BAB 7.
YAKIN DAN TAWAKAL.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
walammaa raaa almu/minuuna al-ahzaaba qaaluu haadzaa maa wa'adanaa allaahu warasuuluhu washadaqa allaahu warasuuluhu wamaa zaadahum illaa iimaanan watasliimaan
"Dan tatkala orang-orang mu'min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya {1208} kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan."
But when the faithful saw the confederates, they said, ‘This is what Allah and His Apostle had promised us, and Allah and His Apostle were true.’ And it only increased them in faith and submission.
(QS. Al Ahzab [33]:22)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
«alladziina istajaabuu lillaahi waalrrasuuli min ba'di maa ashaabahumu alqarhu lilladziina ahsanuu minhum waittaqaw ajrun 'azhiimun»
«alladziina qaala lahumu alnnaasu inna alnnaasa qad jama'uu lakum faikhsyawhum fazaadahum iimaanan waqaaluu hasbunaa allaahu wani'ma alwakiilu»
«fainqalabuu bini'matin mina allaahi wafadhlin lam yamsas-hum suu-un waittaba'uu ridhwaana allaahi waallaahu dzuu fadhlin 'azhiimin»
(Yaitu) orang-orang yang menta'ati perintah Allah dan Rasul- Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar(172).
(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia {250} telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung(173)."
"Maka mereka kembali dengan ni'mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar {251}."
Those who responded to Allah and the Apostle [even] after they had been wounded —for those of them who have been virtuous and Godwary there shall be a great reward.(172)
Those to whom the people said, ‘All the people have gathered against you; so fear them.’ That only increased them in faith, and they said, ‘Allah is sufficient for us, and He is an excellent trustee.’(173)
So they returned with Allah’s blessing and grace, untouched by any evil. They pursued the pleasure of Allah, and Allah is dispenser of a great grace.(174)
(QS. Ali 'Imran [3]:172-174)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
watawakkal 'alaa alhayyi alladzii laa yamuutu wasabbih bihamdihi wakafaa bihi bidzunuubi 'ibaadihi khabiiraan
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya."
Put your trust in the Living One who does not die, and celebrate His praise. He suffices as one all-aware of the sins of His servants.
(QS. Al Furqaan [25]:58)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu {246}. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
It is by Allah’s mercy that you are gentle to them; and had you been harsh and hardhearted, surely they would have scattered from around you. So excuse them, and plead for forgiveness for them, and consult them in the affairs, and once you are resolved, put your trust in Allah. Indeed Allah loves those who trust in Him.
(QS. Ali 'Imran [3]:159)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
wayarzuqhu min haytsu laa yahtasibu waman yatawakkal 'alaa allaahi fahuwa hasbuhu inna allaaha baalighu amrihi qad ja'ala allaahu likulli syay-in qadraan
"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
and provide for him from whence he does not reckon. And whoever puts his trust in Allah, He will suffice him. Indeed Allah carries through His command. Certainly Allah has set a measure for everything.
(QS. Ath Thalaaq [65]:3)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ayat-ayat perihal keutamaan bertawakkal itupun banyak pula dan dapat pula diketahui.
Keterangan:
Banyak sekali orang yang salah mengerti dalam melaksanakan ketawakkalan kepada Allah Ta'ala itu.
Ada yang berpendapat, tawakkal ialah menyerah bulat-bulat kepada Tuhan tanpa berbuat daya-upaya dan usaha untuk mencari mana-mana yang baik dan menyebabkan kebahagiaan. Ringkasnya enggan berikhtiar atau menyingsingkan lengan baju.
Anehnya ia meminta yang enak-enak belaka. Orang semacam di atas itu rupanya berpendapat, bahwa tidak perlu ia belajar, jika Tuhan menghendaki ia menjadi orang pandai, tentu pandai juga nantinya. Juga tidak perlu bekerja, jika Tuhan menghendaki ia menjadi kaya, tentu kaya juga nantinya. Atau ketika sakit, tidak perlu ia berobat, jika Tuhan menghendaki sembuh tentu sihat kembali pula.
Semuanya itu samalah halnya dengan orang yang sedang lapar, sekalipun macam-macam makanan di hadapan mukanya, tetapi ia berpendapat, jika Tuhan menghendaki kenyang, tanpa makanpun akan menjadi kenyang juga. Cara berfikir semacam di atas itu, apabila diterus-teruskan, pasti akan membuat kesengsaraan diri sendiri, bahkan merusak akalnya sendiri.
Adapun maksud tawakkal yang diperintahkan oleh agama itu ialah menyerahkan diri kepada Allah sesudah berdaya-upaya dan berusaha serta bekerja sebagaimana mestinya. Misalnya meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci baik-baik, lalu bertawakkal. Artinya apabila setelah dikunci itu masih juga hilang umpama dicuri orang, maka dalam pandangan agama orang itu sudah tidak bersalah, sebab telah melakukan ikhtiar supaya jangan sampai hilang.
Hal yang semacam itu pernah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w., yaitu ada seorang sahabatnya yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain-lain, lalu ditinggalkan.
Beliau s.a.w. bertanya:
"Mengapa tidak kamu ikatkan?"
Ia menjawab: "Saya sudah bertawakkal kepada Allah."
Rasulullah s.a.w. tidak dapat menyetujui cara berfikir orang itu, lalu bersabda, artinya:
"Ikatlah dulu lalu bertawakkallah."
Ringkasnya tawakkal tanpa usaha lebih dulu adalah salah dan keliru menurut pandangan Islam. Jikalau kita sudah dapat meletakkan arti tawakkal pada garis yang sebenarnya, maka sangat sekali dipuji dan pasti kita tidak akan kekurangan rezeki, sebab Allah Ta'ala akan menjamin bahwa kita akan diberi bagian rezeki kita masing-masing sebagaimana halnya burung yang pergi pagi-pagi dalam keadaan kosong perut, sedang pada sore harinya telah menjadi kenyang.
Selain itu Allah berfirman bahwa sifat-sifat kaum mu'minin itu di antaranya ialah selalu bertawakkal kepada Allah Ta'ala dengan pengertian tawakkal yang tidak disalahmengertikan.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
innamaa almu'minuuna alladziina idzaa dzukira allaahu wajilat quluubuhum wa-idzaa tuliyat 'alayhim aayaatuhu zaadat-hum iimaanan wa'alaa rabbihim yatawakkaluuna
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman {594} ialah mereka yang bila disebut nama Allah {595} gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat- ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
The faithful are only those whose hearts tremble [with awe] when Allah is mentioned, and when His signs are recited to them, they [1] increase their faith, and who put their trust in their Lord,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Yang perlu kita perhatikan, sehubungan dengan persoalan ini ialah:
Insya Allah.
Adapun Hadis-hadisnya ialah:
PERTAMA
Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "I was shown the past nations. I saw a Prophet who had a very small group (less than ten in total) with him, another Prophet who was accompanied by only one or two men and some did not have even one. Suddenly I was shown a huge crowd and I thought that they were my Ummah, but I was told: 'This is Musa (Moses) and his people, but look towards the other side.' I looked and beheld a great assemblage. I was told: 'These are your people and amongst them there are seventy thousand who shall enter Jannah without being taken to account or torment". Then the Prophet (ﷺ) stood up and went into his apartment, and the Companions began to guess who may be those people who would enter Jannah without any accounting or torment. Some said: "Probably, they are the ones who kept company with Messenger of Allah (ﷺ)". Others said: "Probably, they are the ones who have been born as Muslims and have never associated anyone with Allah in worship". Then Messenger of Allah (ﷺ) came out and asked, "What are you discussing?" So they told him. He then said, "They are those who do not make Ruqyah (blowing over themselves after reciting the Qur'an or some prayers and supplications the Prophet (ﷺ) used to say) nor seek it, nor perceive omens (i.e., they are not pessimistic) but keep trust in their Rubb (Allah)." On this 'Ukashah bin Mihsan stood up and asked: "Pray to Allah to make me one of them." The Prophet (ﷺ) said, "You are one of them." Then another man stood up and asked the same thing. The Prophet (ﷺ) answered, "'Ukashah has surpassed you".
[Al-Bukhari and Mulsim].
فالأول عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عرضت علي الأمم، فرأيت النبي ومعه الرهيط، والنبي ومعه الرجل والرجلان، والنبي وليس معه أحد إذ رفع لي سواد عظيم فظننت أنهم أمتي، فقيل لى : هذا موسى وقومه، ولكن انظر إلى الأفق، فنظرت فإذا سواد عظيم، فقيل لى، انظر إلى الأفق الآخر، فإذا سواد عظيم، فقيل لي: هذه أمتك، ومعهم سبعون ألفاً يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب" ثم نهض فدخل منزله، فخاض الناس في أولئك الذين يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب، فقال بعضهم: فلعلهم الذين صحبوا رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وقال بعضهم: فلعلهم الذين ولدوا في الإسلام، فلم يشركوا بالله شيئاً- وذكروا أشياء- فخرج عليهم رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: "ما الذي تخوضون فيه؟" فأخبروه فقال: "هم الذين لا يرقون ، ولا يسترقون ولا يتطيرون، وعلى ربهم يتوكلون" فقام عكاشة بن محصن فقال: ادع الله أن يجعلني منهم، فقال: "أنت منهم" ثم قام رجل آخر فقال: ادع الله أن يجعلني منهم فقال: "سبقك بها عكاشة" . ((متفق عليه)) .
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dipertontonkanlah padaku berbagai ummat, maka saya melihat ada seorang Nabi dan besertanya adalah sekelompok manusia kecil - antara tiga orang sampai sepuluh, ada pula Nabi dan besertanya adalah seorang lelaki atau dua orang saja, bahkan ada pula seorang Nabi yang tidak disertai seseorangpun. Tiba-tiba diperlihatkanlah padaku suatu gerombolan manusia yang besar, lalu saya mengira bahwa mereka itulah ummatku. Lalu dikatakanlah padaku: "Ini adalah Musa dengan kaumnya. Tetapi lihatlah ke ufuk - sesuatu sudut." Kemudian sayapun melihatnya, lalu saya lihatlah dan tiba-tiba tampaklah di situ suatu gerombolan ummat yang besar juga. Selanjutnya dikatakan pula kepadaku: "Kini lihatlah pula ke ufuk yang lain lagi itu." Tiba-tiba di situ terdapatlah suatu kelompok yang besar pula, lalu dikatakanlah padaku: "Inilah ummatmu dan beserta mereka itu ada sejumlah tujuhpuluh ribu orang yang dapat memasuki syurga tanpa dihisab dan tidak terkena siksa."
Kemudian Rasulullah s.a.w. bangun dan terus memasuki rumahnya.Orang-orang banyak sama bercakap-cakap mengenai para manusia yang memasuki syurga tanpa dihisab dan tanpa disiksa itu. Sebagian dari sahabat itu ada yang berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang telah menjadi sahabat Rasulullah s.a.w." Sebagian lagi berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang dilahirkan di zaman sudah munculnya agama Islam, kemudian tidak pernah mempersekutukan sesuatu dengan Allah." Banyak lagi sebutan - percakapan-percakapan - mengenai itu yang mereka kemukakan.
Rasulullah s.a.w. lalu keluar menemui mereka kemudian bertanya:
"Apakah yang sedang engkau semua percakapkan itu."
Para sahabat memberitahukan hal itu kepada beliau.
Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda:
"Orang-orang yang memasuki syurga tanpa hisab dan siksa itu ialah mereka yang tidak pernah memberi mentera-mentera tidak meminta mentera-mentera dari orang lain - karena sangatnya bertawakkal kepada Allah, tidak pula merasa akan memperoleh bahaya karena adanya burung-burung - atau adanya hal yang lain-lain atau ringkasnya meyakini guhon tuhon atau khurafat yang sesat - dan pula sama bertawakkal kepada Tuhannya."
'Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi, kemudian berkata: "Doakanlah saya - ya Rasulullah - kepada Allah supaya Allah menjadikan saya termasuk golongan mereka itu - tanpa hisab dan siksa dapat memasuki syurga."
Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Engkau termasuk golongan mereka."
Selanjutnya ada pula orang lain yang berdiri lalu berkata: "Doakanlah saya kepada Allah supaya saya oleh Allah dijadikan termasuk golongan mereka itu pula."
Kemudian beliau bersabda:
"Permohonan seperti itu telah didahului oleh 'Ukkasyah."
(Muttafaq 'alaih)
Lafaz 'Ukkasyah dengan mendhammahkan 'ain serta mensyaddahkan kafnya,tetapi boleh pula kafnya itu diringankan, yakni tidak disyaddahkan lalu dibaca 'Ukasyah. Namun begitu, dengan mensyaddahkan kafnya adalah lebih fasih.
KE·DUA
Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) reported that the Messenger of Allah (ﷺ) used to supplicate:
"O Allah! To You I have submitted, and in You do I believe, and in You I put my trust, to You do I turn, and for You I argued. O Allah, I seek refuge with You through Your Power; there is none worthy of worship except You Alone; that You safeguard me against going astray. You are the Ever Living, the One Who sustains and protects all that exists; the One Who never dies, whereas human beings and jinn will all die".
[Al- Bukhari and Muslim].
الثاني: عن ابن عباس رضي الله عنهما أيضاً أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول: "اللهم لك أسلمت وبك آمنت، وعليك توكلت، وإليك أنبت ، وبك خاصمت. اللهم أعوذ بعزتك، لا إله إلا أنت أن تضلني، أنت الحي الذي لا تموت، والجن والإنس يموتون" ((متفق عليه)) . ((وهذا لفظ مسلم، واختصره البخاري)).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma juga bahwasanya
Rasulullah s.a.w. bersabda - dalam berdoa:
"Ya Allah, kepadaMulah saya menyerahkan diri, denganMu saya beriman, atasMu saya bertawakkal, ke hadhiratMu saya bertaubat, denganMu saya berbantah - menghadapi musuh-musuh agama."
"Ya Allah, saya mohon perlindungan dengan kemuliaanMu, tiada Tuhan melainkan Engkau, kalau sampai Engkau menyesatkan diriku. Engkau Maha Hidup yang tidak akan mati, sedangkan semua jin dan manusia pasti mati."
(Muttafaq 'alaih)
Hadis di atas itu menurut lafaz Imam Muslim dan diringkaskan dalam lafaz Imam Bukhari.
KE·TIGA
Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) said:
When (Prophet) Ibrahim (Abraham) was thrown into the fire, he said: "Allah (Alone) is sufficient for us, and, He is the Best Disposer of affairs." So did Messenger of Allah Muhammad (ﷺ) when he was told: "A great army of the pagans had gathered against him, so fear them". But this (warning) only increased him and the Muslims in Faith and they said: "Allah (Alone) is sufficient for us, and He is the Best Disposer of affairs (for us)".
[Al-Bukhari].
الثالث: عن ابن عباس رضي الله عنهما أيضاً قال: "حسبنا الله ونعم الوكيل، قالها إبراهيم صلى الله عليه وسلم حين ألقي في النار، وقالها محمد صلى الله عليه وسلم حين قالوا: إن الناس قد جمعوا لكم فاخشوهم فزادهم إيمانا وقالوا: حسبنا الله ونعم الوكيل: ((رواه البخاري)).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma pula, katanya:
Lafaz:
"Hasbunallah wa ni'mal wakil,"
artinya:
Cukuplah Allah itu sebagai penolong kita dan Dia adalah sebaik-baiknya yang diserahi,
itu pernah diucapkan oleh Ibrahim a.s. ketika beliau dilemparkan ke dalam api.
Juga pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika orang-orang sama berkata: "Sesungguhnya orang-orang banyak telah berkumpul-bersatu-untuk memerangi engkau, maka takutilah mereka itu," tetapi ucapan sedemikian itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang beriman melainkan keimanan belaka dan mereka berkata: Hasbunallah wa ni'mal wakil.
(Riwayat Bukhari)
Dalam riwayat Bukhari pula dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma disebutkan:
Ucapan Nabi Ibrahim yang terakhir sekali ketika beliau dilemparkan ke dalam api yaitu: Hasbiallah wa ni'mal wakil artinya: "Cukuplah Allah itu sebagai penolongku dan Dia adalah sebaik-baiknya yang diserahi."
KE·EMPAT
Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "A group of people (both men and women) whose hearts will be like the hearts of birds, will enter Jannah".
[Muslim].
It has been interpreted that such people are those who put their trust in Allah; another interpretation is that these people are tender- hearted.
الرابع: عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "يدخل الجنة أقوام أفئدتهم مثل أفئدة الطير" ((رواه مسلم)).
Dari Abu Hurairah r.a. dari
Nabi s.a.w., sabdanya:
"Masuklah ke dalam syurga itu para kaum yang hatinya seperti hati burung."
(Riwayat Muslim)
Artinya kata-kata di atas itu disebutkan: Bahwa mereka itu sama-sama bertawakkal. Juga dapat diartikan: bahwa hati mereka itu lemah lembut.
KE·LIMA
Jabir (May Allah be pleased with him) reported:
I went in an expedition along with the Prophet (ﷺ) in the direction of Najd. When Messenger of Allah (ﷺ) returned, I also returned with him. Then the mid-day sleep overtook us in a valley full of prickly shrubs. Messenger of Allah (ﷺ) got down and the people scattered around seeking shade under the trees. Messenger of Allah (ﷺ) hang up his sword on the branch of a tree. We were enjoying a sleep when Messenger of Allah (ﷺ) called us, and lo! There was a desert Arab bedouin near him. He (ﷺ) said, "This man brandished my sword over me while I was asleep. I woke up and saw it in his hand unsheathed. He asked: `Who will protect you from me?' I replied: 'Allah' - thrice". He did not punish him and sat down.
[Al-Bukhari and Muslim].
In another narration, Jabir (May Allah be pleased with him) said: We accompanied Messenger of Allah (ﷺ) in the campaign of Dhat-ur-Riqa`. We left Messenger of Allah (ﷺ) to take rest under a shady tree. One of the polytheists came to him. The sword of Messenger of Allah (ﷺ) was hanging on a tree. He drew it and said: "Are you afraid of me?'' Messenger of Allah (ﷺ) said, "No". Then he said: "Who will then protect you from me?'' Messenger of Allah (ﷺ) replied, "Allah".
And in a narration of Abu Bakr Al-Isma`ili, the polytheist asked: "Who will protect you from me?'' Messenger of Allah (ﷺ) replied, "Allah.'' As soon as he said this, the sword fell down from his hand and Messenger of Allah (ﷺ) catching the sword, asked him, "Who will protect you from me.'' He said, "Please forgive me.'' Messenger of Allah (ﷺ) said, "On condition you testify that there is none worthy of worship but Allah and that I am His Messenger.'' He said, "No, but I promise you that I shall not fight against you, nor shall I be with those who fight with you". The Prophet (ﷺ) let him go. He then went back to his companions and said: "I have come to you from one of the best of mankind".
الخامس: عن جابر رضي الله عنه أنه غزا مع النبي صلى الله عليه وسلم قبل نجد، فلما قفل رسول الله صلى الله عليه وسلم قفل معهم، فأدركتهم القائلة في واد كثير العضاه، فنزل رسول الله صلى الله عليه وسلم، وتفرق الناس يستظلون بالشجر، ونزل رسول الله صلى الله عليه وسلم تحت سمرة، فعلق بها سيفه، ونمنا نومة، فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم يدعونا، وإذا عنده أعرابي فقال: "إن هذا اختراط علي سيفي وأنا نائم، فاسيقظت وهو في يده صلتا، قال: من يمنعك منى؟ قلت: الله-ثلاثا" ولم يعاقبه وجلس. ((متفق عليه)) .
وفي رواية : قال جابر: كنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم بذات الرقاع: فإذا أتينا على شجرة ظليلة تركناها لرسول الله صلى الله عليه وسلم، فجاء رجل من المشركين، وسيف رسول الله صلى الله عليه وسلم معلق بالشجرة، فاخترطه فقال : تخافني؟ قال: لا قال : فمن يمنعك مني ؟ قال: الله .
وفي رواية أبي بكر الإسماعيلى في صحيحه: قال: من يمنعك مني؟ قال : الله قال: فسقط السيف من يده، فأخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم السيف فقال: من يمنعك مني؟ فقال كن خير آخذ، فقال تشهد أن لا إله إلا الله ، وأني رسول الله؟ قال: لا، ولكني أعاهدك أن لا أقاتلك ولا أكون مع قوم يقاتلونك، فخلى سبيله، فأتى أصحابه فقال: جئتكم من عند خير الناس.
Dari Jabir r.a. bahwasanya ia berperang bersama Nabi s.a.w. di daerah dekat Najad - yakni perang Dzatur Riqa'.
Setelah Rasulullah s.a.w. kembali - dari perjalanannya – iapun kembali pula beserta mereka, kemudian mereka sama memperoleh tidur siang dalam suatu lembah yang banyak pohon durinya.
Rasulullah s.a.w. turun dan orang-orang lainpun sama berteduh di bawah pohon. Rasulullah s.a.w. itu turun di bawah pohon samurah kemudian menggantungkan pedangnya di situ. Kita semua tidur, tiba-tiba Rasulullah s.a.w. memanggil-manggil kita dan di sisinya ada seorang A'rab - orang Arab dari pegunungan,
Lalu beliau s.a.w. bersabda:
"Orang ini telah mengacungkan pedangku padaku, sedang saya tidur tadi, kemudian saya bangun, sedangkan pedang itu terhunus di tangannya, ia berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini?" Saya menjawab: "Allah" sampai tiga kali."
Tetapi beliau s.a.w. tidak menghukum orang - yang akan membunuhnya - tadi dan beliaupun duduklah.
(Muttafaq 'aiaih)
Dalam sebuah riwayat lagi disebutkan:
Jabir berkata: "Kita semua bersama-sama Rasulullah s.a.w. dalam peperangan Dzatur Riqa', kemudian datanglah kita pada pohon yang rindang - nyaman digunakan sebagai tempat berteduh - pohon itu kita biarkan untuk digunakan oleh Rasulullah s.a.w., kemudian datanglah seseorang lelaki dari golongan kaum musyrikin sedangkan pedang Rasulullah s.a.w. digantungkan pada pohon tersebut. Orang itu menghunus pedangnya lalu berkata: "Adakah engkau takut padaku?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Tidak." Orang itu berkata lagi: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini."
Beliau s.a.w. menjawab:
"Allah."
Disebutkan pula dalam riwayat lainnya lagi yaitu riwayat Abu Bakar al-lsma'ili dalam kitab shahihnya demikian: Orang itu berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini."
Beliau s.a.w. bersabda:
"Allah"
Kemudian jatuhlah pedang itu dari tangannya. Selanjutnya pedang itu diambil oleh Rasulullah s.a.w.,
Lalu bersabda:
"Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari padaku ini?"
Orang tadi berkata: "Jadilah engkau - hai Muhammad - sebaik-baiknya orang yang dimintai perlindungan."
Rasulullah s.a.w. bersabda pula:
"Sukakah engkau menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya ini utusan Allah?"
Ia menjawab: "Tidak suka aku demikian, tetapi saya berjanji padamu bahwa saya tidak akan memerangi lagi padamu dan tidak pula akan menyertai kaum yang memerangi engkau."
Oleh Rasulullah s.a.w. orang tersebut dilepaskan jalannya - dibebaskan, kemudian ia mendatangi sahabat-sahabatnya lalu berkata: "Saya telah datang padamu sekalian ini dari sisi sebaik-baik manusia - yang dimaksud ialah baru datang dari Nabi Muhammad s.a.w.
Sabda Nabi s.a.w.: Ikhtarathas saifa, artinya mengacungkan pedang dalam keadaan terhunus dan Wa huwa fi yadihi shaltan, artinya: pedang itu di tangannya sudah terhunus. Lafaz shaltan itu boleh difathahkan shadnya dan boleh pula didhammahkan.
KE·ENAM
'Umar (May Allah be pleased with him) said:
I heard Messenger of Allah (ﷺ) saying: "If you all depend on Allah with due reliance, He would certainly give you provision as He gives it to birds who go forth hungry in the morning and return with full belly at dusk".
[At-Tirmidhi].
السادس: عن عمر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : "لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير ، تغدو خماصاً وتروح بطاناً" ((رواه الترمذي ، وقال حديث حسن )).
Dari Umar r.a., katanya: "Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata engkau sekalian itu suka bertawakkal kepada Allah dengan sebenarbenarnya tawakkal, niscayalah Dia akan memberikan rezeki padamu sekalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Pagi-pagi burung-burung berperut kosong dan sore-sore kembali dengan perut penuh berisi."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Adapun makna Hadis itu ialah bahwa burung-burung itu pada permulaan hari siang, yakni mulai pagi harinya sama pergi dalam keadaan khimash, artinya kosong perutnya, sebab lapar, sedangkan pada akhir siang, yakni pada sore harinya sama kembali dalam keadaan bithaan, artinya perutnya penuh sebab kenyang. Inilah tanda tawakkalnya burung pada Allah.
KE·TUJUH
Al-Bara' bin 'Azib (May Allah be pleased with them) said:
Messenger of Allah (ﷺ) asked me to recite whenever I go to bed: "Allahumma aslamtu nafsi ilaika, wa wajjahtu wajhi ilaika, wa fawwadtu amri ilaika, wal-ja'tu zahri ilaika, raghbatan wa rahbatan ilaika, la malja wa la manja minka illa ilaika. Amantu bikitabikal-ladhi anzalta, wa nabiyyikal-ladhi arsalta (O Allah! I have submitted myself to You, I have turned my face to You, entrusted my affairs to You; and committed my back to You out of desire for You and fear of You; expecting Your reward and fearing Your punishment). There is no refuge and no place of safety from You but with You. I believe in the Book You have revealed and in the Prophet You have sent." Messenger of Allah (ﷺ) said that if anyone recited these words and died that night, he would die in the true religion. In case he remains alive till morning, he will obtain good.
[Al-Bukhari and Muslim].
In another narration: He reported Messenger of Allah (ﷺ) as saying: "If you go to bed, perform the Salat Wudu', lie down on your right side and say [the above Du'a (supplication)] and let these words be your last".
السابع: عن أبي عمارة البراء بن عازب رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " يا فلان إذا أويت إلى فراشك فقل: اللهم أسلمت نفسي إليك، ووجهت وجهي إليك: وفوضت أمري إليك ، وألجأت ظهري إليك، رغبة ورهبة إليك، لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك ، آمنت بكتابك الذي أنزلت، ونبيك الذي أرسلت؛ فإنك إن مت من ليلتك مت على الفطرة، وإن أصبحت أصبت خيراً" ((متفق عليه)) .
Dari Abu 'Umarah, yaitu Albara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hai Fulan, jikalau engkau bertempat di tempat tidurmu - maksudnya jikalau hendak tidur - maka katakanlah - doa yang artinya: "Ya Allah, saya menyerahkan diriku padaMu, saya menghadapkan mukaku padaMu, saya menyerahkan urusanku padaMu, saya menempatkan punggungku padaMu, karena loba akan pahalaMu dan takut siksaMu, tiada tempat bersembunyi dan tiada pula tempat keselamatan kecuali kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan serta kepada Nabi yang Engkau rasulkan.
Sesungguhnya engkau - hai Fulan, jikalau engkau mati pada malam harimu itu, maka engkau akan mati menetapi kefithrahan - agama Islam - dan jikalau engkau masih dapat berpagi-pagi, - masih tetap hidup sampai pagi harinya, maka engkau dapat memperoleh kebaikan."
(Muttafaq 'alaih)
Disebutkan pula dalam kedua kitab shahih - Bukhari dan Muslim, dari Albara', katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda kepada-ku:
"Jikalau engkau mendatangi tempat pembaringanmu - maksudnya hendak tidur, maka berwudhu'lah sebagaimana berwudhu'mu untuk bersembahyang, kemudian berbaringlah atas lambung kananmu, kemudian ucapkanlah......."
Lalu diuraikannya sebagaimana yang tertera di atas, selanjutnya pada penutupnya
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Jadikanlah ucapan tersebut di atas itu sebagai penghabisan sesuatu yang engkau ucapkan - maksudnya sehabis berdoa di atas, jangan lagi berkata yang lain-lain."
KE·DELAPAN
Abu Bakr As-Siddiq (May Allah bepleased with him) said:
When Messenger of Allah (ﷺ) and I were in the cave of Thaur and I saw the feet of the polytheists who were above us at the mouth of the cave (on the eve of the Emigration), I submitted: "O Messenger of Allah! If one of them were to look down below his feet, he would see us". He (ﷺ) said, "O Abu Bakr! What do you think of two whose third is Allah".
[Al-Bukhari and Muslim].
الثامن: عن أبي بكر الصديق رضي الله عنه عن عبد الله بن عثمان بن عامر بن عمر بن كعب بن سعد بن تيم بن مرة بن كعب بن لؤي بن غالب القرشي التيمي رضي الله عنه - وهو وأبوه وأمه صحابة، رضي الله عنهم- قال: نظرت إلى أقدام المشركين ونحن في الغار وهم على رؤوسنا فقلت يارسول الله لو أن أحدهم نظر تحت قدمية لأبصرنا. فقال: " ما ظنك يا أبا بكر باثنين الله ثالثهما " ((متفق عليه)) .
Dari Abu Bakar ash-Shiddiq, yaitu Abdullah bin Usman bin 'Amir bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalibal-Qurasyi at-Taimi r.a., ia dan ayahnya, juga ibunya semuanya adalah termasuk golongan para sahabat radhiallahu 'anhum, katanya:
"Saya melihat pada kaki kaum musyrikin sedang kita berada dalam guha dan orang-orang tersebut tepat di atas kepala kita, lalu saya berkata: "Ya Rasulullah, andaikata seorang dari mereka itu melihat ke bawah kakinya, pasti mereka akan dapat melihat tempat kita ini."
Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Apakah yang engkau sangka itu, hai Abu Bakar bahwa kita ini hanya berdua saja. Allah adalah yang ketiga dari kita ini - maksudnya senantiasa melindungi kita."
(Muttafaq'alaih)
KE-SEMBILAN
Umm Salamah (May Allah be pleased with her) reported:
Whenever the Prophet (ﷺ) stepped out of his house, he would say, "Bismillah, tawakkaltu 'alallah. Allahumma inni a'udhu bika an adilla aw udalla, aw azilla aw uzalla, aw azlima aw uzlama, aw ajhala aw yujhala 'alayya". "[I go forth. (I begin with the Name of Allah, I trust in Allah; O Allah! I seek refuge in You from leaving or being led astray, or against slipping or being caused to slip; or doing injustice or being done injustice; or doing wrong or having wrong done to me)]".
[Abu Dawud and At-Tirmidhi reported it. According to At-Tirmidhi, this Hadith is classified as Hasan Sahih. Its wording is from Abu Dawud].
التاسع: عن أم المؤمنين أم سلمة، واسمها هند بنت أبي أمية حذيفة المخزومية، رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا خرج من بيته قال: "بسم الله، توكلت على الله ، اللهم إني أعوذ بك أن أضل أو أضل، أو أذل أو أذل، أو أظلم أو أظلم ، أو أجهل أو يجهل علي" ((حديث صحيح رواه أبو داود، والترمذي وغيرهما بأسانيد صحيحة)) . ((قال الترمذي: حديث حسن صحيح، وهذا لفظ أبي داود)).
Dari Ummul Mu'minin Ummu Salamah dan namanya sendiri adalah Hindun binti Abu Umayyahyaitu Hudzaifah al-Makhzumiyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila keluar dari rumahnya, bersabda - yang artinya:
"Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah."
"Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu kalau-kalau saya sampai tersesat atau disesatkan, tergelincir - dari kebenaran - atau digelincirkan, menganiaya atau dianiaya, menjadi bodoh - tidak mengerti sesuatu - ataupun dianggap bodoh oleh orang lain atas diriku."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan lain-lainnya dengan sanad-sanad yang shahih. Tirmidzi berkata bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Hadis di atas adalah menurut lafaznya Imam Abu Dawud.
KE·SEPULUH
Anas (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "Whoever says (upon leaving his house): 'Bismillah, tawakkaltu 'alallah, wa la hawla wa la quwwata illa billah [I begin with the Name of Allah; I trust in Allah; there is no altering of conditions but by the Power of Allah],' it will be said to him: 'You are guided, defended and protected.' The devil will go far away from him".
[Abu Dawud, At-Tirmidhi and An- Nasa'i].
Abu Dawud reported it with this addition: "One devil will say to another: 'How can you deal with a man who has been guided, defended and protected?".
العاشر: عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "من قال-يعني إذا خرج من بيته-: بسم الله توكلت على الله، ولا حول ولا قوة إلا بالله ، يقال له: هديت وكفيت ووقيت، وتنحى عنه الشيطان". رواه أبو داود والترمذي، والنسائي وغيرهم. وقال الترمذي: حديث حسن، زاد أبو داود: "فيقول :-يعني الشيطان-لشيطان آخر: كيف لك برجل قد هدي وكفي ووقيّ ؟
Dari Anas r.a. katanya
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah, tawakkaltu 'alallah wala haula wala quwwata illabitlah - artinya: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu dikatakanlah: "Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, jika telah diberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang tersebut."
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i serta lain-lainnya. Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Abu Dawud menambahkan lalu berkata: "Bahwa syaitan yang satu berkata kepada syaitan lainnya: "Bagaimana engkau dapat menggoda orang yang telah diberi petunjuk telah dicukupi dan telah pula diberi penjagaan."
KE·SEBELAS
Anas (May Allah be pleased with him) reported:
There were two brothers in the days of the Prophet (ﷺ). One of them used to attend the Prophet's circle (to acquire knowledge) and the other used to earn their living). Once the latter complained to the Prophet (ﷺ) against the former (for not earning his living). He (ﷺ) replied, "Perhaps you are being provided because of him".
[At- Tirmidhi].
وعن أنس رضي الله عنه قال: كان أخوان على عهد النبي صلى الله عليه وسلم، وكان أحدهما يأتي النبي صلى الله عليه وسلم ، والآخر يحترف، فشكا المحترف آخاه للنبي صلى الله عليه وسلم فقال : "لعلك ترزق به" ((رواه الترمذي بإسناد صحيح على شرط مسلم)).
Dari Anas r.a., katanya: "Ada dua orang bersaudara pada zaman Nabi s.a.w. salah seorang dari keduanya itu datang kepada Nabi s.a.w., yang lainnya lagi bekerja. Orang yang bekerja ini mengadu kepada Nabi s.a.w. mengenai saudaranya -yang menganggur itu -, kemudian
Beliau s.a.w. bersabda:
"Barangkali engkau diberi rezeki - oleh Allah - itu adalah dengan sebab adanya saudaramu - yang engkau beri pertolongan makan dan lain-lain itu."
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan isnad shahih atas syarat Muslim.
YAKIN DAN TAWAKAL.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
walammaa raaa almu/minuuna al-ahzaaba qaaluu haadzaa maa wa'adanaa allaahu warasuuluhu washadaqa allaahu warasuuluhu wamaa zaadahum illaa iimaanan watasliimaan
"Dan tatkala orang-orang mu'min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya {1208} kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan."
{1208} Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya itu ialah kemenangan sesudah mengalami kesukaran.
(QS. Al Ahzab [33]:22)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
«alladziina istajaabuu lillaahi waalrrasuuli min ba'di maa ashaabahumu alqarhu lilladziina ahsanuu minhum waittaqaw ajrun 'azhiimun»
«alladziina qaala lahumu alnnaasu inna alnnaasa qad jama'uu lakum faikhsyawhum fazaadahum iimaanan waqaaluu hasbunaa allaahu wani'ma alwakiilu»
«fainqalabuu bini'matin mina allaahi wafadhlin lam yamsas-hum suu-un waittaba'uu ridhwaana allaahi waallaahu dzuu fadhlin 'azhiimin»
(Yaitu) orang-orang yang menta'ati perintah Allah dan Rasul- Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar(172).
(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia {250} telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung(173)."
{250} Maksudnya: orang Quraisy.
"Maka mereka kembali dengan ni'mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar {251}."
{251} Ayat 172, 173, dan 174, di atas membicarakan tentang Peristiwa
perang Badar Shughra (Badar kecil) yang terjadi setahun sesudah perang
Uhud. sewaktu meninggalkan perang Uhud itu, Abu Sufyan pemimpin orang
Quraisy menantang Nabi dan sahabat-sahabat beliau bahwa Dia bersedia
bertemu kembali dengan kaum muslimin pada tahun berikutnya di Badar.
tetapi karena tahun itu (4 H) musim paceklik dan Abu Sufyan sendiri
waktu itu merasa takut, Maka Dia beserta tentaranya tidak Jadi
meneruskan perjalanan ke Badar, lalu Dia menyuruh Nu`aim Ibnu Mas`ud dan
kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum muslimin dengan
menyebarkan kabar bohong, seperti yang disebut dalam ayat 173. Namun
demikian Nabi beserta sahabat-sahabat tetap maju ke Badar. oleh karena
tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar kebetulan musim pasar,
Maka kaum muslimin melakukan perdagangan dan memperoleh laba yang
besar. Keuntungan ini mereka bawa pulang ke Madinah seperti yang
tersebut pada ayat 174.
Those who responded to Allah and the Apostle [even] after they had been wounded —for those of them who have been virtuous and Godwary there shall be a great reward.(172)
Those to whom the people said, ‘All the people have gathered against you; so fear them.’ That only increased them in faith, and they said, ‘Allah is sufficient for us, and He is an excellent trustee.’(173)
So they returned with Allah’s blessing and grace, untouched by any evil. They pursued the pleasure of Allah, and Allah is dispenser of a great grace.(174)
(QS. Ali 'Imran [3]:172-174)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
watawakkal 'alaa alhayyi alladzii laa yamuutu wasabbih bihamdihi wakafaa bihi bidzunuubi 'ibaadihi khabiiraan
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya."
Put your trust in the Living One who does not die, and celebrate His praise. He suffices as one all-aware of the sins of His servants.
(QS. Al Furqaan [25]:58)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu {246}. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
{246} Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya,
seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
It is by Allah’s mercy that you are gentle to them; and had you been harsh and hardhearted, surely they would have scattered from around you. So excuse them, and plead for forgiveness for them, and consult them in the affairs, and once you are resolved, put your trust in Allah. Indeed Allah loves those who trust in Him.
(QS. Ali 'Imran [3]:159)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
wayarzuqhu min haytsu laa yahtasibu waman yatawakkal 'alaa allaahi fahuwa hasbuhu inna allaaha baalighu amrihi qad ja'ala allaahu likulli syay-in qadraan
"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
and provide for him from whence he does not reckon. And whoever puts his trust in Allah, He will suffice him. Indeed Allah carries through His command. Certainly Allah has set a measure for everything.
(QS. Ath Thalaaq [65]:3)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ayat-ayat perihal keutamaan bertawakkal itupun banyak pula dan dapat pula diketahui.
Keterangan:
Banyak sekali orang yang salah mengerti dalam melaksanakan ketawakkalan kepada Allah Ta'ala itu.
Ada yang berpendapat, tawakkal ialah menyerah bulat-bulat kepada Tuhan tanpa berbuat daya-upaya dan usaha untuk mencari mana-mana yang baik dan menyebabkan kebahagiaan. Ringkasnya enggan berikhtiar atau menyingsingkan lengan baju.
Anehnya ia meminta yang enak-enak belaka. Orang semacam di atas itu rupanya berpendapat, bahwa tidak perlu ia belajar, jika Tuhan menghendaki ia menjadi orang pandai, tentu pandai juga nantinya. Juga tidak perlu bekerja, jika Tuhan menghendaki ia menjadi kaya, tentu kaya juga nantinya. Atau ketika sakit, tidak perlu ia berobat, jika Tuhan menghendaki sembuh tentu sihat kembali pula.
Semuanya itu samalah halnya dengan orang yang sedang lapar, sekalipun macam-macam makanan di hadapan mukanya, tetapi ia berpendapat, jika Tuhan menghendaki kenyang, tanpa makanpun akan menjadi kenyang juga. Cara berfikir semacam di atas itu, apabila diterus-teruskan, pasti akan membuat kesengsaraan diri sendiri, bahkan merusak akalnya sendiri.
Adapun maksud tawakkal yang diperintahkan oleh agama itu ialah menyerahkan diri kepada Allah sesudah berdaya-upaya dan berusaha serta bekerja sebagaimana mestinya. Misalnya meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci baik-baik, lalu bertawakkal. Artinya apabila setelah dikunci itu masih juga hilang umpama dicuri orang, maka dalam pandangan agama orang itu sudah tidak bersalah, sebab telah melakukan ikhtiar supaya jangan sampai hilang.
Hal yang semacam itu pernah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w., yaitu ada seorang sahabatnya yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain-lain, lalu ditinggalkan.
Beliau s.a.w. bertanya:
"Mengapa tidak kamu ikatkan?"
Ia menjawab: "Saya sudah bertawakkal kepada Allah."
Rasulullah s.a.w. tidak dapat menyetujui cara berfikir orang itu, lalu bersabda, artinya:
"Ikatlah dulu lalu bertawakkallah."
Ringkasnya tawakkal tanpa usaha lebih dulu adalah salah dan keliru menurut pandangan Islam. Jikalau kita sudah dapat meletakkan arti tawakkal pada garis yang sebenarnya, maka sangat sekali dipuji dan pasti kita tidak akan kekurangan rezeki, sebab Allah Ta'ala akan menjamin bahwa kita akan diberi bagian rezeki kita masing-masing sebagaimana halnya burung yang pergi pagi-pagi dalam keadaan kosong perut, sedang pada sore harinya telah menjadi kenyang.
Selain itu Allah berfirman bahwa sifat-sifat kaum mu'minin itu di antaranya ialah selalu bertawakkal kepada Allah Ta'ala dengan pengertian tawakkal yang tidak disalahmengertikan.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
innamaa almu'minuuna alladziina idzaa dzukira allaahu wajilat quluubuhum wa-idzaa tuliyat 'alayhim aayaatuhu zaadat-hum iimaanan wa'alaa rabbihim yatawakkaluuna
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman {594} ialah mereka yang bila disebut nama Allah {595} gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat- ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
{594} Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
{595} Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.
The faithful are only those whose hearts tremble [with awe] when Allah is mentioned, and when His signs are recited to them, they [1] increase their faith, and who put their trust in their Lord,
[1] That is, the signs of Allah, when they are recited to the faithful.
(QS. Al Anfaal [8]:2)««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Yang perlu kita perhatikan, sehubungan dengan persoalan ini ialah:
- Dalam mengejar cita-cita, supaya dapat berhasil kecuali amat diperlukan adanya sifat kesabaran, juga wajib disertai sifat tawakkal ini. Karena yang menentukan berhasil atau tidaknya sesuatu maksud itu hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri.
- Lebih besar yang dicita-citakan, wajib lebih besar pula sabar dan tawakkalnya, misalnya ingin menjadi seorang yang alim, ingin memajukan agama, ingin mendirikan sesuatu negara yang benar-benar diridhai oleh Allah Ta'ala, ingin melaksanakan hukum-hukum dan syariat Islam dalam negara dan lain-lain sebagainya.
- Setelah bersabar dan bertawakkal wajib pula disertai doa, memohon kepada Allah semoga yang dicita-citakan itu berhasil, jangan bosan-bosan berdoa dan yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan.
Insya Allah.
Adapun Hadis-hadisnya ialah:
PERTAMA
Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "I was shown the past nations. I saw a Prophet who had a very small group (less than ten in total) with him, another Prophet who was accompanied by only one or two men and some did not have even one. Suddenly I was shown a huge crowd and I thought that they were my Ummah, but I was told: 'This is Musa (Moses) and his people, but look towards the other side.' I looked and beheld a great assemblage. I was told: 'These are your people and amongst them there are seventy thousand who shall enter Jannah without being taken to account or torment". Then the Prophet (ﷺ) stood up and went into his apartment, and the Companions began to guess who may be those people who would enter Jannah without any accounting or torment. Some said: "Probably, they are the ones who kept company with Messenger of Allah (ﷺ)". Others said: "Probably, they are the ones who have been born as Muslims and have never associated anyone with Allah in worship". Then Messenger of Allah (ﷺ) came out and asked, "What are you discussing?" So they told him. He then said, "They are those who do not make Ruqyah (blowing over themselves after reciting the Qur'an or some prayers and supplications the Prophet (ﷺ) used to say) nor seek it, nor perceive omens (i.e., they are not pessimistic) but keep trust in their Rubb (Allah)." On this 'Ukashah bin Mihsan stood up and asked: "Pray to Allah to make me one of them." The Prophet (ﷺ) said, "You are one of them." Then another man stood up and asked the same thing. The Prophet (ﷺ) answered, "'Ukashah has surpassed you".
[Al-Bukhari and Mulsim].
فالأول عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عرضت علي الأمم، فرأيت النبي ومعه الرهيط، والنبي ومعه الرجل والرجلان، والنبي وليس معه أحد إذ رفع لي سواد عظيم فظننت أنهم أمتي، فقيل لى : هذا موسى وقومه، ولكن انظر إلى الأفق، فنظرت فإذا سواد عظيم، فقيل لى، انظر إلى الأفق الآخر، فإذا سواد عظيم، فقيل لي: هذه أمتك، ومعهم سبعون ألفاً يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب" ثم نهض فدخل منزله، فخاض الناس في أولئك الذين يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب، فقال بعضهم: فلعلهم الذين صحبوا رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وقال بعضهم: فلعلهم الذين ولدوا في الإسلام، فلم يشركوا بالله شيئاً- وذكروا أشياء- فخرج عليهم رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: "ما الذي تخوضون فيه؟" فأخبروه فقال: "هم الذين لا يرقون ، ولا يسترقون ولا يتطيرون، وعلى ربهم يتوكلون" فقام عكاشة بن محصن فقال: ادع الله أن يجعلني منهم، فقال: "أنت منهم" ثم قام رجل آخر فقال: ادع الله أن يجعلني منهم فقال: "سبقك بها عكاشة" . ((متفق عليه)) .
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dipertontonkanlah padaku berbagai ummat, maka saya melihat ada seorang Nabi dan besertanya adalah sekelompok manusia kecil - antara tiga orang sampai sepuluh, ada pula Nabi dan besertanya adalah seorang lelaki atau dua orang saja, bahkan ada pula seorang Nabi yang tidak disertai seseorangpun. Tiba-tiba diperlihatkanlah padaku suatu gerombolan manusia yang besar, lalu saya mengira bahwa mereka itulah ummatku. Lalu dikatakanlah padaku: "Ini adalah Musa dengan kaumnya. Tetapi lihatlah ke ufuk - sesuatu sudut." Kemudian sayapun melihatnya, lalu saya lihatlah dan tiba-tiba tampaklah di situ suatu gerombolan ummat yang besar juga. Selanjutnya dikatakan pula kepadaku: "Kini lihatlah pula ke ufuk yang lain lagi itu." Tiba-tiba di situ terdapatlah suatu kelompok yang besar pula, lalu dikatakanlah padaku: "Inilah ummatmu dan beserta mereka itu ada sejumlah tujuhpuluh ribu orang yang dapat memasuki syurga tanpa dihisab dan tidak terkena siksa."
Kemudian Rasulullah s.a.w. bangun dan terus memasuki rumahnya.Orang-orang banyak sama bercakap-cakap mengenai para manusia yang memasuki syurga tanpa dihisab dan tanpa disiksa itu. Sebagian dari sahabat itu ada yang berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang telah menjadi sahabat Rasulullah s.a.w." Sebagian lagi berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang dilahirkan di zaman sudah munculnya agama Islam, kemudian tidak pernah mempersekutukan sesuatu dengan Allah." Banyak lagi sebutan - percakapan-percakapan - mengenai itu yang mereka kemukakan.
Rasulullah s.a.w. lalu keluar menemui mereka kemudian bertanya:
"Apakah yang sedang engkau semua percakapkan itu."
Para sahabat memberitahukan hal itu kepada beliau.
Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda:
"Orang-orang yang memasuki syurga tanpa hisab dan siksa itu ialah mereka yang tidak pernah memberi mentera-mentera tidak meminta mentera-mentera dari orang lain - karena sangatnya bertawakkal kepada Allah, tidak pula merasa akan memperoleh bahaya karena adanya burung-burung - atau adanya hal yang lain-lain atau ringkasnya meyakini guhon tuhon atau khurafat yang sesat - dan pula sama bertawakkal kepada Tuhannya."
'Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi, kemudian berkata: "Doakanlah saya - ya Rasulullah - kepada Allah supaya Allah menjadikan saya termasuk golongan mereka itu - tanpa hisab dan siksa dapat memasuki syurga."
Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Engkau termasuk golongan mereka."
Selanjutnya ada pula orang lain yang berdiri lalu berkata: "Doakanlah saya kepada Allah supaya saya oleh Allah dijadikan termasuk golongan mereka itu pula."
Kemudian beliau bersabda:
"Permohonan seperti itu telah didahului oleh 'Ukkasyah."
(Muttafaq 'alaih)
Lafaz 'Ukkasyah dengan mendhammahkan 'ain serta mensyaddahkan kafnya,tetapi boleh pula kafnya itu diringankan, yakni tidak disyaddahkan lalu dibaca 'Ukasyah. Namun begitu, dengan mensyaddahkan kafnya adalah lebih fasih.
KE·DUA
Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) reported that the Messenger of Allah (ﷺ) used to supplicate:
"O Allah! To You I have submitted, and in You do I believe, and in You I put my trust, to You do I turn, and for You I argued. O Allah, I seek refuge with You through Your Power; there is none worthy of worship except You Alone; that You safeguard me against going astray. You are the Ever Living, the One Who sustains and protects all that exists; the One Who never dies, whereas human beings and jinn will all die".
[Al- Bukhari and Muslim].
الثاني: عن ابن عباس رضي الله عنهما أيضاً أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول: "اللهم لك أسلمت وبك آمنت، وعليك توكلت، وإليك أنبت ، وبك خاصمت. اللهم أعوذ بعزتك، لا إله إلا أنت أن تضلني، أنت الحي الذي لا تموت، والجن والإنس يموتون" ((متفق عليه)) . ((وهذا لفظ مسلم، واختصره البخاري)).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma juga bahwasanya
Rasulullah s.a.w. bersabda - dalam berdoa:
"Ya Allah, kepadaMulah saya menyerahkan diri, denganMu saya beriman, atasMu saya bertawakkal, ke hadhiratMu saya bertaubat, denganMu saya berbantah - menghadapi musuh-musuh agama."
"Ya Allah, saya mohon perlindungan dengan kemuliaanMu, tiada Tuhan melainkan Engkau, kalau sampai Engkau menyesatkan diriku. Engkau Maha Hidup yang tidak akan mati, sedangkan semua jin dan manusia pasti mati."
(Muttafaq 'alaih)
Hadis di atas itu menurut lafaz Imam Muslim dan diringkaskan dalam lafaz Imam Bukhari.
KE·TIGA
Ibn 'Abbas (May Allah be pleased with them) said:
When (Prophet) Ibrahim (Abraham) was thrown into the fire, he said: "Allah (Alone) is sufficient for us, and, He is the Best Disposer of affairs." So did Messenger of Allah Muhammad (ﷺ) when he was told: "A great army of the pagans had gathered against him, so fear them". But this (warning) only increased him and the Muslims in Faith and they said: "Allah (Alone) is sufficient for us, and He is the Best Disposer of affairs (for us)".
[Al-Bukhari].
الثالث: عن ابن عباس رضي الله عنهما أيضاً قال: "حسبنا الله ونعم الوكيل، قالها إبراهيم صلى الله عليه وسلم حين ألقي في النار، وقالها محمد صلى الله عليه وسلم حين قالوا: إن الناس قد جمعوا لكم فاخشوهم فزادهم إيمانا وقالوا: حسبنا الله ونعم الوكيل: ((رواه البخاري)).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma pula, katanya:
Lafaz:
"Hasbunallah wa ni'mal wakil,"
artinya:
Cukuplah Allah itu sebagai penolong kita dan Dia adalah sebaik-baiknya yang diserahi,
itu pernah diucapkan oleh Ibrahim a.s. ketika beliau dilemparkan ke dalam api.
Juga pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika orang-orang sama berkata: "Sesungguhnya orang-orang banyak telah berkumpul-bersatu-untuk memerangi engkau, maka takutilah mereka itu," tetapi ucapan sedemikian itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang beriman melainkan keimanan belaka dan mereka berkata: Hasbunallah wa ni'mal wakil.
(Riwayat Bukhari)
Dalam riwayat Bukhari pula dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma disebutkan:
Ucapan Nabi Ibrahim yang terakhir sekali ketika beliau dilemparkan ke dalam api yaitu: Hasbiallah wa ni'mal wakil artinya: "Cukuplah Allah itu sebagai penolongku dan Dia adalah sebaik-baiknya yang diserahi."
KE·EMPAT
Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "A group of people (both men and women) whose hearts will be like the hearts of birds, will enter Jannah".
[Muslim].
It has been interpreted that such people are those who put their trust in Allah; another interpretation is that these people are tender- hearted.
الرابع: عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "يدخل الجنة أقوام أفئدتهم مثل أفئدة الطير" ((رواه مسلم)).
Dari Abu Hurairah r.a. dari
Nabi s.a.w., sabdanya:
"Masuklah ke dalam syurga itu para kaum yang hatinya seperti hati burung."
(Riwayat Muslim)
Artinya kata-kata di atas itu disebutkan: Bahwa mereka itu sama-sama bertawakkal. Juga dapat diartikan: bahwa hati mereka itu lemah lembut.
KE·LIMA
Jabir (May Allah be pleased with him) reported:
I went in an expedition along with the Prophet (ﷺ) in the direction of Najd. When Messenger of Allah (ﷺ) returned, I also returned with him. Then the mid-day sleep overtook us in a valley full of prickly shrubs. Messenger of Allah (ﷺ) got down and the people scattered around seeking shade under the trees. Messenger of Allah (ﷺ) hang up his sword on the branch of a tree. We were enjoying a sleep when Messenger of Allah (ﷺ) called us, and lo! There was a desert Arab bedouin near him. He (ﷺ) said, "This man brandished my sword over me while I was asleep. I woke up and saw it in his hand unsheathed. He asked: `Who will protect you from me?' I replied: 'Allah' - thrice". He did not punish him and sat down.
[Al-Bukhari and Muslim].
In another narration, Jabir (May Allah be pleased with him) said: We accompanied Messenger of Allah (ﷺ) in the campaign of Dhat-ur-Riqa`. We left Messenger of Allah (ﷺ) to take rest under a shady tree. One of the polytheists came to him. The sword of Messenger of Allah (ﷺ) was hanging on a tree. He drew it and said: "Are you afraid of me?'' Messenger of Allah (ﷺ) said, "No". Then he said: "Who will then protect you from me?'' Messenger of Allah (ﷺ) replied, "Allah".
And in a narration of Abu Bakr Al-Isma`ili, the polytheist asked: "Who will protect you from me?'' Messenger of Allah (ﷺ) replied, "Allah.'' As soon as he said this, the sword fell down from his hand and Messenger of Allah (ﷺ) catching the sword, asked him, "Who will protect you from me.'' He said, "Please forgive me.'' Messenger of Allah (ﷺ) said, "On condition you testify that there is none worthy of worship but Allah and that I am His Messenger.'' He said, "No, but I promise you that I shall not fight against you, nor shall I be with those who fight with you". The Prophet (ﷺ) let him go. He then went back to his companions and said: "I have come to you from one of the best of mankind".
الخامس: عن جابر رضي الله عنه أنه غزا مع النبي صلى الله عليه وسلم قبل نجد، فلما قفل رسول الله صلى الله عليه وسلم قفل معهم، فأدركتهم القائلة في واد كثير العضاه، فنزل رسول الله صلى الله عليه وسلم، وتفرق الناس يستظلون بالشجر، ونزل رسول الله صلى الله عليه وسلم تحت سمرة، فعلق بها سيفه، ونمنا نومة، فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم يدعونا، وإذا عنده أعرابي فقال: "إن هذا اختراط علي سيفي وأنا نائم، فاسيقظت وهو في يده صلتا، قال: من يمنعك منى؟ قلت: الله-ثلاثا" ولم يعاقبه وجلس. ((متفق عليه)) .
وفي رواية : قال جابر: كنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم بذات الرقاع: فإذا أتينا على شجرة ظليلة تركناها لرسول الله صلى الله عليه وسلم، فجاء رجل من المشركين، وسيف رسول الله صلى الله عليه وسلم معلق بالشجرة، فاخترطه فقال : تخافني؟ قال: لا قال : فمن يمنعك مني ؟ قال: الله .
وفي رواية أبي بكر الإسماعيلى في صحيحه: قال: من يمنعك مني؟ قال : الله قال: فسقط السيف من يده، فأخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم السيف فقال: من يمنعك مني؟ فقال كن خير آخذ، فقال تشهد أن لا إله إلا الله ، وأني رسول الله؟ قال: لا، ولكني أعاهدك أن لا أقاتلك ولا أكون مع قوم يقاتلونك، فخلى سبيله، فأتى أصحابه فقال: جئتكم من عند خير الناس.
Dari Jabir r.a. bahwasanya ia berperang bersama Nabi s.a.w. di daerah dekat Najad - yakni perang Dzatur Riqa'.
Setelah Rasulullah s.a.w. kembali - dari perjalanannya – iapun kembali pula beserta mereka, kemudian mereka sama memperoleh tidur siang dalam suatu lembah yang banyak pohon durinya.
Rasulullah s.a.w. turun dan orang-orang lainpun sama berteduh di bawah pohon. Rasulullah s.a.w. itu turun di bawah pohon samurah kemudian menggantungkan pedangnya di situ. Kita semua tidur, tiba-tiba Rasulullah s.a.w. memanggil-manggil kita dan di sisinya ada seorang A'rab - orang Arab dari pegunungan,
Lalu beliau s.a.w. bersabda:
"Orang ini telah mengacungkan pedangku padaku, sedang saya tidur tadi, kemudian saya bangun, sedangkan pedang itu terhunus di tangannya, ia berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini?" Saya menjawab: "Allah" sampai tiga kali."
Tetapi beliau s.a.w. tidak menghukum orang - yang akan membunuhnya - tadi dan beliaupun duduklah.
(Muttafaq 'aiaih)
Dalam sebuah riwayat lagi disebutkan:
Jabir berkata: "Kita semua bersama-sama Rasulullah s.a.w. dalam peperangan Dzatur Riqa', kemudian datanglah kita pada pohon yang rindang - nyaman digunakan sebagai tempat berteduh - pohon itu kita biarkan untuk digunakan oleh Rasulullah s.a.w., kemudian datanglah seseorang lelaki dari golongan kaum musyrikin sedangkan pedang Rasulullah s.a.w. digantungkan pada pohon tersebut. Orang itu menghunus pedangnya lalu berkata: "Adakah engkau takut padaku?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Tidak." Orang itu berkata lagi: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini."
Beliau s.a.w. menjawab:
"Allah."
Disebutkan pula dalam riwayat lainnya lagi yaitu riwayat Abu Bakar al-lsma'ili dalam kitab shahihnya demikian: Orang itu berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini."
Beliau s.a.w. bersabda:
"Allah"
Kemudian jatuhlah pedang itu dari tangannya. Selanjutnya pedang itu diambil oleh Rasulullah s.a.w.,
Lalu bersabda:
"Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari padaku ini?"
Orang tadi berkata: "Jadilah engkau - hai Muhammad - sebaik-baiknya orang yang dimintai perlindungan."
Rasulullah s.a.w. bersabda pula:
"Sukakah engkau menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya ini utusan Allah?"
Ia menjawab: "Tidak suka aku demikian, tetapi saya berjanji padamu bahwa saya tidak akan memerangi lagi padamu dan tidak pula akan menyertai kaum yang memerangi engkau."
Oleh Rasulullah s.a.w. orang tersebut dilepaskan jalannya - dibebaskan, kemudian ia mendatangi sahabat-sahabatnya lalu berkata: "Saya telah datang padamu sekalian ini dari sisi sebaik-baik manusia - yang dimaksud ialah baru datang dari Nabi Muhammad s.a.w.
Sabda Nabi s.a.w.: Ikhtarathas saifa, artinya mengacungkan pedang dalam keadaan terhunus dan Wa huwa fi yadihi shaltan, artinya: pedang itu di tangannya sudah terhunus. Lafaz shaltan itu boleh difathahkan shadnya dan boleh pula didhammahkan.
KE·ENAM
'Umar (May Allah be pleased with him) said:
I heard Messenger of Allah (ﷺ) saying: "If you all depend on Allah with due reliance, He would certainly give you provision as He gives it to birds who go forth hungry in the morning and return with full belly at dusk".
[At-Tirmidhi].
السادس: عن عمر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : "لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير ، تغدو خماصاً وتروح بطاناً" ((رواه الترمذي ، وقال حديث حسن )).
Dari Umar r.a., katanya: "Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata engkau sekalian itu suka bertawakkal kepada Allah dengan sebenarbenarnya tawakkal, niscayalah Dia akan memberikan rezeki padamu sekalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Pagi-pagi burung-burung berperut kosong dan sore-sore kembali dengan perut penuh berisi."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Adapun makna Hadis itu ialah bahwa burung-burung itu pada permulaan hari siang, yakni mulai pagi harinya sama pergi dalam keadaan khimash, artinya kosong perutnya, sebab lapar, sedangkan pada akhir siang, yakni pada sore harinya sama kembali dalam keadaan bithaan, artinya perutnya penuh sebab kenyang. Inilah tanda tawakkalnya burung pada Allah.
KE·TUJUH
Al-Bara' bin 'Azib (May Allah be pleased with them) said:
Messenger of Allah (ﷺ) asked me to recite whenever I go to bed: "Allahumma aslamtu nafsi ilaika, wa wajjahtu wajhi ilaika, wa fawwadtu amri ilaika, wal-ja'tu zahri ilaika, raghbatan wa rahbatan ilaika, la malja wa la manja minka illa ilaika. Amantu bikitabikal-ladhi anzalta, wa nabiyyikal-ladhi arsalta (O Allah! I have submitted myself to You, I have turned my face to You, entrusted my affairs to You; and committed my back to You out of desire for You and fear of You; expecting Your reward and fearing Your punishment). There is no refuge and no place of safety from You but with You. I believe in the Book You have revealed and in the Prophet You have sent." Messenger of Allah (ﷺ) said that if anyone recited these words and died that night, he would die in the true religion. In case he remains alive till morning, he will obtain good.
[Al-Bukhari and Muslim].
In another narration: He reported Messenger of Allah (ﷺ) as saying: "If you go to bed, perform the Salat Wudu', lie down on your right side and say [the above Du'a (supplication)] and let these words be your last".
السابع: عن أبي عمارة البراء بن عازب رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " يا فلان إذا أويت إلى فراشك فقل: اللهم أسلمت نفسي إليك، ووجهت وجهي إليك: وفوضت أمري إليك ، وألجأت ظهري إليك، رغبة ورهبة إليك، لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك ، آمنت بكتابك الذي أنزلت، ونبيك الذي أرسلت؛ فإنك إن مت من ليلتك مت على الفطرة، وإن أصبحت أصبت خيراً" ((متفق عليه)) .
Dari Abu 'Umarah, yaitu Albara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hai Fulan, jikalau engkau bertempat di tempat tidurmu - maksudnya jikalau hendak tidur - maka katakanlah - doa yang artinya: "Ya Allah, saya menyerahkan diriku padaMu, saya menghadapkan mukaku padaMu, saya menyerahkan urusanku padaMu, saya menempatkan punggungku padaMu, karena loba akan pahalaMu dan takut siksaMu, tiada tempat bersembunyi dan tiada pula tempat keselamatan kecuali kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan serta kepada Nabi yang Engkau rasulkan.
Sesungguhnya engkau - hai Fulan, jikalau engkau mati pada malam harimu itu, maka engkau akan mati menetapi kefithrahan - agama Islam - dan jikalau engkau masih dapat berpagi-pagi, - masih tetap hidup sampai pagi harinya, maka engkau dapat memperoleh kebaikan."
(Muttafaq 'alaih)
Disebutkan pula dalam kedua kitab shahih - Bukhari dan Muslim, dari Albara', katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda kepada-ku:
"Jikalau engkau mendatangi tempat pembaringanmu - maksudnya hendak tidur, maka berwudhu'lah sebagaimana berwudhu'mu untuk bersembahyang, kemudian berbaringlah atas lambung kananmu, kemudian ucapkanlah......."
Lalu diuraikannya sebagaimana yang tertera di atas, selanjutnya pada penutupnya
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Jadikanlah ucapan tersebut di atas itu sebagai penghabisan sesuatu yang engkau ucapkan - maksudnya sehabis berdoa di atas, jangan lagi berkata yang lain-lain."
KE·DELAPAN
Abu Bakr As-Siddiq (May Allah bepleased with him) said:
When Messenger of Allah (ﷺ) and I were in the cave of Thaur and I saw the feet of the polytheists who were above us at the mouth of the cave (on the eve of the Emigration), I submitted: "O Messenger of Allah! If one of them were to look down below his feet, he would see us". He (ﷺ) said, "O Abu Bakr! What do you think of two whose third is Allah".
[Al-Bukhari and Muslim].
الثامن: عن أبي بكر الصديق رضي الله عنه عن عبد الله بن عثمان بن عامر بن عمر بن كعب بن سعد بن تيم بن مرة بن كعب بن لؤي بن غالب القرشي التيمي رضي الله عنه - وهو وأبوه وأمه صحابة، رضي الله عنهم- قال: نظرت إلى أقدام المشركين ونحن في الغار وهم على رؤوسنا فقلت يارسول الله لو أن أحدهم نظر تحت قدمية لأبصرنا. فقال: " ما ظنك يا أبا بكر باثنين الله ثالثهما " ((متفق عليه)) .
Dari Abu Bakar ash-Shiddiq, yaitu Abdullah bin Usman bin 'Amir bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalibal-Qurasyi at-Taimi r.a., ia dan ayahnya, juga ibunya semuanya adalah termasuk golongan para sahabat radhiallahu 'anhum, katanya:
"Saya melihat pada kaki kaum musyrikin sedang kita berada dalam guha dan orang-orang tersebut tepat di atas kepala kita, lalu saya berkata: "Ya Rasulullah, andaikata seorang dari mereka itu melihat ke bawah kakinya, pasti mereka akan dapat melihat tempat kita ini."
Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Apakah yang engkau sangka itu, hai Abu Bakar bahwa kita ini hanya berdua saja. Allah adalah yang ketiga dari kita ini - maksudnya senantiasa melindungi kita."
(Muttafaq'alaih)
KE-SEMBILAN
Umm Salamah (May Allah be pleased with her) reported:
Whenever the Prophet (ﷺ) stepped out of his house, he would say, "Bismillah, tawakkaltu 'alallah. Allahumma inni a'udhu bika an adilla aw udalla, aw azilla aw uzalla, aw azlima aw uzlama, aw ajhala aw yujhala 'alayya". "[I go forth. (I begin with the Name of Allah, I trust in Allah; O Allah! I seek refuge in You from leaving or being led astray, or against slipping or being caused to slip; or doing injustice or being done injustice; or doing wrong or having wrong done to me)]".
[Abu Dawud and At-Tirmidhi reported it. According to At-Tirmidhi, this Hadith is classified as Hasan Sahih. Its wording is from Abu Dawud].
التاسع: عن أم المؤمنين أم سلمة، واسمها هند بنت أبي أمية حذيفة المخزومية، رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا خرج من بيته قال: "بسم الله، توكلت على الله ، اللهم إني أعوذ بك أن أضل أو أضل، أو أذل أو أذل، أو أظلم أو أظلم ، أو أجهل أو يجهل علي" ((حديث صحيح رواه أبو داود، والترمذي وغيرهما بأسانيد صحيحة)) . ((قال الترمذي: حديث حسن صحيح، وهذا لفظ أبي داود)).
Dari Ummul Mu'minin Ummu Salamah dan namanya sendiri adalah Hindun binti Abu Umayyahyaitu Hudzaifah al-Makhzumiyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila keluar dari rumahnya, bersabda - yang artinya:
"Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah."
"Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu kalau-kalau saya sampai tersesat atau disesatkan, tergelincir - dari kebenaran - atau digelincirkan, menganiaya atau dianiaya, menjadi bodoh - tidak mengerti sesuatu - ataupun dianggap bodoh oleh orang lain atas diriku."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan lain-lainnya dengan sanad-sanad yang shahih. Tirmidzi berkata bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Hadis di atas adalah menurut lafaznya Imam Abu Dawud.
KE·SEPULUH
Anas (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "Whoever says (upon leaving his house): 'Bismillah, tawakkaltu 'alallah, wa la hawla wa la quwwata illa billah [I begin with the Name of Allah; I trust in Allah; there is no altering of conditions but by the Power of Allah],' it will be said to him: 'You are guided, defended and protected.' The devil will go far away from him".
[Abu Dawud, At-Tirmidhi and An- Nasa'i].
Abu Dawud reported it with this addition: "One devil will say to another: 'How can you deal with a man who has been guided, defended and protected?".
العاشر: عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "من قال-يعني إذا خرج من بيته-: بسم الله توكلت على الله، ولا حول ولا قوة إلا بالله ، يقال له: هديت وكفيت ووقيت، وتنحى عنه الشيطان". رواه أبو داود والترمذي، والنسائي وغيرهم. وقال الترمذي: حديث حسن، زاد أبو داود: "فيقول :-يعني الشيطان-لشيطان آخر: كيف لك برجل قد هدي وكفي ووقيّ ؟
Dari Anas r.a. katanya
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah, tawakkaltu 'alallah wala haula wala quwwata illabitlah - artinya: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu dikatakanlah: "Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, jika telah diberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang tersebut."
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i serta lain-lainnya. Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Abu Dawud menambahkan lalu berkata: "Bahwa syaitan yang satu berkata kepada syaitan lainnya: "Bagaimana engkau dapat menggoda orang yang telah diberi petunjuk telah dicukupi dan telah pula diberi penjagaan."
KE·SEBELAS
Anas (May Allah be pleased with him) reported:
There were two brothers in the days of the Prophet (ﷺ). One of them used to attend the Prophet's circle (to acquire knowledge) and the other used to earn their living). Once the latter complained to the Prophet (ﷺ) against the former (for not earning his living). He (ﷺ) replied, "Perhaps you are being provided because of him".
[At- Tirmidhi].
وعن أنس رضي الله عنه قال: كان أخوان على عهد النبي صلى الله عليه وسلم، وكان أحدهما يأتي النبي صلى الله عليه وسلم ، والآخر يحترف، فشكا المحترف آخاه للنبي صلى الله عليه وسلم فقال : "لعلك ترزق به" ((رواه الترمذي بإسناد صحيح على شرط مسلم)).
Dari Anas r.a., katanya: "Ada dua orang bersaudara pada zaman Nabi s.a.w. salah seorang dari keduanya itu datang kepada Nabi s.a.w., yang lainnya lagi bekerja. Orang yang bekerja ini mengadu kepada Nabi s.a.w. mengenai saudaranya -yang menganggur itu -, kemudian
Beliau s.a.w. bersabda:
"Barangkali engkau diberi rezeki - oleh Allah - itu adalah dengan sebab adanya saudaramu - yang engkau beri pertolongan makan dan lain-lain itu."
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan isnad shahih atas syarat Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar