BAB 4.
باب الصدق
KEBENARAN.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha wakuunuu ma'a alshshaadiqiina
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar."
(QS. At Taubah [9]:119)
Allah Ta'ala berfirman pula:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
inna almuslimiina waalmuslimaati waalmu'miniina waalmu'minaati waalqaanitiina waalqaanitaati waalshshaadiqiina waalshshaadiqaati waalshshaabiriina waalshshaabiraati waalkhaasyi'iina waalkhaasyi'aati waalmutashaddiqiina waalmutashaddiqaati waalshshaa-imiina waalshshaa-imaati waalhaafizhiina furuujahum waalhaafizhaati waaldzdzaakiriina allaaha katsiiran waaldzdzaakiraati a'adda allaahu lahum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min {1219}, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."
(QS. Al Ahzab [33]:35)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
thaa'atun waqawlun ma'ruufun fa-idzaa 'azama al-amru falaw shadaquu allaaha lakaana khayran lahum
"Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka."
(QS. Muhammad [47]:21)
Adapun Hadis-hadis yang menerangkannya ialah:
PERTAMA
Abdullah bin Mas'ud (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "Truth leads to piety and piety leads to Jannah. A man persists in speaking the truth till he is enrolled with Allah as a truthful. Falsehood leads to vice and vice leads to the Fire (Hell), and a person persists on telling lies until he is enrolled as a liar".'
[Agreed upon].
فالأول عن ابن مسعود رضي الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إن الصدق يهدي إلى البر وإن البر يهدي إلى الجنة، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقاً، وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذاباً" ((متفق عليه)) .
Dari Ibnu Mas'ud r.a.
Nabi s.a.w., sabdanya:
"Sesungguhnya kebenaran - baik yang berupa ucapan atau perbuatan - itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang itu niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta."
(Muttafaq 'alaih)
Sabda Nabi s.a.w. Yuriibuka, boleh dengan difathahkan ya'nya (dan boleh pula didhamahnya,
artinya: "Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau ragukan perihal boleh atau halalnya sesuatu dan beralihlah kepada yang tidak ada keragu-raguan perihal itu dalam hatimu."
KEDUA
Hasan bin 'Ali (May Allah be pleased with them) said:
I remember (these words) from Messenger of Allah (ﷺ): "Give up what is doubtful to you for that which is not doubtful; for truth is peace of mind and falsehood is doubt".
[At- Tirmidhi].
الثانى: عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب، رضي الله عنهما ، قال : حفظت من رسول الله، صلى الله عليه وسلم : "دع ما يريبك إلى ما لا يريبك؛ فإن الصدق طمأنينة، والكذب ريبةٌ" ((رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح)) .
Dari Abu Muhammad, yaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya menghafal
Sabda dari Rasulullah s.a.w. yaitu:
"Tinggalkan apa-apa yang menyangsikan hatimu - yakni jangan terus dilakukan - dan berpindahlah kepada apa-apa yang tidak menyangsikan hatimu [7] - yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah ketenangan dan berdusta itu menyebabkan timbulnya kesangsian."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadist shahih.
KETIGA
Abu Sufyan (May Allah be pleased with him) reported, in course of his detailed narration about Heraclius when the latter questioned him about the teachings of the Prophet (ﷺ) He said that:
He (ﷺ) told (us): "Worship Allah Alone and do not associate a thing with Him; and give up all that your ancestors said. "He also commands us to perform Salat (prayers), to speak the truth, to observe modesty and to strengthen the ties of kinship.
[Al-Bukhari and Muslim].
الثالث: عن أبي سفيان صخر بن حرب ، رضي الله عنه، في حديثه الطويل في قصة هرقل، قال هرقل: فماذا يأمركم -يعنى النبي صلى الله عليه وسلم- قال أبو سفيان: قلت :يقول : " اعبدوا الله وحده لا تشركوا به شيئاً، واتركوا ما يقول آباؤكم ، ويأمرنا بالصلاة، والصدق، والعفاف، والصلة" ((متفق عليه)) .
Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb r.a. dalam Hadisnya yang panjang dalam menguraikan ceritera Raja Hercules. Hercules berkata: "Maka apakah yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah oleh Nabi s.a.w. Abu Sufyan berkata: "Saya lalu menjawab: "Ia berkata: "Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, bersikap benar, menahan diri dari keharaman serta mempererat kekeluargaan."
(Muttafaq 'alaih)
KEEMPAT
Abu Thabit from Sahl bin Hunaif (May Allah be pleased with him) said:
The Prophet (ﷺ) said: "He who asks Allah for martyrdom, Allah will raise him to the high status of the martyrs, even if he dies on his bed".
[Muslim].
الرابع: عن أبي ثابت، وقيل أبي سعيد، وقيل أبي الوليد، سهل بن حنيف ، وهو بدري، رضي الله عنه، أن النبي ، صلى الله عليه وسلم، قال: "من سأل الله، تعالى، الشهادة بصدق بلغه الله منازل الشهداء، وإن مات على فراشه" ((رواه مسلم)) .
Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, yaitu Sahl bin Hanif r.a., dan dia pernah menyaksikan peperangan Badar,
Bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah Ta'ala supaya dimatikan syahid dan permohonannya itu dengan secara yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya."
(HR. Muslim)
KELIMA
Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (ﷺ) said:
"One of the earlier Prophets who was out on an expedition proclaimed among his people that no man should follow him who had married a woman with whom he wished to cohabit but had not yet done so, or who had built houses on which he had not yet put the roofs, or who had bought sheep or pregnant she-camels and was expecting them to produce young. He, then, went on the expedition and approached the town at the time of the 'Asr prayer or little before it. He then told the sun that both it and he were under command and prayed Allah to hold it back for them, so it was held back till Allah gave him victory. He collected the spoils and it (meaning fire) came to devour these, but did not. He said that among the people there was a man who stole from the booty. He told them that a man from every tribe must swear allegiance to him, and when a man's hand stuck to his, he said: "There is thief among you and every individual of your tribe must swear allegiance to me". (In course of swearing of allegiance,) hands of two or three persons stuck to his hand. He said: "The thief is among you". They brought him a head of gold like a cow's head and when he laid it down, the fire came and devoured the spoils. Spoils were not allowed to anyone before us, then Allah allowed spoils to us as He saw our weakness and incapacity and allowed them to us".
[Al-Bukhari and Muslim].
الخامس: عن أبي هريرة ، رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "غزا نبي من الأنبياء صلوات الله وسلامه عليهم فقال لقومه: لا يتبعني رجل ملك بضع امرأة. وهو يريد أن يبني بها ولما يبن بها، ولا أحد بنى بيوتا لم يرفع سقوفها، ولا أحد اشترى غنما أو خلفات وهو ينتظر أولادها. فغزا فدنا من القرية صلاة العصر أو قريباً من ذلك، فقال للشمس: إنك مأمورة وأنا مأمور، اللهم احبسها علينا، فحبست حتى فتح الله عليه، فجمع الغنائم، فجائت -يعني النار- لتأكلها فلم تطعمها، فقال : إن فيكم غلولاً، فليبايعني من كل قبيلةٍ رجل، فلزقت يد رجل بيده فقال: فيكم الغلول، فلتبايعني قبيلتك، فلزقت يد رجلين أو ثلاثة بيده فقال: فيكم الغلول: فجاؤوا برأس مثل رأس بقرة من الذهب، فوضعها فجاءت النار فأكلتها، فلم تحل الغنائم لأحد قبلنا، ثم أحل الله لنا الغنائم لما رأى ضعفنا وعجزنا فأحلها لنا" ((متفق عليه)) .
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada seorang Nabi dari golongan beberapa Nabi shalawatullahi wa salamuhu 'alaihim berperang, kemudian ia berkata kepada kaumnya: "Jangan mengikuti peperanganku ini seorang lelaki yang memiliki kemaluan wanita - yakni baru kawin - dan ia hendak masuk tidur dengan isterinya itu, tetapi masih belum lagi masuk tidur dengannya, jangan pula mengikuti peperangan ini seorang yang membangun rumah dan belum lagi mengangkat atapnya - maksudnya belum selesai sampai rampung samasekali, jangan pula seseorang yang membeli kambing atau unta yang sedang bunting tua yang ia menantikan kelahiran anak-anak ternaknya itu - yang dibelinya itu.
<<☼>>
Nabi itu lalu berperang, kemudian mendekati sesuatu desa pada waktu shalat Asar atau sudah dekat dengan itu, kemudian ia berkata kepada matahari: "Sesungguhnya engkau - hai matahari - adalah diperintahkan - yakni berjalan mengikuti perintah Tuhan - dan sayapun juga diperintahkan - yakni berperang inipun mengikuti perintah Tuhan.<<☼>>
Ya Allah, tahanlah jalan matahari itu di atas kita." Kemudian matahari itu tertahan jalannya sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut. Beliau mengumpulkan banyak harta rampasan. Kemudian datanglah, yang dimaksud datang adalah api, untuk makan harta rampasan tadi, tetapi ia tidak suka memakannya.<<☼>>
Nabi itu berkata: "Sesungguhnya di kalangan engkau semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan, maka dari itu hendaklah berbai'at padaku - dengan jalan berjabatan tangan - dari setiap kabilah seseorang lelaki. Lalu ada seorang lelaki yang lekat tangannya itu dengan tangan Nabi tersebut.
<<☼>>
Nabi itu lalu berkata lagi: "Nah, sesungguhnya di kalangan kabilah-mu itu ada yang menyembunyikan harta rampasan. Oleh sebab itu hendaklah seluruh orang dari kabilahmu itu memberikan pembai'atan padaku." Selanjutnya ada dua atau tiga orang yang tangannya itu lekat dengan tangan Nabi itu, lalu beliau berkata pula: "Di kalanganmu semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan."
<<☼>>
Mereka lalu mendatangkan sebuah kepala sebesar kepala lembu yang terbuat dari emas - dan inilah benda yang disembunyikan, lalu diletakkanlah benda tersebut, kemudian datanglah api terus memakannya - semua harta rampasan.
<<☼>>
Oleh sebab itu memang tidak halallah harta-harta rampasan itu untuk siapapun ummat sebelum kita, kemudian Allah menghalalkannya untuk kita harta-harta rampasan tersebut, di kala Allah mengetahui betapa kedhaifan serta kelemahan kita semua. Oleh sebab itu lalu Allah menghalalkannya untuk kita."
(Muttafaq 'alaih)
Alkhalifaat, dengan fathahnya kha' mu'jamah dan kasrahnya lam adalah jamaknya khalifatun, artinya ialah unta yang bunting.
KEENAM
Hakim bin Hizam (May Allah be pleased with him) reported that:
Messenger of Allah (ﷺ) said: "Both parties in a business transaction have a right to annul it so long as they have not separated; and if they tell the truth and make everything clear to each other (i.e., the seller and the buyer speak the truth, the seller with regard to what is purchased, and the buyer with regard to the money) they will be blessed in their transaction, but if they conceal anything and lie, the blessing on their transaction will be eliminated."
[Al-Bukhari and Muslim].
السادس: عن أبي خالد حكيم بن حزام. رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " البيعان بالخيار مالم يتفرقا، فإن صدقاً وبينا بورك لهما في بيعهما، وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما" ((متفق عليه)) .
Dari Abu Khalid yaitu Hakim bin Hizam r.a., ia masuk Islam di zaman pembebasan Makkah, sedang ayahnya adalah termasuk golongan pembesar-pembesar Quraisy, baik di masa Jahiliyah ataupun di masa Islam, katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dua orang yang berjual-beli itu dengan kebebasan - yakni boleh mengurungkan jualbelinya atau jadi meneruskannya - selama keduanya itu belum berpisah. Apabila keduanya itu bersikap benar dan menerangkan - cacat-cacatnya, maka diberi berkahlah jual-belikeduanya, tetapi jikalau keduanya itu menyembunyikan - cacat-cacatnya - dan sama-sama berdusta, maka dileburlah keberakahan jual-beli keduanya itu."
(Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
باب الصدق
KEBENARAN.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha wakuunuu ma'a alshshaadiqiina
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar."
(QS. At Taubah [9]:119)
Allah Ta'ala berfirman pula:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
inna almuslimiina waalmuslimaati waalmu'miniina waalmu'minaati waalqaanitiina waalqaanitaati waalshshaadiqiina waalshshaadiqaati waalshshaabiriina waalshshaabiraati waalkhaasyi'iina waalkhaasyi'aati waalmutashaddiqiina waalmutashaddiqaati waalshshaa-imiina waalshshaa-imaati waalhaafizhiina furuujahum waalhaafizhaati waaldzdzaakiriina allaaha katsiiran waaldzdzaakiraati a'adda allaahu lahum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min {1219}, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."
(QS. Al Ahzab [33]:35)
{1219} Yang dimaksud dengan Muslim di sini ialah orang-orang yang
mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud
dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang
harus dibenarkan dengan hatinya.
طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
thaa'atun waqawlun ma'ruufun fa-idzaa 'azama al-amru falaw shadaquu allaaha lakaana khayran lahum
"Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka."
(QS. Muhammad [47]:21)
Adapun Hadis-hadis yang menerangkannya ialah:
PERTAMA
Abdullah bin Mas'ud (May Allah be pleased with him) reported:
The Prophet (ﷺ) said, "Truth leads to piety and piety leads to Jannah. A man persists in speaking the truth till he is enrolled with Allah as a truthful. Falsehood leads to vice and vice leads to the Fire (Hell), and a person persists on telling lies until he is enrolled as a liar".'
[Agreed upon].
فالأول عن ابن مسعود رضي الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إن الصدق يهدي إلى البر وإن البر يهدي إلى الجنة، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقاً، وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذاباً" ((متفق عليه)) .
Dari Ibnu Mas'ud r.a.
Nabi s.a.w., sabdanya:
"Sesungguhnya kebenaran - baik yang berupa ucapan atau perbuatan - itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang itu niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta."
(Muttafaq 'alaih)
Sabda Nabi s.a.w. Yuriibuka, boleh dengan difathahkan ya'nya (dan boleh pula didhamahnya,
artinya: "Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau ragukan perihal boleh atau halalnya sesuatu dan beralihlah kepada yang tidak ada keragu-raguan perihal itu dalam hatimu."
KEDUA
Hasan bin 'Ali (May Allah be pleased with them) said:
I remember (these words) from Messenger of Allah (ﷺ): "Give up what is doubtful to you for that which is not doubtful; for truth is peace of mind and falsehood is doubt".
[At- Tirmidhi].
الثانى: عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب، رضي الله عنهما ، قال : حفظت من رسول الله، صلى الله عليه وسلم : "دع ما يريبك إلى ما لا يريبك؛ فإن الصدق طمأنينة، والكذب ريبةٌ" ((رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح)) .
Dari Abu Muhammad, yaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya menghafal
Sabda dari Rasulullah s.a.w. yaitu:
"Tinggalkan apa-apa yang menyangsikan hatimu - yakni jangan terus dilakukan - dan berpindahlah kepada apa-apa yang tidak menyangsikan hatimu [7] - yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah ketenangan dan berdusta itu menyebabkan timbulnya kesangsian."
[7] Jadi bila kita meragukan sesuatu, baiklah kita tinggalkan saja dan
beralih pada yang tidak meragukan, misalnya sesuatu yang belum terang
hukumnya yakni samar-samar atau syubhat, maka baiklah engkau tinggalkan
saja.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadist shahih.
KETIGA
Abu Sufyan (May Allah be pleased with him) reported, in course of his detailed narration about Heraclius when the latter questioned him about the teachings of the Prophet (ﷺ) He said that:
He (ﷺ) told (us): "Worship Allah Alone and do not associate a thing with Him; and give up all that your ancestors said. "He also commands us to perform Salat (prayers), to speak the truth, to observe modesty and to strengthen the ties of kinship.
[Al-Bukhari and Muslim].
الثالث: عن أبي سفيان صخر بن حرب ، رضي الله عنه، في حديثه الطويل في قصة هرقل، قال هرقل: فماذا يأمركم -يعنى النبي صلى الله عليه وسلم- قال أبو سفيان: قلت :يقول : " اعبدوا الله وحده لا تشركوا به شيئاً، واتركوا ما يقول آباؤكم ، ويأمرنا بالصلاة، والصدق، والعفاف، والصلة" ((متفق عليه)) .
Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb r.a. dalam Hadisnya yang panjang dalam menguraikan ceritera Raja Hercules. Hercules berkata: "Maka apakah yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah oleh Nabi s.a.w. Abu Sufyan berkata: "Saya lalu menjawab: "Ia berkata: "Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, bersikap benar, menahan diri dari keharaman serta mempererat kekeluargaan."
(Muttafaq 'alaih)
KEEMPAT
Abu Thabit from Sahl bin Hunaif (May Allah be pleased with him) said:
The Prophet (ﷺ) said: "He who asks Allah for martyrdom, Allah will raise him to the high status of the martyrs, even if he dies on his bed".
[Muslim].
الرابع: عن أبي ثابت، وقيل أبي سعيد، وقيل أبي الوليد، سهل بن حنيف ، وهو بدري، رضي الله عنه، أن النبي ، صلى الله عليه وسلم، قال: "من سأل الله، تعالى، الشهادة بصدق بلغه الله منازل الشهداء، وإن مات على فراشه" ((رواه مسلم)) .
Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, yaitu Sahl bin Hanif r.a., dan dia pernah menyaksikan peperangan Badar,
Bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah Ta'ala supaya dimatikan syahid dan permohonannya itu dengan secara yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya."
(HR. Muslim)
KELIMA
Abu Hurairah (May Allah be pleased with him) reported that the Messenger of Allah (ﷺ) said:
"One of the earlier Prophets who was out on an expedition proclaimed among his people that no man should follow him who had married a woman with whom he wished to cohabit but had not yet done so, or who had built houses on which he had not yet put the roofs, or who had bought sheep or pregnant she-camels and was expecting them to produce young. He, then, went on the expedition and approached the town at the time of the 'Asr prayer or little before it. He then told the sun that both it and he were under command and prayed Allah to hold it back for them, so it was held back till Allah gave him victory. He collected the spoils and it (meaning fire) came to devour these, but did not. He said that among the people there was a man who stole from the booty. He told them that a man from every tribe must swear allegiance to him, and when a man's hand stuck to his, he said: "There is thief among you and every individual of your tribe must swear allegiance to me". (In course of swearing of allegiance,) hands of two or three persons stuck to his hand. He said: "The thief is among you". They brought him a head of gold like a cow's head and when he laid it down, the fire came and devoured the spoils. Spoils were not allowed to anyone before us, then Allah allowed spoils to us as He saw our weakness and incapacity and allowed them to us".
[Al-Bukhari and Muslim].
الخامس: عن أبي هريرة ، رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "غزا نبي من الأنبياء صلوات الله وسلامه عليهم فقال لقومه: لا يتبعني رجل ملك بضع امرأة. وهو يريد أن يبني بها ولما يبن بها، ولا أحد بنى بيوتا لم يرفع سقوفها، ولا أحد اشترى غنما أو خلفات وهو ينتظر أولادها. فغزا فدنا من القرية صلاة العصر أو قريباً من ذلك، فقال للشمس: إنك مأمورة وأنا مأمور، اللهم احبسها علينا، فحبست حتى فتح الله عليه، فجمع الغنائم، فجائت -يعني النار- لتأكلها فلم تطعمها، فقال : إن فيكم غلولاً، فليبايعني من كل قبيلةٍ رجل، فلزقت يد رجل بيده فقال: فيكم الغلول، فلتبايعني قبيلتك، فلزقت يد رجلين أو ثلاثة بيده فقال: فيكم الغلول: فجاؤوا برأس مثل رأس بقرة من الذهب، فوضعها فجاءت النار فأكلتها، فلم تحل الغنائم لأحد قبلنا، ثم أحل الله لنا الغنائم لما رأى ضعفنا وعجزنا فأحلها لنا" ((متفق عليه)) .
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada seorang Nabi dari golongan beberapa Nabi shalawatullahi wa salamuhu 'alaihim berperang, kemudian ia berkata kepada kaumnya: "Jangan mengikuti peperanganku ini seorang lelaki yang memiliki kemaluan wanita - yakni baru kawin - dan ia hendak masuk tidur dengan isterinya itu, tetapi masih belum lagi masuk tidur dengannya, jangan pula mengikuti peperangan ini seorang yang membangun rumah dan belum lagi mengangkat atapnya - maksudnya belum selesai sampai rampung samasekali, jangan pula seseorang yang membeli kambing atau unta yang sedang bunting tua yang ia menantikan kelahiran anak-anak ternaknya itu - yang dibelinya itu.
<<☼>>
Nabi itu lalu berperang, kemudian mendekati sesuatu desa pada waktu shalat Asar atau sudah dekat dengan itu, kemudian ia berkata kepada matahari: "Sesungguhnya engkau - hai matahari - adalah diperintahkan - yakni berjalan mengikuti perintah Tuhan - dan sayapun juga diperintahkan - yakni berperang inipun mengikuti perintah Tuhan.<<☼>>
Ya Allah, tahanlah jalan matahari itu di atas kita." Kemudian matahari itu tertahan jalannya sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut. Beliau mengumpulkan banyak harta rampasan. Kemudian datanglah, yang dimaksud datang adalah api, untuk makan harta rampasan tadi, tetapi ia tidak suka memakannya.<<☼>>
Nabi itu berkata: "Sesungguhnya di kalangan engkau semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan, maka dari itu hendaklah berbai'at padaku - dengan jalan berjabatan tangan - dari setiap kabilah seseorang lelaki. Lalu ada seorang lelaki yang lekat tangannya itu dengan tangan Nabi tersebut.
<<☼>>
Nabi itu lalu berkata lagi: "Nah, sesungguhnya di kalangan kabilah-mu itu ada yang menyembunyikan harta rampasan. Oleh sebab itu hendaklah seluruh orang dari kabilahmu itu memberikan pembai'atan padaku." Selanjutnya ada dua atau tiga orang yang tangannya itu lekat dengan tangan Nabi itu, lalu beliau berkata pula: "Di kalanganmu semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan."
<<☼>>
Mereka lalu mendatangkan sebuah kepala sebesar kepala lembu yang terbuat dari emas - dan inilah benda yang disembunyikan, lalu diletakkanlah benda tersebut, kemudian datanglah api terus memakannya - semua harta rampasan.
<<☼>>
Oleh sebab itu memang tidak halallah harta-harta rampasan itu untuk siapapun ummat sebelum kita, kemudian Allah menghalalkannya untuk kita harta-harta rampasan tersebut, di kala Allah mengetahui betapa kedhaifan serta kelemahan kita semua. Oleh sebab itu lalu Allah menghalalkannya untuk kita."
(Muttafaq 'alaih)
Alkhalifaat, dengan fathahnya kha' mu'jamah dan kasrahnya lam adalah jamaknya khalifatun, artinya ialah unta yang bunting.
KEENAM
Hakim bin Hizam (May Allah be pleased with him) reported that:
Messenger of Allah (ﷺ) said: "Both parties in a business transaction have a right to annul it so long as they have not separated; and if they tell the truth and make everything clear to each other (i.e., the seller and the buyer speak the truth, the seller with regard to what is purchased, and the buyer with regard to the money) they will be blessed in their transaction, but if they conceal anything and lie, the blessing on their transaction will be eliminated."
[Al-Bukhari and Muslim].
السادس: عن أبي خالد حكيم بن حزام. رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " البيعان بالخيار مالم يتفرقا، فإن صدقاً وبينا بورك لهما في بيعهما، وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما" ((متفق عليه)) .
Dari Abu Khalid yaitu Hakim bin Hizam r.a., ia masuk Islam di zaman pembebasan Makkah, sedang ayahnya adalah termasuk golongan pembesar-pembesar Quraisy, baik di masa Jahiliyah ataupun di masa Islam, katanya:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dua orang yang berjual-beli itu dengan kebebasan - yakni boleh mengurungkan jualbelinya atau jadi meneruskannya - selama keduanya itu belum berpisah. Apabila keduanya itu bersikap benar dan menerangkan - cacat-cacatnya, maka diberi berkahlah jual-belikeduanya, tetapi jikalau keduanya itu menyembunyikan - cacat-cacatnya - dan sama-sama berdusta, maka dileburlah keberakahan jual-beli keduanya itu."
(Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
- Kata Shidqun yang berarti benar itu, maksudnya tidak hanya benar dalam pembicaraannya saja, tetapi juga benar dalam amal perbuatannya.
- Jadi benar dalam kedua hal itulah yang menurut sabda Nabi s.a.w. dapat menunjukkan ke jalan kebajikan dan kebajikan ini yang menunjukkan ke jalan menuju syurga.
- Secara ringkasnya, seseorang itu baru dapat dikatakan benar, manakala ucapannya sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan, atau dengan kata lain ialah manakala amal perbuatannya itu masih bertentangan dengan ucapannya, tetaplah ia dianggap sebagai manusia yang berdusta atau kadzib.
- Misalnya seorang yang mengaku beragama Islam, tetapi shalat tidak dilakukan, puasa tidak dikerjakan, bahkan mengucapkan dua kalimat syahadat saja tidak dapat, maka dapatkah orang semacam itu dikatakan benar ucapannya. Tentu tidak dapat.
- Ia tetap berdusta yang oleh Rasulullah s.a.w. disabdakan, bahwa kedustaan itu menunjukkan ke jalan kecurangan dan kecurangan itu menunjukkan ke jalan menuju neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar