
"Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang alamat-alamatnya hari kiamat itu."

Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Yaitu apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya - maksudnya hamba sahaya itu dikawin oleh pemiliknya sendiri yang merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakan hamba sahaya perempuan melahirkan tuan puterinya - dan apabila engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang-telanjang, miskin-miskin dan sebagai penggembala kambing sama bermegah-megahan dalam gedung-gedung yang besar - karena sudah menjadi kaya-raya dan bahkan menjabat sebagai pembesar-pembesar negara."

Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya - yakni Umar r.a. - berdiam diri beberapa saat lamanya.

Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hai Umar, adakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?"

Saya menjawab: "Allah dan RasulNyalah yang lebih mengetahuinya."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang agama kepadamu semua."
(Riwayat Muslim)

Makna Talidulamatu rabbatahaa, yakni tuan puterinya. Adapun pengertiannya ialah oleh sebab banyaknya hamba sahaya perempuan sehingga budak-budak tersebut melahirkan puteri untuk tuan yang memilikinya.  Puteri tuannya itu sama kedudukannya dengan tuannya sendiri.

Tetapi ada sebagian ulama yang mengatakan tidak sedemikian itu maksudnya. Al-'Aalah, ialah golongan orang-orang fakir.
<<☼>>
Adapun kata Maliyyan artinya waktu yang lama, yaitu sampai tiga hari tiga malam lamanya.
Sebabnya Sayidina Umar terheran-heran karena orang yang bertanya itu semestinya belum mengerti apa yang ditanyakan, tetapi anehnya setelah diberi jawaban, tiba-tiba penanya itu berkata: "Tuan benar," dan kata-kata sedemikian ini tentulah menunjukkan bahwa penanya itu telah mengerti.
<<☼>>
Barulah keheranan Sayidina Umar itu lenyap setelah diberitahu bahwa yang bertanya tadi sebenarnya adalah Jibril a.s. yang kedatangannya memang sengaja hendak mengajarkan soal-soal keagamaan kepada para sahabat Rasulullah s.a.w.

Dalam Hadis di atas, ada beberapa hal yang penting kita ketahui, yaitu:
  • Mendirikan shalat artinya tidak semata-mata menjalankan shalat saja, tetapi harus dipenuhi pula syarat-syarat serta rukun-rukunnya dan ditepatkan selalu menurut waktuwaktunya.
  • Percaya kepada Allah yakni meyakinkan bahwa Allah itu ada (jadi jangan beranggapan bahwa Allah itu tidak ada seperti faham komunis), dan lagi Allah itu bersifat dengan semua sifat kemuliaan, keagungan dan kesempurnaan serta terjauh dari semua sifat kekurangan, kehinaan dan kerendahan.
  • Malak ialah makhluk Allah yang dibuat daripada nur (cahaya) dan tidak berjejal-jejal seperti cahaya lampu yang memenuhi rumah. Dengan cahaya seribu lampu, belum juga sesak rumah itu. Dengan ini teranglah apa yang dimaksud dalam sebuah Hadis: Artinya:"Bahwasanya Allah itu mempunyai malaikat, ada yang memenuhi sepertiga alam, ada yang memenuhi dua pertiga alam dan ada yang memenuhi alam seluruhnya." Adapun arti iman kepada malaikat ialah harus percaya bahwa mereka itu benar-benar ada dan bahwa mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Malak itu sebenarnya kata mufrad dan jamaknya berbunyi malaikat.
  • Percaya kepada kitab-kitab Allah ialah meyakinkan betul-betul bahwa kitab-kitab suci itu adalah firman Allah yang sebenar-benarnya yang diturunkan pada Rasul-rasulNya dengan jalan wahyu dan meyakinkan pula bahwa isi yang terkandung di dalamnya itu semua benar.
  • Percaya kepada para Rasul artinya beri'tikad seteguh-teguhnya bahwa apa yang mereka bawa itu memang sebenarnya dari Allah Ta'ala.
  • Hari Akhir ialah hari Kiamat. Iman dengan hari kiamat artinya mempercayai betulbetul akan terjadinya hari penghabisan itu dan apa saja yang terjadi sesudahnya, misalnya Hasyar (akan dikumpulkannya semua makhluk di padang mahsyar), Hisab (semua amal akan diperhitungkan), Mizan (amal-amal akan ditimbang dalam neraca), menyeberangi jembatan yang disebut Shirath dan kemudian ada yang masuk Jannah (syurga), ada pula yang terus terjun ke (neraka) dan lain-lain hal lagi.
  • Qadar ialah ketentuan dari Allah sebelum Allah membuat semua makhluk ini, yang baik maupun yang jahat. Jadi segala macam adalah dengan kehendak Allah yang telah dipastikan sejak zaman azali dulu yaitu zaman sebelum Allah membuat apa-apa. Tetapi kita jangan lupa berikhtiar, karena kita telah diberi akal oleh Allah untuk mengusahakan bagaimana jalannya agar kita tetap bernasib baik dan terjauh dari nasib buruk. Kita tetap harus berdaya upaya selama hayat dikandung badan.
Dengan cara ibadat sebagaimana yang terkandung dalam arti kata Ihsan ini, maka tentu akan khusyuklah kita sewaktu menyembah Allah itu. Kalau dapat seolah-olah tahu pada Allah, ini namanya Mukasyafah (terbuka dari semua tabir yang menutup) dan kalau mengangan-angankan bahwa Allah tetap melihat kita, ini namanya Muraqabah (mengintaiintainya Allah pada kita).
<<☼>>
Tanda-tanda yang dimaksud ini ialah tanda-tanda kecil sebab datangnya hari kiamat itu ada tanda-tandanya yang kecil dan ada tanda-tandanya yang besar. Tanda-tanda kecil artinya datangnya itu masih agak jauh, tetapi bila tanda-tanda besar telah nampak, maka itulah yang menunjukkan bahwa hari kiamat telah sangat dekat sekali saat terjadinya.
<<☼>>
Hamba sahaya perempuan melahirkan tuannya - artinya, banyak sahaya perempuan itu yang dikawin oleh raja-raja atau pejabat-pejabat tinggi lalu meiahirkan anak-anak perempuan sehingga anak-anaknya itu pun akan berkedudukan sebagaimana ayahnya.
<<☼>>
Orang yang tak beralas kaki, telanjang, miskin serta penggembala kambing sama bermegah-megah dalam gedung-gedung besar, maksudnya ialah bahwa yang asalnya hanya penggembala yang miskin hingga seolah-olah tak pernah beralas kaki dan pakaiannya hampir-hampir tidak ada (boleh dikata telanjang) tiba-tiba menjadi pembesar-pembesar negeri dan mendiami gedung-gedung besar lagi indah dan sama berkuasa serta kaya raya.
<<☼>>
Dengan demikian, keadaan negeri lalu rusak binasa sebab sesuatu perkara semacam pemerintahan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, sebagaimana dalam sebuah hadist, diterangkan:

Artinya:
"Apabita sesuatu perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kerusakannya."
<<☼>>

Dengan initahulah kita bahwa Islam itu mengandung tiga unsur yang utama yakni:
  • 5 Arkanul Islam,
  • 6 Arkanul Iman, dan
  • 2 Arkanul Ihsan.

KEDUA


Abu Dharr and Mu'adh bin Jabal (May Allah be pleased with them) reported that:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "Fear Allah wherever you are, do good deeds after doing bad ones, the former will wipe out the latter, and behave decently towards people".
[At- Tirmidhi].

الثانى‏:‏ عن أبي ذر جندب بن جنادة، وأبي عبد الرحمن معاذ بن جبل، رضي الله عنهما، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال‏:‏ ‏ "‏ اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه الترمذي وقال حديث حسن ‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah dan Abu Abdur Rahman yaitu Mu'az bin Jabal radhiallahu 'anhuma dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: "Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan ikutilah perbuatan jelek itu dengan perbuatan baik, maka kebaikan itu dapat menghapuskan kejelekan tadi dan pergaulilah para manusia dengan budi pekerti yang bagus."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Keterangan:
Hadis ini mengandung tiga macam unsur, yakni bertaqwa kepada Allah, kebaikan diikutkan sesudah mengerjakan kejelekan dan perintah bergaul dengan baik antara seluruh ummat manusia.
Mengenai yang ketiga tidak kami jelaskan lebih panjang, sebab masing-masing bangsa tentu memiliki cara-cara atau adat-istiadat sendiri.
<<☼>>
Namun demikian juga mesti dilaksanakan dengan mengikuti ajaran-ajaran yang ditetapkan oleh agama Islam, sehingga tidak melampaui batas, akhirnya terperosok dalam hal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta'ala. Jadi di bawah ini akan diuraikan periha! yang dua buah unsur saja, yaitu:
Takut pada Allah atau Taqwallah adalah satu kata yang menghimpun arti yang sangat dalam sekali, pokoknya ialah mengikuti dan mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi serta menahan dir idari melakukan larangan-laranganNya. Dengan demikian terjagalah jiwa dan terpeliharalah hati manusia dari kemungkaran, kemaksiatan, kemusyrikan yang terang (jali) atau yang tidak terang (khafi), juga terhindar dari kekufuran dan kemurtadan. Tuhan tentu akan melindungi orang yang taqwa itu dari semuanya tadi. Tentang ini Allah telah berfirman: "Sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang sama berlaku baik."
<<☼>>
Mengikutkan kebaikan sesudah melakukan kejahatan itu misalnya ialah bertaubat, karena dengan demikian lenyaplah segenap kesalahan yang kita lakukan, asalkan kita bertaubat itu dengan sebenar-benarnya, sebagaimana firman Allah: Artinya: "Melainkan orang yang bertaubat dan beriman dan beramal shalih, maka mereka itu kejelekankejelekannya akan diganti oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan."
<<☼>>

KETIGA


Ibn Abbas (May Allah be pleased with them) said:
One day, I was riding behind the Prophet (ﷺ) when he said, "O boy! I will instruct you in some matters. Be watchful of Allah (Commandments of Allah), He will preserve you. Safeguard His Rights, He will be ever with you. If you beg, beg of Him Alone; and if you need assistance, supplicate to Allah Alone for help. And remember that if all the people gather to benefit you, they will not be able to benefit you except that which Allah had foreordained (for you); and if all of them gather to do harm to you, they will not be able to afflict you with anything other than that which Allah had pre-destined against you. The pens had been lifted and the ink had dried up".
[At- Tirmidhi].
Another narration is: Messenger of Allah (ﷺ) said, "Safeguard the Commandments of Allah, you will find Him before you. Remember Him in prosperity and He will remember you in adversity. Be sure that which you miss, was not to hit you; and what hits you, was never to miss you. Remember that the Help of Allah is obtained with patience, and relief emerges after distress, prosperity follows adversity, and hardship is followed by ease".

الثالث‏:‏ عن ابن عباس، رضي الله عنهما، قال‏:‏ ‏"‏ كنت خلف النبي، صلى الله عليه وسلم، يوماً فقال‏:‏ ‏"‏ يا غلام إني أعلمك كلمات‏:‏ ‏"‏احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل الله ، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم‏:‏ أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء، لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضروك بشيء، لم يضروك بشيء إلا بشيء قد كتبه الله عليك؛ رفعت الأقلام، وجفت الصحف‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya berada di belakang Nabi s.a.w. - dalam kendaraan atau membonceng - pada suatu hari.

Lalu beliau bersabda:
"Hai anak, sesungguhnya saya hendak mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yaitu:
Peliharalah Allah - dengan mematuhi perintah-perintahNya serta menjauhi laranganlaranganNya, pasti Allah akan memeliharamu, peliharalah Allah, past! engkau akan dapati Dia di hadapanmu.
Jikalau engkau meminta, maka mohonlah kepada Allah dan jikalau engkau meminta pertolongan, maka mohonkanlah pertolongan itu kepada Allah pula.
Ketahuilah bahwasanya sesuatu ummat - yakni makhluk seluruhnya - ini, apabila berkumpul - bersepakat - hendak memberikan kemanfaatan padamu dengan sesuatu - yang dianggapnya bermanfaat untukmu, maka mereka itu tidak akan dapat memberikan kemanfaatan itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu.
Juga apabila ummat-seluruh makhluk - itu berkumpul - bersepakat - hendak memberikan bahaya padamu dengan sesuatu - yang dianggap berbahaya untukmu, maka mereka itu tidak akan dapat memberikan bahaya itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu.
Pena telah diangkat - maksudnya ketentuan - ketentuan telah ditetapkan - dan lembaran-lembaran kertas telah kering - maksudnya catatan-catatan di Lauh Mahfuzh sudah tidak dapat diubah lagi.
"

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadist hasan shahih.

Dalam riwayat selain Tirmidzi disebutkan:
"Peliharalah Allah, maka engkau akan mendapatkanNya di hadapanmu. Berkenalanlah kepada Allah - yakni tahulah kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan untuk Allah - di waktu engkau dalam keadaan lapang - sehat, kaya dan lain-lain, maka Allah akan mengetahuimu - memperhatikan nasibmu - di waktu engkau dalam keadaan kesukaran - sakit, miskin dan lain-lain.
Ketahuilah bahwa apa-apa yang terlepas daripadamu itu - keuntungan atau bahaya, tentu tidak akan mengenaimu dan apa-apa yang mengenaimu itu pasti tidak akan dapat terlepas daripadamu.
Ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabaran dan bahwasanya kelapangan itu beserta kesukaran dan bahwasanya beserta kesukaran itu pasti ada kelonggaran.
"

Keterangan:

Hal-hal yang perlu dimaklumi dalam Hadis ini ialah:
  • Ada di belakang Nabi s.a.w. maksudnya ialah membonceng waktu naik bighal (semacam kuda) dengan duduk di belakang beliau.
  • Peliharalah Allah, yakni peliharalah perintah-perintah dan larangan-larangan Allah serta berhati-hatilah pada kedua macam hal itu, pasti engkau dijaga olehNya dalam duniamu, agamamu, dirimu dan keluargamu.
  • Ummat ialah semua makhluk yang dimaksudkan.
  • Pena-pena telah diangkat, artinya ketentuan-ketentuan telah tetap.
  • Kertas-kertas telah kering maksudnya catatan-catatan semua yang ada di dalam dunia semesta ini (sebagaimana yang tertera di Lauh Mahfuzh) tentu saja tak ada yang dapat mengubah takdir-takdir dari Allah itu kecuali yang dikehendaki olehNya sendiri sebagaimana firmanNya: Artinya: "Allah menghapus serta menetapkan apa saja yang dikehendaki olehNya dan di sisi Allahlah ummut kitab atau pokok Catalan." Ummul kitab ini adalah ilmu Allah yang qadim (dahulu) sejak zaman azali (sebelum ada apa-apa kecuali Allah).

Selain Tirmidzi yakni 'Abd bin Humaid dan juga Imam Ahmad.

Suka mengenai pada Allah artinya senantiasa mendekat dan taat padaNya. Kalau kita suka demikian ketika kita dalam keadaan lapang (banyak rezeki dan badan sihat), maka Allah pasti suka melihat kita yakni mau memberi pertolongan pada kita apabila kita dalam keadaan sukar pada suatu waktu.
<<☼>>
Suatu yang telah ditentukan oleh Allah (sejak zaman azali) akan lepas dari kita, (tidak dapat kita capai), sudah tentu selamanya barang itu tetap lepas dari kita yakni tidak dapat mengenai kita (kita peroleh). Demikian pula sebaliknya, yaitu bahwa sesuatu yang telah ditentukan akan kita dapatkan, maka bagaimanapun juga tidak akan lepas dari kita.
<<☼>>
Pertolongan Allah beserta kesabaran yakni bila kita ingin pertolongan dari Allah, haruslah kita sabar.
Kelapangan beserta kesusahan dan nanti pasti ada kelonggaran yakni manusia itu tidak mungkin akan terus menerus susah dan sukar, insya Allah pada suatu ketika ia akan menemui kelapangan dan kelonggaran juga.
<<☼>>

KEEMPAT


Anas (May Allah be pleased with him) said:
You indulge in (bad) actions which are more insignificant to you than a hair while we considered them at the time of Messenger of Allah (ﷺ) to be great destroying sins".
[Al-Bukhari].

الرابع‏:‏ عن أنس رضي الله عنه قال‏:‏ ‏"‏إنكم لتعملون أعمالاً هي أدق في أعينكم من الشعر، كنا نعدها على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم من الموبقات‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري ‏)‏‏)‏ (21)‏.‏

Dari Anas r.a., katanya: "Sesungguhnya engkau semua pasti melakukan berbagai amalan - yang diremehkannya sebab dianggap dosa kecil-kecil saja, yang amalanamalan itu adalah lebih halus - lebih kecil - menurut pandangan matamu daripada sehelai rambut. Tetapi kita semua di zaman Rasulullah s.a.w. menganggapnya termasuk golongan dosa-dosa yang merusakkan - menyebabkan kecelakaan dan kesengsaraan."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan ia mengatakan bahwa arti Almubiqat ialah apa-apa yang merusakkan.


KELIMA



Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, 'Verily, 'Allah, the Exalted, becomes angry, and His Anger is provoked when a person does what Allah has declared unlawful".
[Al-Bukhari and Muslim].

الخامس ‏:‏ عن أبي هريرة، رضي الله عنه ، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال‏:‏ ‏ "‏ إن الله تعالى يغار، وغيرة الله ، تعالى، أن يأتي المراء ما حرم الله عليه‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Abu Hurairah r.a. dari

Nabi s.a.w., sabdanya:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu cemburu dan kecemburuan Allah Ta'ala itu ialah apabila seseorang manusia mendatangi -mengerjakan - apa-apa yang diharamkan oleh Allah atasnya."
(Muttafaq 'alaih)


KEENAM



Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) said that:
He heard the Prophet (ﷺ) said: "There were three men among the Banu Israel, one leper, one bald and one blind. Allah wanted to test them. He therefore, sent to them an angel who came to the leper and asked him what he would like best. He replied: "A good colour, a good skin and to be rid of what makes me loathsome to people". He (the angel) rubbed him and his loathsomeness vanished and he was given a good colour and a good skin. He then asked him what type of property he would like best. The leper replied that he would like camels - [or perhaps he said cattle, for Ishaq (one of the subnarrator of the Hadith) was uncertain, either said: 'Camels,' or: 'Cattle']. He was given a pregnant she-camel. The angel invoked for Allah's Blessing on it. The angel then went to the bald man and asked him what he would like best and he replied: "Good hair and to be rid of what makes me loathsome to people". The angel ran his hand over him and he was given good hair. He then asked him what property he would like best. He replied that he would like cattle, so he was given a pregnant cow. The angel invoked Allah's Blessing on it. The angel then went to the blind man and asked him what he would like best, and he replied: "I wish that Allah restore my sight to me so that I may see people." Thereupon the angel ran his hand over him and Allah restored his sight. The angel then asked what property he would like best. He replied that he would like sheep, so he was given a pregnant ewe. Flocks and herds were produced for the three men, the first having a valley full of camels, the second one, a valley full of cows and the third one full of sheep. Then the angel came in the form of a leper, to the one who had been a leper, and said: "I am a poor man and my resources have been exhausted in my journey, and my only means of reaching my destination are dependent on Allah and then on you, so I ask you by Him Who gave you the good colour, the good skin and the property, for a camel by which I may get to my destination". He replied: "I have many dues to pay." The angel then said: "I think I recognize you. Were you not a leper whom people found loathsome and a poor man to whom Allah gave property?" He replied: "I inherited this property through generations". The angel said: "If you are telling a lie, may Allah return you to your former condition". The angel went in the form of a bald man to the one who had been bald, and said the same as he had said to the former and received a similar reply. So he said: "If you are telling a lie, may Allah return you to your former condition". The angel then went to the one who had been blind and said: "I am a poor traveller and my resources have been exhausted in my journey. My only means of reaching my destination are dependant on Allah and then on you, so I ask you by Him Who restored your eyesight for a sheep by which I may get to the end of my journey". He replied: "Yes, I was blind. Allah restored my eyesight, so take what you wish and leave what you wish. I swear by Allah that I shall not argue with you today to return anything you take, as I give it for Allah's sake". The angel said: "Keep your property. You have all simply been put to a test, and Allah is pleased with you and displeased with both of your companions".
[Al-Bukhari and Muslim].

السادس ‏:‏ عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه سمع النبي صلى الله عليه وسلم يقول‏:‏ ‏ "‏ إن ثلاثة من بنى إسرائيل ‏:‏ أبرص ، وأقرع، وأعمى، أراد الله أن يبتليهم فبعث إليهم ملكاً، فأتى الأبرص فقال‏:‏ أي شيء أحب إليك‏؟‏ قال ‏:‏ لون حسن، وجلد حسن ، ويذهب عني الذى قد قذرني الناس؛ فمسحه فذهب عنه قذره وأعطي لونا حسناً‏.‏ قال‏:‏ فأي المال أحب إليك‏؟‏ قال‏:‏ الإبل-أو قال البقر-شك الرواي- فأعطي ناقة عشراء، فقال‏:‏ بارك الله لك فيها‏.‏
فأتى الأقرع فقال‏:‏ أي شيء أحب إليك‏؟‏ قال‏:‏ شعر حسن، ويذهب عني هذا الذى قذرني الناس ، فمسحه فذهب عنه وأعطي شعراً حسناً‏.‏ قال‏:‏ فأي المال أحب إليك‏؟‏ قال‏:‏ البقر، فأعطي بقرة حاملاً،وقال بارك الله لك فيها‏.‏

فأتي الأعمى فقال‏:‏ أي شيء أحب إليك‏؟‏ قال‏:‏ أن يرد الله إلي بصري فأبصر الناس، فمسحه فرد الله إليه بصره‏.‏ قال‏:‏ فأي المال أحب إليك‏؟‏ قال‏:‏ الغنم، فأعطي شاة والداً‏.‏ فأنتج هذان وولد هذا، فكان لهذا واد من الإبل، ولهذا واد من البقر، ولهذا واد من الغنم‏.‏

ثم إنه أتى الأبرص في صورته وهيئته، فقال له‏:‏ رجل مسكين وابن سبيل قد انقطعت بي الحبال في سفري، فلا بلاغ لي اليوم إلا بالله ثم بك، أسألك بالذي أعطاك اللون الحسن، والجلد الحسن، والمال، بعيراً أتبلغ به في سفري، فقال‏:‏ الحقوق كثيرة‏.‏ فقال ‏:‏ كأني أعرفك، ألم تكن أبرص يقذرك الناس فقيراً، فأعطاك الله ‏؟‏‏!‏ فقال ‏:‏ إنما ورثت هذا المال كابراً عن كابر، فقال‏:‏ إن كنت كاذباً فصيرك الله إلى ما كنت‏.‏

وأتى الأقرع، فقال له مثل ما قال لهذا، ورد عليه مثل ما ردّ هذا، فقال إن كنت كاذبا فصيرك الله إلى ما كنت ‏.‏

وأتى الأعمى في صورته وهيئته، فقال‏:‏ رجل مسكين وابن سبيل انقطعت بي الحبال في سفري، فلا بلاغ لي اليوم إلا بالله ثم بك، أسألك بالذي رد عليك بصرك شاة أتبلغ بها في سفري‏؟‏ فقال‏:‏ قد كنت أعمى فرد الله بصري، فخذ ما شئت ودع ما شئت، فوالله ما أجهدك اليوم بشيء أخذته لله عز وجل فقال‏:‏ أمسك عليك مالك فإنما ابتليتم، فقد رضي الله عنك، وسخط على صاحبيك‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar

Nabi s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya ada tiga orang dari kaum Bani Israil, yaitu orang supak - yakni belangbelang kulitnya, orang botak dan orang buta. Allah hendak menguji mereka itu, kemudian mengutus seorang malaikat kepada mereka. Ia mendatangi orang supak lalu berkata: "Keadaan yang bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?"
Orang supak berkata: "Warna yang baik dan kulit yang bagus, juga lenyaplah kiranya penyakit yang menyebabkan orang-orang  merasa jijik padaku ini."  Malaikat itu lalu mengusapnya dan lenyaplah kotoran-kotoran itu dari tubuhnya dan dikaruniai - oleh Allah Ta'ala - warna yang baik dan kulit yang bagus. Malaikat itu berkata pula: "Harta macam apakah yang amat tercinta bagimu?" Orang itu menjawab: "Unta." Atau katanya: "Lembu," yang merawikan Hadis ini sangsi - apakah unta ataukah lembu. Ia lalu dikaruniai unta yang bunting, kemudian malaikat berkata: "Semoga Allah memberi keberkahan untukmu dalam unta ini."
Malaikat itu seterusnya mendatangi orang botak, kemudian berkata: "Keadaan yang bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?" Orang botak berkata: "Rambut yang bagus dan lenyaplah kiranya apa-apa yang menyebabkan orang-orang merasa jijik padaku ini." Malaikat itu lalu mengusapnya dan lenyaplah botak itu dari kepalanya dan ia dikarunia rambut yang bagus. Malaikat berkata pula: "Harta macam apakah yang amat tercinta bagimu?" Ia berkata: "Lembu." lapun lalu dikarunia lembu yang bunting dan malaikat itu berkata: "Semoga Allah memberikan keberkahan untukmu dalam lembu ini."
Akhirnya malaikat itu mendatangi orang buta lalu berkata: "Keadaan bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?" Orang buta menjawab: "Yaitu hendaknya Allah mengembalikan penglihatanku padaku sehingga aku dapat melihat semua orang." Malaikat lalu mengusapnya dan Allah mengembalikan lagi penglihatan padanya. Malaikat berkata pula: "Harta macam apakah yang amat tercinta bagimu?" Ia menjawab: "Kambing." Iapun dikarunia kambing yang bunting - hampir beranak. Yang dua ini - unta dan lembu melahirkan anak-anaknya dan yang ini - kambing - juga melahirkan anaknya.
Kemudian yang seorang - yang supak - mempunyai selembah penuh unta dan yang satunya lagi - yang botak - mempunyai selembah lembu dan yang lainnya lagi - yang buta - mempunyai selembah kambing. Malaikat itu lalu mendatangi lagi orang - yang asalnya - supak dalam rupa seperti orang supak itu dahulu keadannya - yakni berpakaian serba buruk - dan berkata: "Saya adalah orang miskin, sudah terputus semua sebab-sebab untuk dapat memperoleh rezeki bagiku dalam bepergianku ini. Maka tidak ada yang dapat menyampaikan maksudku pada hari ini kecuali Allah kemudian dengan pertolonganmu pula. Saya meminta padamu dengan atas nama Allah yang telah mengaruniakan padamu warna yang baik dan kulit yang bagus dan pula harta yang banyak, sudi kiranya engkau menyampaikan maksudku dalam bepergianku ini - untuk sekedar bekal perjalanannya."
Orang supak itu menjawab: "Keperluan-keperluanku masih banyak sekali." Jadi enggan memberikan sedekah padanya. Malaikat itu berkata lagi: "Seolah-olah saya pernah mengenalmu. Bukankah engkau dahulu seorang yang berpenyakit supak yang dijijiki oleh seluruh manusia, bukankah engkau dulu seorang fakir, kemudian Allah mengaruniakan harta padamu?" Orang supak dahulu itu menjawab: "Semua harta ini saya mewarisi dari nenek-moyangku dulu dan merekapun dari nenek-moyangnya pula." Malaikat berkata pula: "Jikalau engkau berdusta dalam pendakwaanmu - uraianmu yang menyebutkan bahwa harta itu adalah berasal dari warisan, maka Allah pasti akan menjadikan engkau kembali seperti keadaanmu semula. 


 Malaikat itu selanjutnya mendatangi orang - yang asalnya - botak, dalam rupa - seperti orang botak dulu - dan keadaannya -yang hina dina, kemudian berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakan kepada orang supak dan orang botak itu menolak permintaannya seperti halnya orang supak itu pula.
Akhirnya malaikat itu berkata: "Jikalau engkau berdusta, maka Allah pasti akan menjadikan engkau kembali sebagaimana keadaanmu semula." 


 Seterusnya malaikat itu mendatangi orang - yang asalnya - buta dalam rupanya - seperti orang buta itu dahulu - serta keadaannya - yang menyedihkan, kemudian ia berkata: "Saya adalah orang miskin dan anak jalan - maksudnya sedang bepergian dan kehabisan bekal, sudah terputus semua sebab-sebab untuk dapat memperoleh rezeki bagiku dalam bepergianku ini, maka tidak ada yang dapat menyampaikan maksudku pada hari ini, kecuali Allah kemudian dengan pertolonganmu pula. Saya meminta padamu dengan atas nama Allah yang mengembalikan penglihatan untukmu yaitu seekor kambing yang dapat saya gunakan untuk menyampaikan tujuanku dalam bepergian ini." Orang buta dahulu itu berkata: "Saya dahulu pernah menjadi orang buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatan padaku. Maka oleh sebab itu ambillah mana saja yang engkau inginkan dan tinggalkanlah mana saja yang engkau inginkan. Demi Allah saya tidak akan membuat kesukaran padamu - karena tidak meluluskan permintaanmu -pada hari ini dengan sesuatu yang engkau ambil karena mengharapkan keridhaan Allah 'Azzawajalla."
Malaikat itu lalu berkata: "Tahanlah hartamu - artinya tidak diambil sedikitpun, sebab sebenarnya engkau semua ini telah diuji, kemudian Allah telah meridhai dirimu dan memurkai pada dua orang sahabatmu - yakni si supak dan si botak."[8]
(Muttafaq alaih)

[8] Sabdanya Nabi s.a.w. An-naaqatut 'usyara, dengan dhammahnya 'ain dan fathahnya syin serta dengan mad (yakni dibaca panjang dengan diberi hamzah di belakang alif), artinya: bunting. Sabdanya Antaja dalam riwayat lain berbunyi Fanataja, artinya: Menguasai di waktu keluarnya anak unta. Natij bagi unta adalah sama halnya dengan Qabilah bagi wanita. Jadi natij, artinya penolong unta betina waktu beranak, sedang qabilah, artinya penolong wanita waktu melahirkan atau biasa dinamakan bidan.
<<☼>>
 Sabda Wallada haadzaa dengan disyaddahkan lamnya, artinya: Menguasai waktu melahirkannya ini, Jadi sama halnya dengan Antaja untuk unta. Oleh sebab itu kata-kata Muwallid, Natij dan Qabilah adalah sama maknanya, tetapi muwallid dan natij adalah untuk binatang, sedang qabilah adalah untuk selain binatang.
Adapun sabda beliau s.a.w.: Inqatha-'at biyal hibaalu, yaitu dengan ha' muhmalah (tanpa bertitik) dan ba' muwahhadah (bertitik sebuah), artinya: beberapa sebab. Jadi jelasnya: Sudan terputus semua sebab (untuk dapat memperoleh bekal guna melanjutkan perjalananku).

<<☼>>
Dalam riwayat Imam Bukhari kata-kata: La ajhaduka, yang artinya: "Aku tidak akan membuat kesukaran padamu", itu diganti: La ahmaduka, artinya: "Aku tidak memujimu - menyesali diriku - sekiranya hartaku tidak ada yang engkau tinggalkan karena engkau membutuhkannya."[9]
[9] Sama halnya dengan yang biasa diucapkan oleh orang banyak: "Laisa 'alaatbuulil hayaati nadamun," artinya: Tidaklah selain timbul penyesalan dalam sepanjang kehidupan ini, maksudnya ialah oleh sebab sangat panjangnya masa hidupnya itu.

KETUJUH

 Shaddad bin Aus (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "A wise man is the one who calls himself to account (and refrains from doing evil deeds) and does noble deeds to benefit him after death; and the foolish person is the one who subdues himself to his temptations and desires and seeks from Allah the fulfillment of his vain desires".
[At-Tirmidhi].

السابع‏:‏ عن أبي يعلى شداد بن أوس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏ الكيس من دان نفسه، وعمل لما بعد الموت ، والعاجز من أتبع نفسه هواها، وتمنى على الله الأماني‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه الترمذي وقال حديث حسن‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Ya'la yaitu Syaddad bin Aus r.a.dari Nabi s.a.w.,

Sabdanya:
"Orang yang cerdik - berakal - ialah orang yang memperhitungkan keadaan dirinya dan suka beramal untuk mencari bekal sesudah matinya, sedangkan orang yang lemah ialah orang yang dirinya selalu mengikuti hawanafsunya dan mengharap-harapkan kemurahan atas Allah - yakni mengharap-harapkan kebahagiaan dan pengampunan di akhirat, tanpa beramal shalih."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.


Imam Termidzi dan lain-lain ulama mengatakan bahwa makna Daana nafsahu artinya membuat perhitungan pada diri sendiri.

KEDELAPAN



Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "It is from the excellence of (a believer's) Islam that he should shun that which is of no concern to him".
[At-Tirmidhi].

الثامن‏:‏ عن أبي هريرة رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏ "‏ من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه‏"‏ ‏(‏‏(‏حديث حسن رواه الترمذي وغيره‏)‏‏)‏

Dari Abu Hurairah r.a., katanya:

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Setengah daripada kebaikan keislaman seseorang ialah apabila ia suka meninggalkan apa-apa yang tidak memberikan kemanfaatan padanya - yakni ia tidak memerlukan untuk mencampuri urusan itu."
Ini adalah Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan lain-lain.

Keterangan:
Meninggalkan sesuatu yang tidak berfaedah misalnya sesuatu yang memang bukan urusan kita atau sesuatu yang terang salah dan batil, maka tidak berguna kita membela atau menolongnya.
Demikian pula sesuatu yang bila kita campuri, maka bukan makin baik dan mungkin mencelakakan diri kita sendiri. Semua itu baiklah kita tinggalkan, kalau kita ingin jadi orang Islam yang baik.

KESEMBILAN



'Umar (May Allah be pleased with him) reported that:
The Prophet (ﷺ) said, "No man shall be asked for the reason of beating his wife".
[Abu Dawud].

التاسع‏:‏ عن عمر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏لا يسأل الرجل فيم ضرب امرأته‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه أبو دواد وغيره‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Umar r.a. dari

Nabi s.a.w., sabdanya:
"Janganlah seseorang lelaki itu ditanya apa sebabnya ia memukul isterinya - sebab mungkin ia akan malu jikalau sebab pemukulannya diketahui oleh orang lain."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan lain-lainnya.

 
Klik Di Sini
•[Daftar Isi]•
[Bab 4]•[Bab 6]•
kx2bab-eaxeexka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar