Selasa, 23 Desember 2014

Bab 11 - Bersungguh-sungguh.



BAB 11.
BERSUNGGUH-SUNGGUH.

Allah Ta'ala berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
waalladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa-inna allaaha lama'a almuhsiniina

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

As for those who strive in Us, We shall surely guide them in Our ways, and Allah is indeed with the virtuous.
(QS. Al Ankabuut [29]:69)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
wau'bud rabbaka hattaa ya'tiyaka alyaqiinu

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)."

 and worship your Lord until certainty [or 'death'] comes to you.
(QS. Al Hijr [15]:99)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا
waudzkuri isma rabbika watabattal ilayhi tabtiilaan

"Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan."

So celebrate the Name of your Lord and dedicate yourself to Him with total dedication.[1]
 [1] Or ‘supplicate with your forefinger pointed towards heaven’ (see al-Tafsīr al-Burhān for traditions relating to tabattul).
(QS. Al Muzzammil [73]:8)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

faman ya'mal mitsqaala dzarratin khayran yarahu

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."


So whoever does an atom’s weight of good will see it,
(QS. Al Zalzalah [99]:7)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

inna rabbaka ya'lamu annaka taquumu adnaa min tsulutsayi allayli wanishfahu watsulutsahu wathaa-ifatun mina alladziina ma'aka waallaahu yuqaddiru allayla waalnnahaara 'alima an lan tuhsuuhu fataaba 'alaykum faiqrauu maa tayassara mina alqur-aani 'alima an sayakuunu minkum mardaa waaakharuuna yadhribuuna fii al-ardhi yabtaghuuna min fadhli allaahi waaakharuuna yuqaatiluuna fii sabiili allaahi faiqrauu maa tayassara minhu wa-aqiimuu alshshalaata waaatuu alzzakaata wa-aqridhuu allaaha qardhan hasanan wamaa tuqaddimuu li-anfusikum min khayrin tajiduuhu 'inda allaahi huwa khayran wa-a'zhama ajran waistaghfiruu allaaha inna allaaha ghafuurun rahiimun

"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Indeed your Lord knows that you stand vigil nearly two thirds of the night —or [at times] a half or a third of it— along with a group of those who are with you. Allah measures the night and the day. He knows that you cannot calculate it [exactly], and so He was lenient toward you. So recite as much of the Qurʾān as is feasible. He knows that some of you will be sick, while others will travel in the land seeking Allah’s grace, and yet others will fight in the way of Allah. So recite as much of it as is feasible, and maintain the prayer and pay the zakāt and lend Allah a good loan. Whatever good you send ahead for your souls you will find it with Allah [in a form] that is better and greater with respect to reward. And plead to Allah for forgiveness; indeed Allah is all-forgiving, all-merciful.
(QS. Al Muzzammil [73]:20)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

yas-aluunaka maatsaa yunfiquuna qul maa anfaqtum min khayrin falilwaalidayni waal-aqrabiina waalyataamaa waalmasaakiini waibni alssabiili wamaa taf'aluu min khayrin fa-inna allaaha bihi 'aliimun

"Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan musafir (orang-orang yang sedang dalam perjalanan)." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya."

  They ask you as to what they should spend. Say, ‘Whatever wealth you spend, let it be for parents, relatives, orphans, the needy, and the traveller.’ And whatever good that you may do, Allah indeed knows it.
(QS. Al Baqarah [2]:215)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi.

Adapun Hadis-hadisnya, ialah:

PERTAMA


Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "Allah the Exalted has said: 'I will declare war against him who shows hostility to a pious worshipper of Mine. And the most beloved thing with which My slave comes nearer to Me is what I have enjoined upon him; and My slave keeps on coming closer to Me through performing Nawafil (prayer or doing extra deeds besides what is obligatory) till I love him. When I love him I become his hearing with which he hears, his seeing with which he sees, his hand with which he strikes, and his leg with which he walks; and if he asks (something) from Me, I give him, and if he asks My Protection (refuge), I protect him".
[Al- Bukhari].

فالأول‏:‏ عن أبي هريرة رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ "‏إن الله تعالى قال‏:‏ من عادى لي وليا فقد آذنته بالحرب‏.‏ وما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضت عليه، وما يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه، فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به، وبصره الذي يبصر به، ويده التي يبطش بها، ورجله التي يمشي بها، وإن سألني أعطيته؛ ولئن استعاذني لأعيذنه‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Hurairah r.a., katanya:

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis qudsi : "Barangsiapa memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahu-kan padanya bahwa ia akan Kuperangi - Kumusuhi. Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang sebagai telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Akulah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang ia gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikata ia meminta sesuatu padaKu, pastilah Kuberi dan andaikata memohonkan perlindungan padaKu, pastilah Kulindungi."
(HR. Bukhari)

Makna lafaz Aadzantuhu, artinya: "Aku (Tuhan) memberitahukan kepadanya (yakni orang yang mengganggu kekasihKu itu) bahwa Aku memerangi atau memusuhinya, sedang lafaz Ista'aadzanii, artinya "Ia memohonkan perlindungan padaKu.

Ada yang meriwayatkan dengan ba', lalu berbunyi Ista'aadza bii dan ada yang meriwayatkan dengan nun, lalu berbunyi Ista'aadzanii.

Keterangan:
Yang perlu kita resapkan dalam Hadits ini ialah:
  • Di atas itu, Hadits Qudsi namanya.
  • Kekasih Allah ialah orang yang amat taqwa kepadaNya dan orang yang memusuhi kekasih Allah ini pasti akan rusak binasa sebab dimusuhi oleh Allah.
  • Jadi bila hendak mendekat pada Allah, lebih dulu penuhilah kewajiban-kewajiban yang telah dipikulkan oleh Allah pada kita itu,
  • Maka kalau orang itu sudah benar-benar dekat pada Allah semua pendengarannya, penglihatannya, pengambilannya dan perjalanannya selalu diberi petunjuk oleh Allah sehingga cahaya Tuhan selalu ada di kanan kirinya.
KE·DUA
 

 Anas (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "Allah says: ' When a slave of Mine draws near to Me a span, I draw near to him a cubit; and if he draws near to Me a cubit, I draw near to him a fathom. And if he comes to Me walking, I go to him running."'.
[Al-Bukhari].

الثاني‏:‏ عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل قال‏:‏ ‏ "‏ إذا تقرب العبد إلي شبراً تقربت إليه ذراعاً، وإذا تقرب إلي ذراعاً تقربت منه باعاً، وإذا أتاني يمشي أتيته هرولة‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w. dalam sesuatu yang diriwayatkan dari Tuhannya 'Azzawajalla, firmanNya - ini juga Hadits Qudsi :

"Jikalau seseorang hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehasta dan jikalau ia mendekal padaKu sehasta, maka Aku mendekat padanya sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas."
(HR. Bukhari)

Keterangan:
Hadits yang tercantum di atas itu adalah sebagai perumpamaan belaka, baik bagi Allah atau bagi hambaNya. Jadi maksudnya ialah barangsiapa yang mengerjakan ketaatan kepada Allah sekalipun sedikit, maka Allah akan menerima serta memperlipat-gandakan pahalanya, juga pelakunya itu diberi kemuliaan olehNya selama di dunia sampai di akhirat.
Makin besar dan banyak ketaatannya, makin pula besar dan bertambah-tambah pahalanya. Manakala cara melakukan ketaatan itu dengan perlahan-lahan, Allah bukannya memperlahan atau memperlambatkan pahalanya, tetapi bahkan dengan segera dinilai pahalanya itu dengan penilaian yang luarbiasa tingginya.
Demikianlah tujuan dan makna yang tersirat dalam isi Hadis tersebut.

Wallahu A'lam bish-shawaab.

KE·TIGA


Ibn Abbas (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "There are two blessings in which many people incur loss. (They are) health and free time (for doing good)".
[Al-Bukhari]

الثالث‏:‏ عن ابن عباس رضي الله عنهما قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ "‏ نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس‏:‏ الصحة، والفراغ‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya:

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada dua macam kenikmatan yang keduanya itu disia-siakan oleh sebagian besar manusia yaitu kesihatan dan kelapangan waktu."
(HR. Bukhari)

Keterangan:
Lafaz Maghbuun dalam Hadits di atas itu, asalnya dari kata Zhaban, yaitu membeli sesuatu dengan harga yang melebihi batas dari harga yang semestinya dan berlipat-lipat dari yang seharusnya dibayarkan, jadi yang sepatutnya dibeli seratus rupiah, tiba-tiba dibeli dengan harga seribu rupiah.
Juga Ghaban itu dapat berarti menjual sesuatu dengan harga yang terlampau sangat rendahnya, misalnya sesuatu itu dapat dijual dengan harga limaribu rupiah, tetapi hanya dijual dengan harga limaratus rupiah saja.
Orang mukallaf yakni manusia yang sudah baligh lagi berakal oleh Rasulullah s.a.w. diumpamakan sebagai seorang pedagang.
Kesehatan tubuh dan kelapangan waktu yakni waktu tidak ada pekerjaan apa-apa yang diumpamakan sebagai pokok harta atau modal untuk berdagang itu, sedang ketaatan kepada Allah Ta'ala sebagai benda-benda yang diperdagangkan.
Namun demikian sebagian besar ummat manusia tidak mengerti betapa pentingnya memiliki dua macam modal dan bingung untuk memilih apa yang hendak diperdagangkan itu, padahal sudah jelas pokok modalnya ialah kesehatan dan kelapangan waktu dan yang semestinya dikejar untuk mendapatkan keuntungan ialah membeli dagangan yang akan dapat memberi keuntungan sebanyak-banyaknya.
Bukankah ketaatan kepada Allah itu akan menguntungkan sekali, baik di dunia atau di akhirat. Bukankah itu pula yang menyebabkan akan dapat memperoleh laba yang besar sekali di sisi Allah dan yang menjurus ke arah mendapat kebahagiaan.
Tetapi semua itu disia-siakan oleh sebagian besar ummat manusia sewaktu mereka hidup di dunia ini.
Baru orang itu mengerti besarnya kenikmatan sehat dan lapang waktu itu, apabila jatuh sakit dan banyak kesibukan, sehingga banyak kewajiban-kewajiban terhadap agama menjadi kocar-kacir dan terbengkalai atau samasekali ditinggalkan.
Semoga kita semua dilindungi oleh Allah dari hal-hal yang sedemikian itu.

KE·EMPAT


'Aishah (May Allah be pleased with her) said:
The Prophet (ﷺ) would stand (in prayer) so long that the skin of his feet would crack. I asked him, "Why do you do this while your past and future sins have been forgiven?" He said, "Should I not be a grateful slave of Allah?"
[Al-Bukhari and Muslim].

الرابع‏:‏ عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقوم من الليل حتى تنفطر قدماه، فقلت له‏:‏ لم تصنع هذا يا رسول الله، وقد غفر الله لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر‏؟‏‏!‏ قال‏:‏ ‏ "‏ أفلا أحب أن أكون عبداً شكوراً‏؟‏‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏.‏ هذا لفظ البخاري، ونحوه في الصحيحين من رواية المغيرة بن شعبة‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. berdiri untuk beribadat dari sebagian waktu malam sehingga pecah-pecahlah kedua tapak kakinya. Saya (Aisyah) lalu berkata padanya: "Mengapa Tuan berbuat demikian, ya Rasulullah, sedangkan Allah telah mengampuni untuk Tuan dosa-dosa Tuan yang telah lalu dan yang kemudian?"

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Adakah aku tidak senang untuk menjadi seorang hamba yang banyak bersyukurnya?"
(Muttafaq 'alaih)

Ini adalah menurut lafaz Bukhari dan yang seperti itu terdapat pula dalam kedua kitab shahih - Bukhari dan Muslim - dari riwayat Mughirah bin Syu'bah.

Keterangan:
Dalam mengulas apa yang dikatakan oleh Sayidah Aisyah radhiallahu 'anha bahwa Rasuiullah s.a.w. itu sudah diampuni semua dosanya oleh Allah, baik yang dilakukan dahulu atau belakangan, maka al-lmam Ibnu Abi Jamrah r.a. memberikan uraiannya sebagai berikut:
"Sebenarnya tiada seorangpun yang dalam hatinya terlintas suatu persangkaan bahwa dosa-dosa yang diberitahukan oleh Allah Ta'ala yang telah diampuni yakni mengenai diri Nabi s.a.w. itu adalah dosa yang kita maklumi dan yang biasa kita jalankan ini, baik yang dengan sengaja atau cara apapun. Itu sama sekali tidak, sebab Rasulullah s.a.w., juga semua nabiullah 'alaihimus shalatu wassalam itu adalah terpelihara dan terjaga dari semua kemaksiatan dan dengan sendirinya tidak ada dosanya samasekali (ma'shum minadzdzunub).
Semoga kita semua dilindungi oleh Allah dari memiliki persangkaan yang jelas salahnya sebagaimana di atas.
Jadi tujuannya hanyalah sebagai mempertunjukkan kepada seluruh ummat, betapa besarnya kewajiban setiap manusia, yang di dalamnya termasuk pula Nabi Muhammad s.a.w. untuk memaha agungkan, memaha besarkan kepadaNya serta senantiasa mensyukuri kenikmatan-kenikmatanNya.
Oleh sebab apa yang dilakukan oleh manusia, bagaimanapun juga besar dan tingginya nilai apa yang diamalkannya itu, masih belum memadai sekiranya dibandingkan dengan kenikmatan yang dilimpahkan oleh Nya kepada manusia tersebut.
Maka dari itu hak-hak Allah yang wajib kita penuhi sebagai imbalan karuniaNya itu, masih belum sesuai dengan amalan baik yang kita lakukan, sekalipun dalam anggapan kita sudah amat banyak sekali.
Jadi lemahlah kita untuk mengimbanginya dan itulah sebabnya, maka memerlukan adanya pengampunan sekalipun tiada dosa yang dilakukan sebagaimana halnya Rasulullah Muhammad serta sekalian para nabiNya 'alaihimus shalatu wassalam itu."

KE·LIMA


'Aishah (May Allah be pleased with her) said:
With the start of the last ten days of Ramadan, Messenger of Allah (ﷺ) would pray all the night, and would keep his family awake for the prayers. He tied his lower garment (i.e., avoided sleeping with his wives) and devoted himself entirely to prayer and supplication.
[Al-Bukhari and Muslim].

الخامس‏:‏ عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت‏:‏ ‏ "‏ كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر أحيا الليل، وأيقظ أهله، وجد وشد المئزر‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Aisyah radhiallahu 'anha juga bahwasanya ia berkata: "Rasulullah itu apabila masuk hari sepuluh, maka ia menghidup-hidupkan malamnya dan membangunkan isterinya dan bersungguh-sungguh serta mengeraskan ikat pinggangnya."

Yang dimaksudkan ialah: Hari sepuluh artinya sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan - jadi antara tanggal 21 Ramadhan sampai habisnya bulan itu. Mi'zar atau izar dikeraskan ikatannya maksudnya sebagai sindiran menyendiri dari kaum wanita - yakni tidak berkumpul dengan isteri-isterinya, ada pula yang memberi pengertian bahwa maksudnya itu ialah amat giat untuk beribadat.

Dikatakan: Saya rnengeraskan ikat pinggangku untuk perkara ini, artinya: Saya bersungguh-sungguh melakukannya dan menghabiskan segala Waktu untuk merampungkannya.

KE·ENAM


Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "A strong believer is better and dearer to Allah than a weak one, and both are good. Adhere to that which is beneficial for you. Keep asking Allah for help and do not refrain from it. If you are afflicted in any way, do not say: 'If I had taken this or that step, it would have resulted into such and such,' but say only: 'Allah so determined and did as He willed.' The word 'if' opens the gates of satanic thoughts".
[Muslim].

السادس‏:‏ عن أبي هريرة رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ "‏ المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير‏.‏ احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز‏.‏ وإن أصابك شيء فلا تقل‏:‏ لو أني فعلت كان كذا وكذا، ولكن قل‏:‏ قدر الله، وما شاء فعل؛ فإن لو تفتح عمل الشيطان‏"‏ ‏(‏‏(‏ رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Hurairah r.a. katanya:

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang lemah. Namun keduanya itupun sama memperoleh kebaikan. Berlombalah untuk memperoleh apa saja yang memberikan kemanfaatan padamu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah. Jikalau engkau terkena oleh sesuatu mushibah, maka janganlah engkau berkata: "Andaikata saya mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu." Tetapi berkatalah: "Ini adalah takdir Allah dan apa saja yang dikehendaki olehNya tentu Dia melaksanakannya," sebab sesungguhnya ucapan"andaikata" itu membuka pintu godaan syaitan."
(HR. Muslim)

KE·TUJUH


Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said. "The (Hell) Fire is surrounded with all kinds of desires and passions, while Jannah is surrounded with adversities."
[Al-Bukhari and Muslim].

السابع‏:‏ عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏ حجبت النار بالشهوات، وحجبت الجنة بالمكاره‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏

Dan" Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya

RasuluHah s.a.w. bersabda:
"Ditutupilah neraka dengan berbagai kesyahwatan - keinginan -dan ditutupilah syurga itu dengan berbagai hal yang tidak disenangi."
(Muttafaq 'alaih)

Dalam sebuah riwayat, dari Muslim disebutkan dengan mengunakan kata huffat sebagai ganti kata hujibat, sedang artinya adalah sama, yaitu bahwa antara seseorang dengan neraka (atau syurga) itu ada tabirnya, maka jikalau tabir ini dilakukannya, tentulah ia masuk ke dalamnya.

KE·DELAPAN


Hudhaifah (May Allah be pleased with him) reported:
I offered Salat (Tahajjud - optional night prayer) with the Prophet (ﷺ) one night, and he started reciting (Surat) Al-Baqarah. I thought that he would bow at the end of one hundred Verses, but he continued reciting; I, then, thought that he would perhaps recite the whole (Surah) in a Rak'ah, but he proceeded on, and I thought he would perhaps bow on completing (this Surah); he then started (reciting Surat) An-Nisa'; he then started (Surat) Al-'Imran and his recitation was unhurried. And when he recited the Verses which referred to the Glory of Allah, he glorified Him (by saying Subhan Allah - My Rubb, the Supreme is far removed from every imperfection), the Great, and when he recited the Verses that mention supplication, he supplicated, and when he recited the Verses that mention seeking Refuge of the Rubb, he sought (His) Refuge. Then he bowed and said: "My Rubb, the Supreme is far removed from every imperfection (Subhana Rabbiyal-Azim);" his bowing lasted about the same length of time as his standing (and then on returning to the standing posture after Ruku') he said: "Allah listened to him who praised Him (Sami' Allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd)." Then he stood about the same length of time as he had spent in bowing. He then prostrated himself and said: "My Rubb, the Supreme is far removed from every imperfection (Subhana Rabbiyal-A'la)," and his prostration lasted nearly the same length of time as his standing.
[Muslim].

الثامن‏:‏ عن أبي عبد الله حذيفة بن اليمان، رضي الله عنهما، قال‏:‏ صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم ذات ليلة، فافتتح البقرة، فقلت يركع عند المائة، ثم مضى؛ فقلت يصلي بها في ركعة، فمضى؛ فقلت يركع بها، ثم افتتح النساء؛ فقرأها، ثم افتتح آل عمران فقرأها، يقرأ مترسلاً إذا مر بآية فيها تسبيح سبح، وإذا مر بسؤال سأل، وإذا مر بتعوذ تعوذ، ثم ركع فجعل يقول‏:‏ ‏"‏ سبحان ربي العظيم‏"‏ فكان ركوعه نحواً من قيامه ثم قال‏:‏ ‏"‏ سمع الله لمن حمده، ربنا لك الحمد‏"‏ ثم قام قياماً طويلاً قريباً مما ركع، ثم سجد فقال‏:‏ ‏"‏ سبحان ربي الأعلى‏"‏ فكان سجوده قريباً من قيامه‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏.‏

Dari Abu Abdillah, yaitu Hudzaifah bin al-Yaman al-Anshari yang terkenal sebagai penyimpan rahasia Rasullah s.a.w., radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya bersembahyang beserta Nabi s.a.w. pada suatu malam maka beliau membuka - dalam rakaat pertama - dengan surat al-Baqarah. Saya berkata: "Beliau ruku' pada ayat keseratus, kemudian berlalulah." Saya berkata: "Beliau bersembahyang dengan bacaan tadi itu dalam satu rakaat, kemudian berlalu."

Selanjutnya saya berkata: "Beliau ruku' dengan bacaan di atas itu, kemudian membuka - dalam rakaat kedua - dengan surat an-Nisa' lalu membacanya, kemudian membuka lagi - sebagai lanjutan-nya - surat ali Imran, kemudian membacanya.

Beliau s.a.w. membacanya itu dengan rapi sekali - tidak tergesa-gesa - jikalau melalui ayat yang di dalamnya mengandung pentasbihan - memahasucikan - beliaupun mengucapkan tasbih, jikalau melalui ayat yang mengandung suatu permohonan, beliaupun memohon, jikalau melalui ayat yang menyatakan berta'awwudz - mohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang tidak baik, beliaupun berta'awwudz - mohon perlindungan.

Kemudian beliau s.a.w. ruku' dan di situ beliau mengucapkan: Subhana rabbtal 'azhim.

Ruku'nya adalah seumpama saja dengan berdirinya - yakni perihal lamanya hampir persamaan belaka - selanjutnya beliau mengucapkan: Sami'allahu iiman hamidah. Rabbana lakal hamd," lalu berdiri dengan berdiri yang lama mendekati ruku'nya tadi. Seterusnya beliau bersujud lalu mengucapkan: Subhana rabbial a'la, maka sujudnya itu mendekati pula akan berdirinya - tentang lama waktunya."
(HR. Muslim)

KE·SEMBILAN



Ibn Mas'ud (May Allah be pleased with him) said:
One night I joined the Prophet (ﷺ) in his (optional) Salat. He prolonged the standing so much that I thought of doing something evil. He was asked: "What did you intend to do?" He replied: "To sit down and leave him".
[Al-Bukhari and Muslim].

التاسع‏:‏ عن ابن مسعود رضي الله عنه قال‏:‏ صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم ليلة، فأطال القيام حتى هممت بأمر سوء‏!‏ قيل‏:‏ وما هممت به‏؟‏

قال‏:‏ هممت أن أجلس وأدعه‏.‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏


Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya bersembahyang beserta Rasulullah s.a.w. pada suatu malam, maka beliau memperpanjangkan berdirinya, sehingga saya bersengaja untuk melakukan sesuatu yang tidak baik."

Ia ditanya: "Dan apakah hal yang tidak baik yang engkau sengajakan itu?"

Ibnu Mas'ud r.a. menjawab: "Saya bersengaja hendak duduk saja dan meninggalkan beliau - tidak terus berma'mum padanya."
(Muttafaq 'alaih)

KE·SEPULUH


Anas (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "Three follow a dead body: members of his family, his possessions and his deeds. Two of them return and one remains with him. His family and his possessions return; his deeds remain with him".
[Al-Bukhari and Muslim].

العاشر عن أنس رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏ يتبع الميت ثلاثة‏:‏ أهله وماله وعمله؛ فيرجع اثنان ويبقى واحد‏:‏ يرجع أهله وماله، ويبقى عمله‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Anas r.a. dari Rasulullah s.a.w.,

Sabda Beliau:
"Pada seseorang mayit ada tiga hal yang mengikuti, yaitu keluarganya, hartanya dan amalannya. Kemudian kembalilah yang dua macam keluarga dan hartanya, tinggallah yang satu yaitu amalannya."
(Muttafaq 'alaih)

KE·SEBELAS


Ibn Mas'ud (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "Jannah is nearer to anyone of you than your shoe-lace, and so is the (Hell) Fire".
[Al- Bukhari].

الحادي عشر‏:‏ عن ابن مسعود رضي الله عنه قال‏:‏ قال النبي صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ "‏ الجنة أقرب إلى أحدكم من شراك نعله، والنار مثل ذلك‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Ibnu Mas'ud r.a. katanya:

Nabi s.a.w. bersabda:
"Surga itu lebih dekat pada seseorang di antara engkau sekalian daripada ikat alaskakinya, Nerakapun demikian pula."
(HR. Bukhari)

Keterangan:
  • Maksud Hadits di atas itu ialah bahwa untuk mencapai surga atau neraka itu mudah sekali.
  • Jika seseorang ingin mendapatkan surga tentulah wajib mempunyai kesengajaan yang benar, melakukan ketaatan dan kebaktian kepada Tuhan, melaksanakan semua perintah dan menjauht semua laranganNya, Tetapi apabila ingin memasuki neraka - semoga kita dilindungi Allah dari siksa neraka - tentulah dengan jalan mengikuti apa saja yang menjadi kehendak hawanafsu dan menuruti kemauan syaitan dan melakukan apa saja berupa kemaksiatan dan kemungkaran.
KE·DUABELAS


Rabi'ah bin Ka'b Al-Aslami (May Allah be pleased with him (a servant of the Messenger of Allah and also one of the people of As-Suffah) said:
I used to spend my night in the company of Messenger of Allah (ﷺ) and used to put up water for his ablutions. One day he said to me, "Ask something of me." I said: "I request for your companionship in Jannah". He inquired, "Is there anything else?" I said, "That is all." He said, "Then help me in your request by multiplying your prostrations".
[Muslim].

الثاني عشر‏:‏ عن أبي فراس ربيعة بن كعب الأسلمى خادم رسول الله صلى الله عليه وسلم، ومن أهل الصفة رضي الله عنه قال‏:‏ ‏"‏ كنت أبيت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، فآتيه بوضوئه، وحاجته فقال‏:‏ ‏"‏سلني‏"‏ فقلت‏:‏ أسألك مرافقتك في الجنة‏.‏ فقال‏:‏ ‏{‏ أوغير ذلك‏؟‏‏"‏ قلت‏:‏ هو ذاك قال‏:‏ ‏"‏ فأعني على نفسك بكثرة السجود‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Firas yaitu Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslami, pelayan Rasulullah s.a.w. dan ia termasuk pula dalam golongan ahlussuffah - yakni kaum fakir miskin - r.a. katanya: "Saya bermalam beserta Rasulullah s.a.w., kemudian saya mendatangkan untuknya dengan air wudhu'nya serta hajatnya - maksudnya pakaian dan lain-lain.

Kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Memintalah padaku!"

Saya berkata: "Saya meminta kepada Tuan untuk menjadi kawan Tuan di dalam syurga."

Beliau s.a.w. bersabda lagi:
"Apakah tidak ada yang selain itu?"

Saya menjawab: "Sudah, itu sajalah."

Beliau lalu bersabda:
"Kalau begitu tolonglah aku - untuk melaksanakan permintaanmu itu - dengan memaksa dirimu sendiri untuk memperbanyak bersujud - maksudnya engkaupun harus pula berusaha untuk terlaksananya permintaan tersebut dengan jalan memperbanyak menyembah Allah."
(HR. Muslim)

KE·TIGABELAS


 Thauban (May Allah be pleased with him) said:
I heard Messenger of Allah (ﷺ) saying, "Perform Salah more often. For every prostration that you perform before Allah will raise your position one degree and will remit one of your sins".
[Muslim].

الثالث عشر‏:‏ عن أبي عبد الله- ويقال‏:‏ أبو عبد الرحمن- ثوبان مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول‏:‏ ‏ "‏ عليك بكثرة السجود، فإنك لن تسجد لله سجدة إلا رفعك الله بها درجة، وحط عنك بها خطيئة‏"‏‏.‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Abdillah, juga dikatakan dengan nama Abu Abdir Rahman yaitu Tsauban, hamba sahaya Rasulullah s.a.w. r.a., katanya: "Saya mendengar

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hendaklah engkau memperbanyak bersujud, sebab sesungguhnya engkau tidaklah bersujud kepada Allah sekali sujudan. melainkan dengannya itu Allah mengangkatmu sederajat dan dengannya pula Allah menghapuskan satu kesalahan dari dirimu."
(HR. Muslim)

KE·EMPATBELAS


'Abdullah bin Busr Al-Aslami (May Allah be pleased with him) said:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "The best of people is one whose life is long and his conduct is good".
[At- Tirmidhi].

الرابع عشر‏:‏ عن أبي صفوان عبد الله بن بسر الأسلمي، رضي الله عنه، قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏"‏ خير الناس من طال عمره وحسن عمله‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه الترمذي، وقال‏:‏ حديث حسن‏.‏ ‏"‏بسر‏"‏‏:‏ بضم الياء وبالسين المهملة‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Shafwan yaitu Abdullah bin Busr al-Aslami r.a., katanya:

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sebaik-baik manusia ialah orang yang panjang usianya dan baik kelakuannya."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.

KE·LIMABELAS


Anas (May Allah be pleased with him) said:
My uncle Anas bin An-Nadr (May Allah be pleased with him) was absent from the battle of Badr and he said: "O Messenger of Allah! I was absent from the first battle you fought against the pagans, and if Allah let me participate in a battle against the pagans, Allah will see what I do." So he encountered the day of Uhud Battle. The Muslims left the positions (the Prophet (ﷺ) told them to keep) and were defeated, he said: "O Allah! excuse these people (i.e., the Muslims) for what they have done, and I am clear from what the pagans have done". Then he went forward with his sword and met Sa'd bin Mu'adh (fleeing) and said to him: "By the Rubb of the Ka'bah! I can smell the fragrance of Jannah from a place closer than Uhud Mount". Sa'd said: "O Messenger of Allah, what he did was beyond my power". Anas said: "We saw over eighty wounds on his body caused by stabbing, striking and shooting of arrows and spears. We found that he was killed, and mutilated by the polytheists. Nobody was able to recognize him except his sister who recognized him by the tips of his fingers." Anas (May Allah be pleased with him) said: "We believe that the Ayah 'Among the believers are men who have been true to their covenant with Allah [i.e., they have gone out for Jihad (holy fighting), and showed not their backs to the disbelievers]...' (33:23), refers to him and his like".
[Al-Bukhari and Muslim].

الخامس عشر‏:‏ عن أنس رضي الله عنه، قال‏:‏ غاب عمي أنس ابن النضر رضي الله عنه، عن قتال بدر، فقال‏:‏ يارسول الله غبت عن أول قتال قاتلت المشركين، لئن الله أشهدني قتال المشركين ليرين الله ما أصنع‏.‏ فلما كان يوم أحد انكشف المسلمون، فقال اللهم أعتذر إليك مما صنع هؤلاء - يعني أصحابه- وأبرأ إليك مما صنع هؤلاء- يعني المشركين- ثم تقدم فاستقبله سعد بن معاذ، فقال‏:‏ ياسعد بن معاذ الجنة ورب الكعبة، إني أجد ريحها من دون أحد‏.‏ قال سعد‏:‏ فما استطعت يا رسول الله ما صنع‏!‏ قال أنس‏:‏ فوجدنا به بضعاً وثمانين ضربة بالسيف، أو طعنة برمح ، أو رمية بسهم، ووجدناه قد قتل ومثل به المشركون فما عرفه أحد إلا أخته ببنانه‏.‏
قال أنس‏:‏ كنا نرى أو نظن أن هذه الآيه نزلت فيه وفي أشباهه‏:‏ ‏{‏من المؤمنين رجال صدقوا ما عهدوا الله عليه‏}‏ ‏(‏‏(‏ الأحزاب‏:‏ 23‏)‏‏)‏ إلى آخرها‏.‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏


Dari Anas r.a., katanya: "Pamanku, yaitu Anas bin an-Nadhr r.a. tidak mengikuti peperangan Badar, kemudian ia berkata: "Ya Rasulullah, saya tidak mengikuti pertama-tama peperangan yang Tuan lakukan untuk memerangi kaum musyrikin. Jikalau Allah mempersaksikan saya - menakdirkan saya ikut menyaksikan - dalam memerangi kaum musyrikin - pada waktu yang akan datang, niscayalah Allah akan memperlihatkan apa yang akan saya perbuat.

Ketika pada hari peperangan Uhud, kaum Muslimin menderita kekalahan, lalu Anas - bin an-Nadhr - itu berkata: "Ya Allah, saya mohon keuzuran - pengampunan - padaMu daripada apa yang dilakukan oleh mereka itu - yang dimaksudkan ialah kawan-kawannya karena meninggalkan tempat-tempat yang sudah ditentukan oleh Nabi s.a.w. - juga saya berlepas diri - maksudnya tidak ikut campur tangan - padaMu daripada apa yang dilakukan oleh mereka - yang dimaksudkan ialah kaum musyrikin yang memerangi kaum Muslimin.

Selanjutnya iapun majulah, lalu Sa'ad bin Mu'az menemuinya. Anas bin an-Nadhr berkata: "Hai Sa'ad bin Mu'az, marilah menuju syurga. Demi Tuhan yang menguasai Ka'bah (Baitullah), sesungguhnya saya dapat menemukan bau harum syurga itu dari tempat di dekat Uhud."

Sa'ad berkata: "Saya sendiri tidak sanggup melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas itu, ya Rasulullah."

Anas - yang merawikan Hadis ini yakni Anas bin Malik kemanakan Anas bin an-Nadhr - berkata; "Maka kami dapat menemukan dalam tubuh Anas bin an-Nadhr itu delapanpuluh buah lebih pukulan pedang ataupun tusukan tombak ataupun lemparan panah. Kita menemukannya telah terbunuh dan kaum musyrikin telah pula mencabik-cabiknya.

Oleh sebab itu seorangpun tidak dapat mengenalnya lagi, melainkan saudara perempuannya saja, karena mengenal jari-jarinya." Anas - perawi Hadis ini - berkata: "Kita sekalian mengira atau menyangka bahwasanya ayat ini turun untuk menguraikan hal Anas bin an-Nadhr itu atau orang-orang yang seperti dirinya, yaitu ayat -yang artinya: "Di antara kaum mu'minin itu ada beberapa orang yang menempati apa yang dijanjikan olehnya kepada Allah," sampai seterusnya ayat tersebut.
(Muttafaq 'alaih)

Lafaz Layuriannallah, diriwayatkan dengan dhammahnya ya' dan kasrahnya ra', artinya: Niscayalah Allah akan memperlihatkan yang sedemikian itu - apa-apa yang dilakukannya - kepada orang banyak. Diriwayatkan pula dengan fathah keduanya - ya' dan ra'nya -dan maknanya sudah jelas - yaitu: Niscayalah Allah akan melihat apa-apa yang dilakukan olehnya. Jadi membacanya ialah: Layara-yannallah. Wallahu alam.

Keterangan:
Anas bin an-Nadhr r.a. mengatakan kepada Rasulullah s.a.w. bahwa dalam peperangan yang pertama yakni perang Badar tidak ikut, kemudian dalam peperangan kedua, yakni perang Uhud ikut menyertai pasukan ummat Islam melawan kaum kafirin dan musyrikin.

Kemudian ia berkata di hadapan Rasulullah s.a.w. sebagai janjinya, andaikata ia mengikuti, niscaya Allah akan menampakkan apa yang hendak dilakukan olehnya atau Allah pasti mengetahui apa yang hendak diperbuatnya.

Ia mengatakan sebagaimana di atas itu setelah selesai perang Badar dan belum lagi terjadi perang Uhud. Yang hendak diperbincangkan di sini ialah mengenai kata-kata Anas tersebut berbunyi Maa ashna-'u, artinya: Apa-apa yang akan saya lakukan. Mengapa ia tidak berkata saja: Aku akan bertempur mati-matian sampai titik darah yang penghabisan, sebagaimana yang biasa dikatakan oleh orang-orang di zaman kita sekarang ini. Nah, inilah yang perlu kita bahas sekedarnya.

Al-lmam al-Qurthubi dalam mengupas kata-kata Anas r.a. yaitu Maa ashna-'u itu menjelaskan demikian:

Ucapan Sayidina Anas r.a., juga sekalian para sahabat Rasulullah s.a.w. selalu mengandung makna yang dalam. Anas r.a. misalnya, dalam menyatakan janjinya akan mengikuti peperangan bila nanti terjadi peperangan lagi dengan hanya mengatakan: Maa ashna-'u, itu mempunyai kandungan bermacam-macam, umpamanya:

Ia tidak memiliki sifat kesombongan dan ketakaburan dan oleh sebab itu tidak mengatakan bahwa ia akan berjuang mati-matian sampai hilangnya jiwa yang dimilikinya dan amat berharga itu. Orang yang sombong itu umumnya tidak menepati janji yang diucapkan. Kadang-kadang baru melihat musuh sudah lari terbirit-birit atau sebelum melihatnya saja sudah tidak tampak hidungnya.

Anas r.a. sengaja memperkokohkan ucapannya sendiri dan benar-benar dipenuhi. Diri dan jiwanya akan betul-betul dikurbankan untuk meluhurkan kalimat Allah yakni agama Islam dengan jalan melawan musuh yang sengaja menyerbu negara dan hendak melenyapkan agama yang diyakini kebenarannya itu.

Ia hendak berusaha keras memenangkan peperangan dan mencurahkan segala daya dan kekuatannya tanpa ada ketakutan sedikitpun akan tibanya ajal, sebab setiap manusia pasti mengalami kematian, hanya jatannya yang berbeda-beda.

Ia takut kalau-kalau apa yang hendak dilakukan nanti itu belum memadai apa yang diucapkan, sebab mengingat bahwa segala gerakan hati dapat saja diubah-ubah oleh Allah Ta'ala. Mungkin hari ini putih,tetapi besoknya sudah menjadi hitam. Itulah yang dikuatirkan olehnya, sehingga semangatnya yang asalnya menyala-nyala, tiba-tiba mengendur tanpa disadari.

Selanjutnya setelah terjadi perang Uhud ia menunjukkan perjuangan yang sebenar-benarnya, sampai-sampai terciumlah olehnya bau-bauan dari syurga dan akhirnya ia gugur sebagai pahlawan syahid fi-sabilillah. Untuk menegaskan janji Anas r.a. inilah Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Quran:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
mina almu'miniina rijaalun shadaquu maa 'aahaduu allaaha 'alayhi faminhum man qadaa nahbahu waminhum man yantazhiru wamaa baddaluu tabdiilaan

"Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu  {1209} dan mereka tidak merobah (janjinya),"
{1209} Maksudnya menunggu apa yang telah Allah janjikan kepadanya.

Among the faithful are men who fulfill what they have pledged to Allah. Of them are some who have fulfilled their pledge, and of them are some who still wait, and they have not changed in the least,
(QS. Al-Ahzab [33]:23)

KE·ENAMBELAS


Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al-Ansari (May Allah be pleased with him) said:
When the Ayah enjoining Sadaqah (charity) was revealed,*) we used to carry loads on our backs to earn something that we could give away in charity. One person presented a considerable amount for charity and the hypocrites said: "He has done it to show off." Another one gave away a few Sa' of dates and they said: "Allah does not stand in need of this person's dates". Thereupon, it was revealed:
*) This is the A
"Those who defame such of the believers who give charity (in Allah's Cause) voluntarily, and such who could not find to give charity (in Allah's Cause) except what is available to them..." (9:79)
[Al- Bukhari and Muslim].

السادس عشر‏:‏ عن أبي مسعود عقبة بن عمرو الأنصاري البدري رضي الله عنه قال‏:‏ لما نزلت آيه الصدقة كنا نحامل على ظهورنا‏.‏ فجاء رجل فتصدق بشيء كثير فقالوا‏:‏ مراءٍ، وجاء رجل آخر فتصدق بصاع فقالوا‏:‏ إن الله لغني عن صاع هذا‏!‏ فنزلت ‏{‏ الذين يلمزون المطوعين من المؤمنين في الصدقات والذين لا يجدون إلا جهدهم‏}‏ الآية ‏(‏‏(‏التوبة‏:‏79‏)‏‏)‏‏.‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه ‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amr al-Anshari al-Badri r.a., katanya: "Ketika ayat sedekah turun, maka kita semua mengangkat sesuatu di atas punggung-punggung kita - agar memperoleh upah dari hasil mengangkatnya itu untuk disedekahkan.
Kemudian datanglah seseorang lalu bersedekah dengan sesuatu yang banyak benar jumlahnya. Orang-orang sama berkata: "Orang itu adalah sengaja berpamer saja - memperlihatkan amalannya kepada sesama manusia dan tidak karena Allah Ta'ala melakukannya.
Ada pula orang lain yang datang kemudian bersedekah dengan barang sesha' - dari kurma. Orang-orang sama berkata: "Sebenarnya Allah pastilah tidak memerlukan makanan sesha'nya orang ini."

Selanjutnya turunlah ayat:
الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِى الصَّدَقٰتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ ۙ سَخِرَ اللّٰـهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
alladziina yalmizuuna almuththhawwi'iina mina almu'miniina fii alshshadaqaati waalladziina laa yajiduuna illaa juhdahum fayaskharuuna minhum sakhira allaahu minhum walahum 'adzaabun aliimun

"(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih."

 Those who blame the voluntary donors from among the faithful concerning the charities— and as for those who do not find [anything] except [what] their means [permit], they ridicule them— Allah shall put them to ridicule, and there is a painful punishment for them
(QS. At-Taubah [9]:79)
(Muttafaq 'alaih)

Nuhamilu dengan dhammahnya nun dan menggunakan ha' muhmalah, artinya ialah setiap orang dari kita sekalian mengangkat di atas punggung masing-masing dengan memperoleh upah dan upah itulah yang disedekahkannya.

KE·TUJUHBELAS

 

Abu Dharr (May Allah be pleased with him) said:
The Prophet (ﷺ) said, "Allah, the Exalted, and Glorious, said; 'O My slaves, I have prohibited Myself injustice; and have made oppression unlawful for you, so do not oppress one another. O My slaves, all of you are liable to err except the one whom I guide on the Right Path, so seek guidance from Me so that I will guide you to the Right Path. O My slaves, all of you are hungry except the one whom I feed, so ask food from Me, I will feed you. O My slaves, all of you are naked except those whom I clothe, so ask clothing of Me and I shall clothe you. O My slaves, you commit sins night and day and I forgive all sins, so seek My forgiveness and I shall forgive you. O My slaves, you can neither do Me any harm nor can you do Me any good. O My slaves, were the first of you and the last of you, the human of you and jinn of you to be as pious as the most pious heart of any man of you, that would not increase My domain a thing. O My slaves, were the first of you, and the last of you, the human of you and the jinn of you to be as wicked as the most wicked heart of any man of you, that would not decrease My domain in a thing. O My slaves, were the first of you and the last of you, the human of you and the jinn of you to stand in one place and make a request of Me, and were I to give everyone what he requested, that would not decrease what I have, any more than a needle decrease the sea if put into it. O My slaves, it is but your deeds that I reckon for you and then recompense you for, so let him who finds good (i.e., in the Hereafter) praise Allah and let him who finds other than that blame no one but himself."'.

[Muslim].
السابع عشر‏:‏ عن سعيد بن عبد العزيز، عن ربيعة بن يزيد، عن أبي إدريس الخولاني، عن أبي ذر جندب بن جنادة، رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما يروى عن الله تبارك وتعالى أنه قال‏:‏ ‏"‏ ياعبادي إني حرمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرماً فلا تظالموا، يا عبادي كلكم ضال إلا من هديته؛ فاستهدوني أهدكم، يا عبادي كلكم جائع إلا من أطعمته؛ فاستطعموني أطعمكم،يا عبادي كلكم عارٍ إلا من كسوته، فاستكسوني أكسكم، يا عبادي إنكم تخطئون بالليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعا، فاستغفروني أغفرلكم، ياعبادي إنكم لن تبلغوا ضري فتضروني، ولن تبلغوا نفعي فتنفعوني، يَا عِبَادي ، لَوْ أنَّ أوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذلِكَ في مُلكي شيئاً . يَا عِبَادي ، لَوْ أنَّ أوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذلِكَ من مُلكي شيئاً، يا عبادي لو أن أولكم وآخركم، وإنسكم وجنكم قاموا في صعيد واحد، فسألوني فأعطيت كل إنسان مسألته، ما نقص ذلك مما عندي إلا كما ينقص المخيط إذا أدخل البحر، يا عبادي إنما هي أعمالكم أحصيها لكم، ثم أوفيكم إياها، فمن وجد خيراً فليحمد الله، ومن وجد غير ذلك فلا يلومن إلا نفسه‏"‏‏.‏ قال سعيد‏:‏ كان أبو إدريس إذا حدث بهذا الحديث جثا على ركبتيه‏.‏ رواه مسلم‏.‏ (20)‏.‏

 Dari Said bin Abdul Aziz dari Rabi'ah bin Yazid dari Abu Idris al-Khawlani dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah r.a. dari Nabi s.a.w., dalam sesuatu yang diriwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta'ala, bahwasanya Allah berfirman - ini adalah Hadits Qudsi:

"Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan pada diriku sendiri akan menganiaya dan menganiaya itu Kujadikan haram di antara engkau sekalian. Maka dari itu, janganlah engkau sekalian saling menganiaya.

Wahai hamba-hambaKu, engkau semua itu tersesat, kecuali orang yang Kuberi petunjuk. Maka itu mohonlah petunjuk padaKu, engkau semua tentu Kuberi petunjuk itu.

Wahai hamba-hambaKu, engkau semua itu lapar, kecuali orang yang Kuberi makan. Maka mohonlah makan padaKu, engkau semua tentu Kuberi makanan itu.

Wahai hamba-hambaKu, engkau semua itu telanjang, kecuali orang yang Kuberi pakaian. Maka mohonlah pakaian padaKu, engkau semua tentu Kuberi pakaian itu.

Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya engkau semua itu berbuat kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku inilah yang mengampunkan segala dosa. Maka mohon ampunlah padaKu, pasti engkau semua Kuampuni.

Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya engkau semua itu tidak dapat membahayakan Aku. Maka andaikata dapat, tentu engkau semua akan membahayakan Aku. Lagi pula engkau semua itu tidak dapat memberikan kemanfaatan padaKu. Maka andaikata dapat, tentu engkau semua akan memberikan kemanfaatan itu padaKu.

Wahai hamba-hambaKu, andaikata orang yang paling mula-mula - awal - hingga yang paling akhir, juga semua golongan manusia dan semua golongan jin, sama bersatu padu seperti hati seseorang yang paling taqwa dari antara engkau semua, hal itu tidak akan menambah keagungan sedikitpun pada kerajaanKu.

Wahai hamba-hambaKu, andaikata orang yang paling mula-mula - awal - hingga yang paling akhir, juga semua golongan manusia dan semua golongan jin, sama bersatu padu seperti hati seseorang yang paling curang dari antara engkau semua, hal itu tidak akan dapat mengurangi keagungan sedikitpun pada kerajaanKu.

Wahai hamba-hambaKu, andaikata orang yang paling mula-mula - awal - hingga yang paling akhir, juga semua golongan manusia dan semua golongan jin, sama berdiri di suatu tempat yang tinggi di atas bumi, lalu tiap seseorang memintasesuatu padaKu dan tiap-tiap satu Kuberi menurut permintaannya masing-masing, hal itu tidak akan mengurangi apa yang menjadi milikKu, melainkan hanya seperti jarum bila dimasukkan ke dalam laut - jadi berkurangnya hanyalah seperti air yang melekat pada jarum tadi.

Wahai hamba-hambaKu, hanyasanya semua itu adalah amalan-amalanmu sendiri. Aku menghitungnya bagimu lalu Aku memberikan balasannya. Maka barangsiapa mendapatkan kebaikan, hendaklah ia memuji kepada Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, hendaklah jangan menyesali kecuali pada dirinya sendiri."

Said berkata: "Abu Idris itu apabila menceriterakan Hadits ini, ia duduk di atas kedua lututnya."
(Riwayat Muslim)

Kami juga meriwayatkannya dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dan ia berkata: "Tidak sebuahpun Hadits bagi ahli Syam yang lebih mulia dari Hadits ini."

Keterangan:

Hadits yang diriwayatkan oleh Nabi s.a.w. dan berasal dari Allah semacam Hadits di atas ini juga Hadits No. 11 dan No. 95 disebut Hadits Qudsi (suci).

Bedanya dengan Al-Quran ialah kalau Al-Quran merupakan mu'jizat sedang Hadits Qudsi tidak.

Lagi pula hanya melulu membaca saja pada Al-Quran itu sudah merupakan ibadat.

Yang penting kita perhatikan ialah:
  • Menganiaya itu adalah benar-benar besar dosanya dan doanya orang yang dianiaya itu tidak akan ditolak oleh Allah yakni pasti dikabulkan sebagaimana sabda Nabi s.a.w.: "Takutlah pada doanya orang yang dianiaya, sekalipun ia itu kaf'ir karena sesungguhnya saja tidak ada tabir yang menutup antara doa orang itu dengan Allah."
  • Semua dosa itu dapat diampuni oleh Allah asal kita mohon ampun serta bertaubat kecuali syirik (menyekutukan Allah), sebagaimana dalam al-Quran disebutkan: "Sesungguhnya Allah tidak suka mengampuni katau Dia disekutukan dengan lainNya dan Dia suka mengampuni yang selain itu pada orang yang dikehendaki olehNya."
  • Kalau kita taat pada Allah, melakukan semua perintahNya, ini bukan berarti bahwa Allah butuh kita taati. Kita taat atau tidak bagi Allah tetap saja. Maka bukannya kalau kita taat, Allah tambah mulia atau kalau kita ingkar lalu Allah kurang kemuliaanNya. Itu tidak sama sekali. Hanya saja Allah menyediakan tempat kesenangan (syurga) bagi orang yang taat dan tempat siksa (neraka) bagi orang yang ingkar.
  • Orang yang amat taqwa yang dimaksudkan dalam Hadis ini ialah Nabi Muhammad s.a.w. dan yang paling curang itu ialah syaitan (setan) sebab syaitan itu dahulunya bernama Izazil dan termasuk dalam golongan jin.
  • Begitu banyaknya air laut, kalau isinya hanya dikurangi oleh jarum yang melekat di situ, maka kekurangan itu tidak berarti samasekali. Begitulah perumpamaannya andaikata Allah mengabulkan semua permohonan makhlukNya.
Klik Di Sini
•[Daftar Isi]•
[Bab 10]•[Bab 12]•
kx2bab-eaxeexka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar