Jumat, 26 Desember 2014

Bab 14 - Berlaku Sedang Dalam Beribadat



BAB 14.
BERLAKU SEDANG DALAM BERIBADAT.

Allah Ta'ala berfirman:

مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
maa anzalnaa 'alayka alqur-aana litasyqaa

"Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah."

We did not send down to you the Qurʾān that you should be miserable,
(QS. Thahaa [20]:2)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
syahru ramadaana alladzii unzila fiihi alqur-aanu hudan lilnnaasi wabayyinaatin mina alhudaa waalfurqaani faman syahida minkumu alsysyahra falyashumhu waman kaana mariidhan aw 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara yuriidu allaahu bikumu alyusra walaa yuriidu bikumu al'usra walitukmiluu al'iddata walitukabbiruu allaaha 'alaa maa hadaakum wala'allakum tasykuruuna

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

The month of Ramaḍān is one in which the Qurʾān was sent down as guidance to mankind, with manifest proofs of guidance and the Criterion.[1] So let those of you who witness it fast [in] it, and as for someone who is sick or on a journey, let it be a [similar] number of other days. Allah desires ease for you, and He does not desire hardship for you, and so that you may complete the number, and magnify Allah for guiding you, and that you may give thanks.
[1] That is, that by means of which truth and falsehood are distinguished from each other (QS.Al Anbiyaa [21]:48). Elsewhere (QS.Ali Imran [3]:4;QS.Al Furqān [25]:1) the Qurʾān is also called al-Furqān.
(QS. Al Baqarah [2]:185)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


Aishah (May Allah be pleased with her) reported:
The Prophet (ﷺ) came in when a woman was sitting beside me. He asked me, "Who is she?" I said: "She is the one whose performance of Salat (prayer) has become the talk of the town." Addressing her, he (ﷺ) said, "(What is this!) You are required to take upon yourselves only what you can carry out easily. By Allah, Allah does not withhold His Mercy and forgiveness of you until you neglect and give up (good works). Allah likes the deeds best which a worshipper can carry out constantly".
[Al-Bukhari and Muslim].

- وعن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل عليها وعندها امرأة قال‏:‏ من هذه‏؟‏ قالت‏:‏ هذه فلانة تذكر من صلاتها قال‏:‏ ‏ "‏ مه عليكم بما تطيقون، فوالله لا يمل الله حتى تملوا‏"‏ وكان أحب الدين إليه ما داوم صاحبه عليه‏.‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam memasuki rumahnya dan di sisi Aisyah itu ada seorang wanita.

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bertanya:
"Siapakah ini?"

Aisyah menjawab: "Ini adalah si Anu." Aisyah menyebutkan perihal shalatnya wanita tadi - yang sangat luar biasa tekunnya.

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Jangan demikian, hendaklah engkau semua berbuat sesuai dengan kekuatanmu semua saja. Sebab demi Allah, Allah itu tidak bosan - memberi pahala - sehingga engkau semua bosan - melaksanakan amalan itu. Adalah cara melakukan agama yang paling dicintai oleh Allah itu ialah apa-apa yang dikekalkan melakukannya oleh orangnya itu - yakni tidak perlu banyak-banyak asalkan langsung terus."

(Muttafaq 'alaih)

Mah adalah kata untuk melarang dan mencegah. Maknanya La yamallullahu, ialah Allah tidak bosan, maksudnya bahwa Allah tidak akan memutuskan pahalanya padamu semua atau balasan pada amalan-amalanmu itu ataupun memperlakukan engkau semua sebagai perlakuan orang yang sudah bosan. Hatta tamallu artinya sehingga engkau semua yang bosan lebih dulu, lalu amalan itu ditinggalkan.

Oleh sebab itu sebaiknyanya engkau semua mengambil amalan itu sekuat tenagamu saja yang sekiranya akan tetap langsung dan kekal melakukannya agar supaya pahalanya serta keutamaannya tetap atas dirimu semua.


Anas (May Allah be pleased with him) reported:
Three men came to the houses of the wives of the Prophet (ﷺ) to inquire about the worship of the Prophet (ﷺ). When they were informed, they considered their worship insignificant and said: "Where are we in comparison with the Prophet (ﷺ) while Allah has forgiven his past sins and future sins". One of them said: "As for me, I shall offer Salat all night long." Another said: "I shall observe Saum (fasting) continuously and shall not break it". Another said: "I shall abstain from women and shall never marry". The Prophet (ﷺ) came to them and said, "Are you the people who said such and such things? By Allah, I fear Allah more than you do, and I am most obedient and dutiful among you to Him, but still I observe fast and break it; perform Salat and sleep at night and take wives. So whoever turns away from my Sunnah does not belong to me".
[Al-Bukhari and Muslim].

وعن أنس رضي الله عنه قال‏:‏ جاء ثلاثة رهط إلى بيوت أزواج النبي صلى الله عليه وسلم، يسألون عن عبادة النبي صلى الله عليه وسلم، فلما أخبروا كأنهم تقالوها وقالوا‏:‏ أين نحن من النبي صلى الله عليه وسلم قد غفر الله له تقدم من ذنبه وما تأخر‏.‏ قال أحدهم‏:‏ أما أنا فأصلي الليل أبداً وقال الآخر‏:‏ وأنا أصوم الدهر أبداً ولا أفطر، وقال الآخر‏:‏ وأنا أعتزل النساء فلا أتزوج أبداً، فجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم إليهم فقال‏:‏ ‏ "‏أنتم الذين قلتم كذا وكذا‏؟‏‏!‏ أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء، فمن رغب عن سنتي فليس مني‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Anas r.a., katanya: Ada tiga macam orang datang ke rumah isteri-isteri Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam menanyakan tentang hal bagaimana ibadahnya Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam.

Kemudian setelah mereka diberitahu lalu seolah-olah mereka menganggap amat sedikit saja ibadah beliau. Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu. Mereka lalu berkata: "Ah, di manakah kita ini - maksudnya: Kita ini jauh perbedaannya kalau dibandingkan - dari Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sedangkan beliau itu telah diampuni segala dosanya yang lampau dan yang kemudian."

Seorang dari mereka itu berkata: "Adapun saya ini, maka saya bersembahyang semalam suntuk selama-lamanya." Yang lainnya berkata: "Adapun saya, maka saya berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah saya berbuka." Yang seorang lagi berkata: "Adapun saya, maka saya menjauhi para wanita, maka sayapun tidak akan kawin selama-lamanya."

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam kemudian mendatangi mereka lalu bersabda:

"Engkau semuakah yang mengatakan demikian, demikian? Wahai, demi Allah, sesungguhnya saya ini adalah orang yang tertaqwa di antara engkau semua kepada Allah dan tertakut kepadaNya, tetapi saya juga berpuasa dan juga berbuka, sayapun bersembahyang tetapi juga tidur, juga saya suka kawin dengan para wanita. Maka barangsiapa yang enggan pada cara perjalananku, maka ia bukanlah termasuk dalam golonganku."

(Muttafaq 'alaih)


Ibn Mas'ud (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "Ruined are those who insist on hardship in matters of the Faith." He repeated this three times.
[Muslim]

وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏"‏هلك المتنطعون‏"‏ قالها ثلاثاً ‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏

Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Binasalah orang-orang yang memperdalam-dalamkan." Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam menyabdakan ini sampai tiga kali banyaknya."

(HR. Muslim)

Almutanathtbi'un yaitu orang-orang yang memperdalam-dalamkan serta memperkeraskan sesuatu yang bukan pada tempatnya.


Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "The religion (of Islam) is easy, and whoever makes the religion a rigour, it will overpower him. So, follow a middle course (in worship); if you can't do this, do something near to it and give glad tidings and seek help (of Allah) at morn and at dusk and some part of night".
[Al-Bukhari].

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏ إن الدين يسر، ولن يشاد الدين إلا غلبه، فسددوا وقاربوا وأبشروا، واستعينوا بالغدوة والروحة وشيء من الدلجة‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏
وفي رواية له ‏:‏ ‏ ‏سددوا وقاربوا واغدوا وروحوا، وشيء من الدلجة، القصد القصد تبلغوا‏ ‏‏.‏


Dari Abu Hurairah r.a. dari

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sabdanya:

"Agama itu mudah, tidaklah agama itu diperkeraskan oleh seseorang melainkan agama itu akan mengalahkannya - yakni orang yang memperkeras-keraskan itu sendiri yang nantinya akan merasa tidak kuat meneruskannya. Maka dari itu, bersikap luruslah engkau semua, lakukanlah yang sederhanasaja-jikalau tidak kuasa melakukan yang sesempurna-sempurnanya, bergembiralah - untuk memperoleh pahala, sekalipun sedikit, juga mohonlah pertolongan dalam melakukan sesuatu amalan itu, baikdi waktu pergi pagi-pagi, sore-sore ataupun sebagian waktu malam."

(HR. Bukhari)

Dalam riwayat Imam Bukhari lainnya disebutkan: "Berlaku luruslah, lakukanlah yang sederhana, pergilah di waktu pagi, juga di waktu sore serta sebagian di waktu malam. Berbuatlah sederhana,tentu engkau semua akan sampai pula – pada tujuannya." Addin itu dirafa'kan karena merupakan maf'ulnya fi'il yang tidak disebutkan fa'ilnya.

Ada pula yang mengatakan bahwa itu harus dinashabkan. Ada yang meriwayatkan dengan lafaz Lan yusyaddad dina ahadun, artinya tidak seorangpun yang hendak memperkeraskan agama tersebut.

Sabda Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam Illa ghalalabahu, artinya melainkan agama itu mengalahkannya, yakni bahwa agama tadi mengalahkan orang itu dan dengan sendirinya orang yang memperkeras-keraskan sendiri itu akhirnya akan lemah untuk menghadapi agama tersebut, sebab banyak jalan yang perlu ditempuhnya.

Ghadwah ialah bepergian pada pagi hari dan Rawhah pada sore hari, sedang Adduljah ialah pada akhir malam. Ini semua adalah sebagai kata kiasan atau perumpamaan.

Maksudnya ialah: Hendaklah engkau semua memohonkan pertolongan untuk melakukan ketaatan kepada Allah 'Azzawajalla itu dengan melakukan berbagai amalan di waktu engkau semua dalam keadaan bersemangat, serta hati dalam keadaan lapang, sehingga dengan demikian engkau semua akan merasa lezat melakukan ibadah tadi dan tidak akan merasa bosan, juga dengan itu apa yang dimaksudkan sudah pula tercapai.

Ini adalah sebagaimana seseorang yang pandai bepergian, ia tentu berangkat dalam keadaan semacam di atas itu dan ia beristirahat, baik dirinya maupun kendaraannya dalam waktu sudah lelah ataupun hati kurang enak. Dengan demikian dapat pula ia mencapai tujuannya tanpa kelelahan samasekali.

Wallahu a'lam.


Anas (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) came into the mosque and noticed a rope stretched between two poles. He enquired, "What is this rope for?" He was told: "This is Zainab's rope. When during her voluntary prayer, she begins to feel tired, she grasps it for support". The Prophet (ﷺ) said, "Untie it. You should perform prayers so long as you feel active. When you feel tired, you should go to sleep".
[Al-Bukhari and Muslim].

وعن أنس رضي الله عنه قال‏:‏ دخل النبي صلى الله عليه وسلم المسجد فإذا حبل ممدود بين الساريتين فقال‏:‏ ‏"‏ما هذا الحبل‏"‏ قالوا ‏:‏ هذا حبل لزينب، فإذا فترت تعلقت به‏.‏ فقال النبي صلى الله عليه وسلم ‏"‏ حلوه، ليصل أحدكم نشاطه فإذا فتر فليرقد‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Anas r.a., katanya: "Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam masuk ke dalam masjid, tiba-tiba tampakdi situ ada seutas tali yang memanjang antara dua tiang. [12]
[12] Dua tiang yang dimaksudkan di sini ialah dari beberapa tiang yang ada di masjid. Tujuan utama dalam Hadist.
Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bertanya:
"Tali apakah ini?"

Orang-orang menjawab: "Ini adalah kepunyaan Zainab, jikalau ia sudah malas - lelah bersembahyang, ia menggantung di situ."

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bersabda:
"Lepaskan sajalah.Baiklah seseorang itu melakukan shalat di waktu ia sedang bersemangat, maka jikalau ia telah merasa malas, baiklah ia tidur saja."
(Muttafaq 'alaih)



Ini ialah anjuran yang penting sekali untuk diperhatikan, yakni hendaknya kita melaksanakan agama Islam ini jangan melampaui batas, khususnya dalam peribadatan, seperti shalat, puasa dan lain-lain yang termasuk sunnah hukumnya.
Jadi kita dilarang terlalu berlebihan dalam beribadah dan mengakibatkan merugikan diri sendiri, sehingga membuat kita lelah dan akhirnya malas. Juga terdapat suatu anjuran lain, yakni hendaklah dalam mengerjakannya itu dengan penuh semangat dan bukan seenaknya saja.


'Aishah (May Allah be pleased with her) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "When one of you feels drowsy during prayer, let him lie down till drowsiness goes away from him, because when one of you performs prayers while feeling sleepy, he does not know whether he seeks forgiveness or abuses himself".
[Al-Bukhari and Muslim].

وعن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏ إذا نعس أحدكم وهو يصلي، فليرقد حتى يذهب عنه النوم، فإن أحدكم إذا صلى وهو ناعس لا يدري لعله يذهب ويستغفر فيسب نفسه‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Jikalau seseorang dari engkau semua mengantuk dan ia sedang bersembahyang, maka baiklah ia tidur dulu, sehingga hilanglah kantuk tidurnya. Sebab sesungguhnya seseorang dari engkau semua itu jikalau bersembahyang sedang ia mengantuk, maka ia tidak tahu, barangkali ia memulai memohonkan pengampunan - kepada Allah, tetapi ia lalu mencaci maki dirinya sendiri."

(Muttafaq 'alaih)


Jabir bin Samurah (May Allah be pleased with him) reported:
I used to perform prayer with the Prophet (ﷺ) and his Salat was of a moderate length and his Khutbah too was moderate in length.
[Muslim].

وعن أبي عبد الله جابر بن سمرة رضي الله عنهما قال‏:‏ ‏ "‏كنت أصلى مع النبي صلى الله عليه وسلم الصلوات، فكانت صلاته قصداً وخطبته قصداً‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Abdillah, yaitu Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya pernah bersembahyang dengan Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam beberapa shalatan, maka keadaan shalat beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu adalah sedang dan khutbahnyapun sedang pula."

(HR. Muslim)

Ucapan qashdan maksudnya antara panjang dan pendek, yakni sederhana.


Abu Juhaifah (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) made a bond of brotherhood between Salman and Abud-Darda'. Salman paid a visit to Abud-Darda' and found Umm Darda' (his wife) dressed in shabby clothes and asked her why she was in that state. She replied: "Your brother Abud-Darda' is not interested in (the luxuries of) this world. In the meantime Abud-Darda' came in and prepared a meal for Salman. Salman requested Abud-Darda' to eat (with him) but Abud-Darda' said: "I am fasting." Salman said: "I am not going to eat unless you eat." So, Abud-Darda' ate (with Salman). When it was night and (a part of the night passed), Abud-Darda' got up (to offer the night prayer) but Salman asked him to sleep and Abud-Darda' slept. After some time Abud-Darda' again got up but Salman asked him to sleep. When it was the last hours of the night, Salman asked him to get up and both of them offered (Tahajjud) prayer. Then Salman told Abud-Darda': "You owe a duty to your Rubb, you owe a duty to your body; you owe a duty to your family; so you should give to every one his due. Abud-Darda' came to the Prophet (ﷺ) and reported the whole story. Prophet (ﷺ) said, "Salman is right".
[Al- Bukhari].

وعن أبي جحيفة وهب بن عبد الله رضي الله عنه قال‏:‏ آخى النبي صلى الله عليه وسلم بين سلمان وأبى الدرداء ، فزار سلمان أبا الدرداء، فرأى أم الدرداء متبذلة فقال‏:‏ ما شأنك قالت‏:‏ أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا، فجاء أبو الدراداء فصنع له طعاماً، فقال له‏:‏ كل فإنى صائم، قال‏:‏ ما أنا بآكل حتى تأكل، فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم فقال له‏:‏ نم، فنام، ثم ذهب يقوم فقال له ‏:‏ نم، فلما كان من آخر الليل قال سلمان‏:‏ قم الآن‏:‏ فصليا جميعاً، فقال له سلمان‏:‏ إن لربك عليك حقاً، وإن لنفسك عليك حقاً، ولأهلك عليك حقاً، فأعط كل ذى حق حقه، فأتى النبي صلى الله عليه وسلم فذكر ذلك له، فقال النبي صلى الله عليه وسلم ‏ "‏صدق سلمان‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Juhaifah yaitu Wahab bin Abdullah r.a., katanya: "Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam mempersaudarakan antara Salman dan Abuddarda' - maksudnya keduanya disuruh berjanji untuk berlaku sebagai saudara."

Salman pada suatu ketika berziarah ke Abuddarda', ia melihat Ummud Darda' - isteri Abuddarda' - mengenakan pakaian yang serba kusut - yakni tidak berhias samasekali, Salman bertanya padanya: "Mengapa saudari berkeadaan sedemikian ini?" Wanita itu menjawab: "Saudaramu yaitu Abuddarda' itu sudah tidak ada hajatnya lagi pada keduniaan - maksudnya: Sudah meninggalkan keduniaan, baik terhadap wanita atau lain-lain."

Dalam riwayat Addaraquthni lafaz Fiddunyaa, diganti dengan lafaz Fi nisaid dunyaa, artinya tidak ada hajatnya lagi pada kaum wanita di dunia ini.

Sementara itu dalam riwayat Ibnu Khuzaimah ditambah pula dengan kata-kata Yashuumun nahaar wa yaquumullail, artinya: Ia berpuasa pada siang harinya dan terus bersembah - yang pada malam harinya."

Abuddarda' lalu datang, kemudian ia membuatkan makanan untuk Salman. Setelah selesai Abuddarda' berkata kepada Salman: "Makanlah, karena saya berpuasa." Salman menjawab: "Saya tidak akan suka makan, sehingga engkaupun suka pula makan." Abuddarda' lalu makan.

Setelah malam tiba, Abuddarda' mulai bangun. Salman berkata kepadanya: "Tidurlah!" Ia tidur lagi. Tidak lama kemudian bangun lagi dan Salman berkata pula: "Tidurlah!" Kemudian setelah tiba Akhir malam, Salman lalu berkata pada Abuddarda': "Bangunlah sekarang!" Keduanya terus bersembahyang.

Selanjutnya Salman lalu berkata: "Sesungguhnya untuk Tuhanmu itu ada hak atas dirimu, untuk dirimu sendiri juga ada hak atasmu, untuk keluargamupun ada hak atasmu. Maka berikanlah kepada setiap yang berhak itu akan haknya masing-masing." Abuddarda' - paginya - mendatangi Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam kemudian menyebutkan peristiwa semalam itu, lalu

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Salman benar ucapannya."

(HR. Bukhari)

Keterangan:

Dengan berdasarkan Hadis di atas, maka syariat Agama Islam memerintahkan kepada kaum Musiimin agar antara seorang dengan yang lainnya bersikap sebagaimana orang-orang yang bersaudara dan semata-mata bukan karena ini atau itu, tetapi hanya untuk mengharapkan keridhaan Tuhan, juga memerintahkan agar saling kunjung-mengunjungi karena Allah, demikian pula bermalam di rumah saudara seagamanya karena Allah pula.

Di samping itu syariat membolehkan seseorang lelaki bercakap-cakap dengan wanita lain yang bukan mahramnya yakni ajnabiyah, bilamana betul-betul ada keperluan yang penting untuk berbuat sedemikian itu.

Selain itu dalam Hadis itu pula terdapat anjuran yang sungguh-sungguh agar antara seorang muslim dengan muslim lainnya, hendaknya gemar nasihat-menasihati dengan cara yang baik, mengingatkan siapa yang lupa dan lalai melaksanakan perintah Allah dan ada pula anjuran untuk gemar mengerjakan shalat malam (shalatuilail) dan lain-lain lagi.


'Abdullah bin 'Amr bin Al-'as (May Allah be pleased with them) reported:
The Prophet (ﷺ) was informed that I said that I would perform prayers the whole night and observe fasting every day as long as I live. Messenger of Allah (ﷺ) said, "Is it you who said this?" I said to him, "O Messenger of Allah! I ransom you with my parents, it is I who said that." Messenger of Allah (ﷺ) said, "You will not be able to do that. Observe fast and break it; sleep and get up for prayer, and observe fast for three days during the month; for every good is multiplied ten times and that will be equal to fasting the whole year." I said, "O Messenger of Allah! I can do more than that." He said, "Observe fast one day and leave off the next two days." I said, "O Messenger of Allah! I have strength to do more than that." Messenger of Allah (ﷺ) said, "Observe fast every other day, and that is the fasting of Dawud (ﷺ) and that is the most moderate fasting".

According to another narration: Messenger of Allah (ﷺ) said, "That is the best fasting." I said, "But I am capable of doing more than this". Thereupon, Messenger of Allah (ﷺ) said, "There is nothing better than this." 'Abdullah bin 'Amr (May Allah be pleased with them) said (when he grew old): "Had I accepted the three days (fasting during every month) as the Messenger of Allah had said, it would have been dearer to me than my family and my property".

In another narration 'Abdullah is reported to have said: Messenger of Allah (ﷺ) said to me, "O 'Abdullah! Have I not been informed that you observe fast during the day and offer prayer all the night." I replied, "Yes, O Messenger of Allah!" Messenger of Allah (ﷺ) said, "Don't do that. Observe fast for few days and then leave off for few days, perform prayers and also sleep at night, as your body has a right upon you, and your eyes have a right upon you; and your wife has a right upon you; your visitors have a right upon you. It is sufficient for you to observe fast three days in a month, as the reward of good deeds is multiplied ten times, so it will be like fasting the whole year." I insisted (on fasting) and so I was given a hard instruction. I said, "O Messenger of Allah! I have strength." Messenger of Allah (ﷺ) said, "Observe fast like the fasting of Prophet Dawud (ﷺ); and do not fast more than that." I said: "How was the fasting of Prophet Dawud?" He (ﷺ) said, "Half of the year (i.e., he used to fast on every alternate day)."

Afterwards when 'Abdullah (May Allah be pleased with him) grew old, he used to say: "Would that I had availed myself of the concession granted to me by Messenger of Allah."

In another narration 'Abdullah is reported to have said: Messenger of Allah (ﷺ) said, "I have been informed that you observe fast continuously and recite (the whole of the Qur'an) every night." I said, "Messenger of Allah! It is right, but I covet thereby nothing but good," whereupon he (ﷺ) said, "Then observe fasts like the fasting of Prophet Dawud (ﷺ) as he was the most ardent worshipper of Allah; recite the Qur'an once every month." I said, "O Prophet of Allah! I am capable of doing more than that." He said, "Then recite it (the complete Qur'an) in every twenty days." I said, "O Prophet of Allah I am capable of reciting more than that." He said, "Then recite it once in every ten days." I said, "O Prophet of Allah! I am capable of reciting more than that." He said, "Then recite it once in every seven days, but not recite more than that." The Prophet of Allah also said to me, "You do not know, you may have a longer life". When I grew old I wished I had availed myself of the concession (granted to me by) the Prophet of Allah.

In another narration 'Abdullah is reported to have said: Messenger of Allah (ﷺ) said, "The best fasting with Allah is that of (Prophet) Dawud, and the best prayer with Allah is that of Dawud (ﷺ) for he would sleep half of the night and stand for prayer for the third of it and (then) would sleep sixth part of it; he observed fast one day and leave off the other. He would not flee on meeting the enemy".

In another narration 'Abdullah is reported to have said: My father helped me marry a noble woman and he used to inquire of his daughter-in-law regarding her husband. She would say: "He is, indeed, a fine man. Since I have come to him, he has neither stepped on my bed nor he has had sexual intercourse with me". When this state of affairs lasted for some time, my father mentioned the matter to Messenger of Allah (ﷺ) who directed my father saying, "Send him to me". I went to him accordingly. He asked me, "How often do you observe fast?" I replied; "Daily". He asked me, "How long do you take in reading the Noble Qur'an completely." I said, "Once every night". Then he narrated the whole story. He (in his old age) would recite one seventh of his nightly recitation to some members of his family during the day to lighten his task at night. Whenever he wished to have a relief from his fast on alternate days, he would give up fasting for a few days and make up deficiency later by observing the number of fasts he had missed. He would not give up the number of fasts altogether because he did not like to abandon what he had settled with Messenger of Allah (ﷺ).

وعن أبي محمد عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال‏:‏ أخبر النبي صلى الله عليه وسلم أني أقول‏:‏ والله لأصومن النهار، ولأقومن الليل ماعشت، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ أنت الذي تقول ذلك‏؟‏ فقلت له‏:‏ قد قلته بأبى أنت وأمى يا رسول الله‏.‏ قال‏:‏‏"‏فإنك لا تستطيع ذلك؛ فصم وأفطر، ونم وقم، وصم من الشهر ثلاثة أيام فإن الحسنة بعشر أمثالها، وذلك مثل صيام الدهر‏"‏ قلت‏:‏ فإنى أطيق أفضل من ذلك قال‏:‏ فصم يوما وأفطر يومين، قلت‏:‏ فإنى أطيق أفضل من ذلك، قال‏:‏ ‏"‏فصم يوماً وأفطر يوماً، فذلك صيام داود صلى الله عليه وسلم، وهو أعدل الصيام‏"‏‏.‏ وفي رواية‏:‏ ‏"‏وهو أفضل الصيام‏"‏ فقلت ‏:‏ فإني أطيق أفضل من ذلك‏.‏ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏"‏ لا أفضل من ذلك‏"‏ ولأن أكون قبلت الثلاثة الأيام التي قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أحب إلي من أهلي وما لي‏.‏ وفي رواية‏:‏ ‏"‏ألم أخبر أنك تصوم النهار وتقوم الليل‏؟‏‏"‏ قلت ‏:‏ بلى يا رسول الله قال‏:‏ ‏"‏فلا تفعل‏:‏ صم وأفطر ، ونم وقم فإن لجسدك عليك حقاً، وإن لعينيك عليك حقاً، وإن لزوجك عليك حقاً، وإن لزورك عليك حقاً، وإن بحسبك أن تصوم في كل شهر ثلاثة أيام ، فإن لك بكل حسنة عشر أمثالها، فإن ذلك صيام الدهر‏"‏ فشددت فشدد علي، قلت‏:‏ يا رسول الله إني أجد قوة، قال‏:‏ ‏"‏صم صيام نبي الله داود ولا تزد عليه‏"‏ قلت‏:‏ وما كان صيام داود‏؟‏ قال‏:‏ ‏"‏نصف الدهر‏"‏ فكان عبد الله يقول بعدما كبر‏:‏ يا ليتني قبلت رخصة رسول الله صلى الله عليه وسلم‏.‏ وفي رواية‏:‏ ‏"‏ ألم أخبر أنك تصوم الدهر، وتقرأ القرآن كل ليلةٍ‏؟‏‍‍‍‍‍‍‏"‏ فقلت‏:‏ بلى يا رسول الله، ولم أرد بذلك إلا الخير قال‏:‏ ‏"‏فصم صوم نبي الله داود، فإنه كان أعبد الناس، واقرأِ القرآن كل شهرٍ‏"‏ قلت‏:‏ يا نبي الله إني أطيق أفضل من ذلك‏؟‏ قال‏:‏ ‏"‏فاقرأه في كل عشرين‏"‏ قلت‏:‏ يا نبي الله إني أطيق أفضل من ذلك‏؟‏ قال‏:‏ ‏"‏فاقرأه في كل عشر‏"‏ قلت يا نبي الله إني أطيق أفضل من ذلك‏؟‏ قال‏:‏ ‏"‏فاقرأه في كل سبع ولا تزد على ذلك‏"‏‏.‏ فشددت فشدد علي ، وقال لي النبي صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏"‏إنك لا تدري لعلك يطول بك عمر‏"‏ قال‏:‏ فصرت إلى الذي قال لي النبي صلى الله عليه وسلم، فلما كبرت وددت أني كنت قبلت رخصة نبي الله صلى الله عليه وسلم‏.‏ وفي رواية‏:‏ ‏"‏ وإن لولدك عليك حقاً‏"‏ وفي رواية‏:‏ ‏"‏ لا صام من صام الأبد‏"‏ ثلاثاً‏.‏ وفي رواية‏:‏ ‏"‏أحب الصيام إلى الله تعالى صيام داود، وأحب الصلاة إلى الله تعالى صلاة داود‏:‏ كان ينام نصف الليل، ويقوم ثلثه، وينام سدسه، وكان يصوم يوما ويفطر يوماً، ولا يفر إذا لاقى‏"‏‏.‏ وفي رواية‏:‏ أنكحني أبي امرأة ذات حسب، وكان يتعاهد كنته-أي ‏:‏ امرأة ولده- فيسألها عن بعلها، فتقول له ‏:‏ نعم الرجل من رجل لم ييطأ لنا فراشاً ولم يفتش لنا كنفاً منذ أتيناه‏.‏ فلما طال ذلك عليه ذكر ذلك للنبي صلى الله عليه وسلم‏.‏ فقال‏:‏ ‏"‏القنى به‏"‏ فلقيته بعد ذلك فقال‏:‏ ‏"‏كيف تصوم‏؟‏‏"‏ قلت كل يوم، قال‏:‏ ‏"‏وكيف تختم‏؟‏‏"‏ قلت‏:‏ كل ليلةٍ، وذكر نحون ما سبق ، وكان يقرأ على بعض أهله السبع الذي يقرؤه، يعرضه من النهار ليكون أخف عليه بالليل، وإذا أراد أن يتقوى أفطر أياماً وأحصى وصام مثلهن كراهية أن يترك شيئاً فارق عليه النبي صلى الله عليه وسلم‏.‏ كل هذه الروايات صحيحة معظمها في الصحيحين وقليل منها في أحدهما‏.‏ ‏.‏


Dari Abu Muhammad, yaitu Abdullah bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam diberitahu bahwa saya berkata: Demi Allah, niscayalah saya akan berpuasa  pada pagi hari dan berdiri bersembahyang di waktu malam - maksudnya setiap hari, siangnya berpuasa dan malamnya bersembahyang sunnah, selama hidupku.

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bersabda:
"Apakah engkau yang berkata sedemikian itu?"

Saya menjawab kepadanya: "Sungguh saya berkata demikian itu, bi-abi anta wa ummi, ya Rasulullah."

Beliau bersabda:
"Sesungguhnya engkau tidak kuat melaksanakan itu, maka dari itu berpuasalah, berbukalah, tidurlah dan juga berdirilah - bersembahyang malam. Dalam sebulan itu berpuasalah tiga hari, sebab sesungguhnya kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Jadi tiga hari sebulan itu sama dengan berpuasa setahun penuh."

Saya berkata: "Saya masih kuat beramal yang lebih utama dari itu."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Kalau begitu berpuasalah sehari dan berbukalah dua hari."

Saya berkata lagi: "Saya masih kuat beramal yang lebih utama dari itu."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Kalau begitu berpuasalah sehari dan berbukalah sehari pula. Yang sedemikian itu adalah puasanya Nabi Dawud a.s. dan inilah sesedang-sedangnya berpuasa."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Yang sedemikian itu adalah seutama-utamanya berpuasa."

Saya berkata pula: "Saya masih kuat beramal yang lebih utama dari itu."

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bersabda:
"Tidak ada yang lebih utama daripada puasa - seperti Nabi Dawud a.s. itu."

Sebenamya andaikata saya menerima saja tiga hari yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam - pertama kali - itu adalah lebih kucintai daripada seluruh keluarga dan hartaku."

Dalam riwayat lain disebutkan demikian:

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Bukankah saya telah diberitahu bahwasanya engkau berpuasa pada siang hari dan bersembahyang sunnah setiap malamnya?"

Saya menjawab: "Benar, ya Rasulullah."

Beliau lalu bersabda:
"Jangan mengerjakan seperti itu. Berpuasalah dan berbukalah, tidurlah dan bangunlah, karena sesungguhnya untuk tubuhmu itu ada hak atas dirimu, kedua matamu pun ada haknya atas dirimu, isterimu juga ada hak atasmu, untuk tamumu pun ada hak atasmu. Sebenamya sudah cukuplah jikalau untuk setiap bulan itu engkau berpuasa sebanyak tiga hari saja, sebab sesungguhnya setiap kebaikan itu diberi pahala dengan sepuluh kali lipatnya. Jadi berpuasa tiga hari setiap bulan itu sama halnya dengan berpuasa setahun penuh."

Saya - maksudnya Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash - mengeras-ngeraskan sendiri lalu diperkeraskanlah atas diriku.

Saya berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya masih mempunyai kekuatan untuk lebih dari itu."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bersabda:
"Kalau begitu berpuasalah seperti puasanya Nabiullah Dawud dan jangan engkau tambahkan lagi dari itu - yakni sehari berpuasa dan sehari berbuka."

Saya bertanya: "Bagaimanakah berpuasanya Dawud a.s.?"

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Ia berpuasa setengah tahun."

Abdullah, setelah tuanya berkata: "Alangkah baiknya jikalau dahulu saya terima saja keringanan yang diberikan oleh Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan:

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Bukankah saya telah diberitahu bahwasanya engkau berpuasa setahun penuh dan mengkhatamkan bacaan Al-Quran sekali setiap malam?"

Saya menjawab: "Benar demikian ya Rasulullah dan saya tidak menghendaki dengan amalan yang sedemikian itu melainkan mengharapkan kebaikan belaka."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bersabda:
"Berpuasalah seperti puasanya Nabiullah Dawud a.s., sebab sesungguhnya ia adalah setaat-taat manusia perihal ibadatnya. Selain itu khatamkanlah bacaan Al-Quran itu sekali dalam setiap bulan."

Saya berkata: "Ya Nabiullah, saya masih kuat beramal yang lebih utama dari itu."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Kalau begitu khatamkanlah itu sekali setiap dua puluh hari."

Saya berkata: "Ya Nabiullah, sebenarnya saya masih kuat yang lebih utama dari itu."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Kalau begitu khatamkanlah itu sekali dalam setiap sepuluh hari."

Saya berkata: "Ya Nabiullah, saya masih kuat beramal yang lebih utama dari itu."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Kalau begitu, khatamkan sajalah al-Quran itu sekali dalam seminggu dan jangan ditambah lagi - beratnya amalan tadi - lebih dari itu."

Jadi saya memperberatkan diri sendiri lalu diperberatkanlah amalan itu atas diriku.

Nabi pada saat itu bersabda: "Sesungguhnya engkau tidak tahu, barangkali engkau akan diberi usia yang panjang."

Maka jadilah saya sampai pada usia tua sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam Setelah saya berusia tua, saya ingin sekali kalau dahulunya saya menerima saja keringanan yang diberikan oleh Nabiullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam.

Dalam riwayat lain disebutkan: "Sesungguhnya untuk anakmu pun ada hak atas dirimu."

Juga dalam riwayat lain disebutkan: "Tidak dibenarkanlah seseorang yang berpuasa terus sepanjang tahun." Ini disabdakan oleh beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sampai tiga kali.

Selain itu dalam riwayat lain disebutkan demikian: "Puasa yang amat tercinta di sisi Allah adalah puasanya Nabi Dawud, sedang shalat yang amat tercinta di sisi Allah juga shalatnya Nabi Dawud. Ia tidur separuh malam, lalu bangun - untuk bersembahyang malam - sepertiga malam, kemudian tidur lagi seperenam malam. Ia berpuasa sehari dan berbuka sehari. Ia tidak akan lari jikalau menemui - berhadapan dengan musuhnya.

Ada pula riwayat lain yang menyebutkan demikian: "Ia berkata: Ayahku mengawinkan saya dengan seorang wanita yang memiliki keturunan baik. Ayah membuat janji dengan menantunya - wanita itu - yakni isteri anaknya, untuk menanyakan pada wanita perihal keadaan suaminya. Setelah ditanya, isterinya itu berkata: Sebaik-baik lelaki ialah suamiku itu, ia tidak pernah menginjak hamparan kita dan tidak pernah memeriksa tabir kita - maksudnya tidak pernah berkumpul untuk menyetubuhi isterinya - sejak kita datang padanya."

Setelah peristiwa itu berjalan lama, maka ayahnya memberitahukan hal tersebut kepada Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, lalu

beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda kepada ayahnya:
"Pertemukanlah saya dengan lelaki itu."

Saya menemui Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sesudah diadukan oleh ayahku itu,

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bertanya:
"Bagaimanakah caranya engkau berpuasa?"

Saya menjawab: "Saya berpuasa tiap hari."

Beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bertanya:
"Bagaimanakah caranya engkau mengkhatamkan Al-Quran?"

Saya menjawab: "Setiap malam saya khatamkan sekali."

Seterusnya orang itu menyebutkan sebagaimana ceritera yang sebelumnya. Ia menghabiskan sebagian bacaan al-Quran itu atas isterinya sebanyak sepertujuh bagian, yang dibacanya itu dirampungkannya di waktu siang agar lebih ringan untuk apa yang akan dibacanya di waktu malamnya.

Jikalau ia hendak memperkuatkan dirinya, ia berbuka selama beberapa hari dan dihitunglah jumlah hari berbukanya itu kemudian berpuasa sebanyak hari di atas itu pula. Sebabnya ia melakukan demikian, karena ia tidak senang kalau meninggalkan sesuatu sejak ia berpisah dengan Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam.

Semua riwayat di atas adalah shahih, sebagian besar dari shahih Bukhari dan shahih Muslim dan hanya sedikit saja yang tertera dalam salah satu kedua kitab shahih itu - yakni Bukhari dan Muslim saja.


Hanzalah Al-Usayyidi (May Allah be pleased with him) who was one of the scribes of Messenger of Allah (ﷺ), reported:
I met Abu Bakr (May Allah be pleased with him) he said: "How are you O Hanzalah?" I said, "Hanzalah has become a hypocrite". He said, "Far removed is Allah from every imperfection, what are you saying?" I said, "When we are in the company of Messenger of Allah (ﷺ) and he reminds us of Hell-fire and Jannah, we feel as if we are seeing them with our very eyes, and when we are away from Messenger of Allah (ﷺ), we attend to our wives, our children, our business, most of these things (pertaining to life hereafter) slip out of our minds." Abu Bakr (May Allah be pleased with him) said, "By Allah, I also experience the same thing". So Abu Bakr (May Allah be pleased with him) and I went to Messenger of Allah (ﷺ) and I said to him, "O Messenger of Allah (ﷺ), Hanzalah has turned hypocrite." Thereupon Messenger of Allah (ﷺ) said, "What has happened to you?" I said, "O Messenger of Allah, when we are in your company, and are reminded of Hell-fire and Jannah, we feel as if we are seeing them with our own eyes, but when we go away from you and attend to our wives, children and business, much of these things go out of our minds." Thereupon Messenger of Allah (ﷺ) said, "By Him in Whose Hand is my life if your state of mind remains the same as it is in my presence and you are always busy in remembrance (of Allah), the angels will shake hands with you in your beds and in your roads; but Hanzalah, time should be devoted (to the worldly affairs) and time should be devoted (to prayer)". He (the Prophet (ﷺ)) said this thrice.
[Muslim].

وعن أبي ربعي حنظلة بن الربيع الأسيدى الكاتب أحد كتاب رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ لقيني أبو بكر رضي الله عنه فقال‏:‏ كيف أنت يا حنظلة‏؟‏ قلت‏:‏ نافق حنظلة‏؟‏ قلت‏:‏ نافق حنظلة ‍‍‏(‏ قال‏:‏ سبحان الله ما تقول‏؟‏ ‏(‏ قلت‏:‏ نكون عند رسول الله صلى الله عليه وسلم يذكرنا بالجنة والنار كأنا رأي عين، فإذا خرجنا من عند رسول الله صلى الله عليه وسلم عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً‏.‏ قال أبو بكر رضي الله عنه ‏:‏ فوالله إنا لنلقى مثل هذا، فانطلقت أنا وأبو بكر حتى دخلنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم‏.‏ فقلت‏:‏ نافق حنظلة يا رسول الله ‏(‏ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏"‏وما ذاك‏؟‏‏"‏ قلت‏:‏ يا رسول الله نكون عندك تذكرنا بالنار والجنة كأنا رأي العين، فإذا خرجنا من عندك عافسنا الأزواج والأولاد والضيعات نسينا كثيراً‏.‏ فقال رسول الله 0‏:‏ ‏"‏والذي نفسي بيده لو تدومون على ما تكونون عندي وفي الذكر لصافحتكم الملائكة على فرشكم وفي طرقكم، ولكن يا حنظلة ساعة وساعة‏"‏ ثلاث مرات، ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏


151. Dari Abu Rib'i yaitu Hanzhalah bin Arrabi' al-Usayyidi al-Katib, salah seorang diantara jurutulisnya Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, katanya: "Abu Bakar bertemu denganku, lalu ia berkata: Bagaimanakah keadaanmu hai Hanzhalah." Saya menjawab: "Hanzhalah takut pada dirinya sendiri kalau sampai menjadi seorang munafik." Abu Bakar berkata lagi: "Subhanallah - sebagai tanda keheranan, apakah yang kau ucapkan itu?" Saya menjawab: "Semula kita berada di sisi Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam. Beliau mengingat-ingatkan kepada kita perihal syurga dan neraka, seolah-olah keduanya itu benar-benar dapat dilihat-tampak di mata.

Tetapi setelah kita keluar dari sisi Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, kita masih juga bermain-main dengan isteri-isteri, anak-anak dan mengurus berbagai harta - untuk kehidupan kita di dunia ini, sehingga dengan demikian, banyak yang kita lupakan - tentang hal syurga dan neraka tadi."

Abu Bakar lalu berkata: "Demi Allah, sesungguhnya kami sendiripun pernah mengalami seperti yang kau alami itu." Selanjutnya saya dan Abu Bakar berangkat bersama sampai masuk ke tempat Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu saya berkata: "Hanzhalah takut pada dirinya sendiri kalau sampai menjadi seorang munafik, ya Rasulullah."

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bertanya:
"Mengapa demikian?"

Saya menjawab: "Ya Rasulullah kita semula ada di sisi Tuan dan Tuan mengingat-ingatkan kepada kita perihal neraka dan syurga seolah-olah keduanya itu dapat dilihat oleh mata. Tetapi setelah kita keluar dari sisi Tuan, kitapun masih juga bermain-main dengan isteri-isteri, anak-anak serta mengurus pula berbagai harta, sehingga karena itu, banyak yang kita lupakan tentang keduanya tadi."

Setelah itu Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Demi Zat yang jiwaku ada didalam genggaman kekuasaanNya, jikalau engkau semua tetap sebagaimana hal keadaanmu di sisiku dan juga senantiasa berzikir - ingat kepada Allah, niscayalah malaikat-malaikat itu menjabat tanganmu semua, baik ketika engkau ada di hamparanmu - sedang tidur, juga ketika ada di jalananmu - sedang berjalan-jalan. Tetapi, hai Hanzhalah, sesaat dan sesaat - maksudnya sesaat untuk melakukan peribadatan kepada Allah dan sesaat lagi untuk mengurus segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya, mencari sandang pangan dan lain-lain."
Ini disabdakan beliau Shalallaahu 'Alayhi Wasallam tiga kali.
(HR. Muslim)


Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) reported:
While the Prophet (ﷺ) was delivering Khutbah (religious talk), he noticed a man who was standing, so he asked about him and was told that he was Abu Israel who had taken a vow to remain standing and not sit, or go into the shade, or speak while observing fasting. Thereupon Messenger of Allah (ﷺ) said, "Tell him to speak, to go into the shade, to sit and to complete his fast".
[Al- Bukhari].

- وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال‏:‏ بينما النبي صلى الله عليه وسلم يخطب إذا هو برجل قائم، فسأل عنه فقالوا‏:‏ أبو إسرائيل نذر أن يقوم في الشمس ولا يقعد، ولا يستظل ولا يتكلم، ويصوم، فقال النبي صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ "‏مروه فليتكلم وليستظل وليقعد وليتم صومه‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Pada suatu ketika Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam berkhutbah, tiba-tiba ada seorang lelaki yang berdiri lalu beliau bertanya kepadanya - tentang nama dan perlunya berdiri. "Orang-orang - para sahabat - sama berkata: "Dia adalah Abu Israil bernazar hendak berdiri di terik matahari, tidak akan duduk-duduk, tidak akan bernaung, tidak akan berbicara dan tetap akan berpuasa."

Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu bersabda:
"Perintahkan padanya, supaya ia suka berbicara, bernaung, duduk-duduk dan juga supaya ia meneruskan puasanya."
(HR. Bukhari)
Klik Di Sini
•[Daftar Isi]•
[Bab 13]•[Bab 15]•
kx2bab-eaxeexka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar