Sabtu, 27 Desember 2014

Bab 15 - Memelihara Amalan



BAB 15.
MEMELIHARA KELANGSUNGAN AMALAN-AMALAN.

Allah Ta'ala berfirman:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
alam ya/ni lilladziina aamanuu an takhsya'a quluubuhum lidzikri allaahi wamaa nazala mina alhaqqi walaa yakuunuu kaalladziina uutuu alkitaaba min qablu fathaala 'alayhimu al-amadu faqasat quluubuhum wakatsiirun minhum faasiquuna

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."

Is it not time yet for those who have faith that their hearts should be humbled for Allah’s remembrance and to the truth which has come down [to them], and to be not like those who were given the Book before?1 Time took its toll on them and so their hearts were hardened, and many of them are transgressors.
(QS. Al Hadiid [57]:16)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»:

ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ


tsumma qaffaynaa 'alaa aatsaarihim birusulinaa waqaffaynaa bi'iisaa ibni maryama waaataynaahu al-injiila waja'alnaa fii quluubi alladziina ittaba'uuhu ra/fatan warahmatan warahbaaniyyatan ibtada'uuhaa maa katabnaahaa 'alayhim illaa ibtighaa-a ridhwaani allaahi famaa ra'awhaa haqqa ri'aayatihaa faaataynaa alladziina aamanuu minhum ajrahum wakatsiirun minhum faasiquuna

"Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah {1461} padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik."
{1461} Yang dimaksud dengan Rahbaniyah ialah tidak beristeri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara.

Then We followed them up with Our apostles and We followed [them] with Isa son of Mary, and We gave him the Evangel, and We put in the hearts of those who followed him kindness and mercy. But as for monasticism, they innovated it —We had not prescribed it for them— only seeking Allah’s pleasure. Yet they did not observe it with due observance. So We gave to the faithful among them their [due] reward, but many of them are transgressors.
(QS. Al Hadiid [57]:27)

Keterangan:
Keruhbaniahan, artinya hidup dalam kluster bagi para penganut atau pendeta-pendeta agama Nasrani. Ini bukan berasal dari ajaran Nabiullah Isa a.s. dan itu hanyalah buatan kepala-kepala agama yang datang sepeninggal beliau. Islam juga tidak membenarkan adanya uhbaniah.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
walaa takuunuu kaallatii naqadhat ghazlahaa min ba'di quwwatin ankaatsan tattakhidzuuna aymaanakum dakhalan baynakum an takuuna ummatun hiya arbaa min ummatin innamaa yabluukumu allaahu bihi walayubayyinanna lakum yawma alqiyaamati maa kuntum fiihi takhtalifuuna

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain {838}. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu."
{838} Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu telah Mengadakan Perjanjian yang kuat dengan Nabi di waktu mereka melihat orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah keinginan mereka untuk membatalkan Perjanjian dengan Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu. Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Do not be like her who would undo her yarn, breaking it up after [spinning it to] strength, by making your oaths a means of [mutual] deceit among yourselves, so that one community may become more affluent than another community.[1] Allah only tests you thereby, and He will surely clarify for you on the Day of Resurrection what you used to differ about.
[1] Or ‘for one community may be more numerous (or more affluent) than another community.’
(QS. An Nahl [16]:92)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
wau'bud rabbaka hattaa ya/tiyaka alyaqiinu

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)."

 and worship your Lord until certainty [Or ‘death.’] comes to you.
(QS. Al Hijr [15]:99)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Adapun Hadis-hadis yang menerangkan bab di atas itu, di antaranya ialah Hadisnya Aisyah: "Mengerjakan agama yang tercinta di sisi Allah ialah yang dikekalkan oleh orangnya - yakni tidak bosan-bosan melakukannya sekalipun sederhana." Hadis ini telah disebutkan dalam uraian sebelum ini.
(Lihat Bab 14 - Hadis Nomor 142.)

Selain Hadis di atas ialah:


'Umar bin Al-Khattab (May Allah be pleased with him) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said, "Should anyone fall asleep at night and fail to recite his portion of the Qur'an, or a part of it, if he recites it between the Fajr prayer and the Zuhr prayer, it will be recorded for him as though he had recited it during the night".
[Muslim].

وعن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ "‏ من نام عن حزبه من الليل، أو عن شيء منه فقرأه ما بين صلاة الفجر وصلاة الظهر، كتب له كأنما قرأه من الليل‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏


Dari Umar al-Khaththab r.a., katanya

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa yang tertidur sehingga kelupaan membacakan hizibnya di waktu malam atau sebagian dari hizibnya itu, kemudian ia membacanya antara waktu shalat fajar dengan zuhur, maka dicatatlah untuknya seolah-olah ia membacanya itu di waktu malam harinya."

(HR. Muslim)


'Abdullah bin 'Amr bin Al-'as (May Allah be pleased with them) reported:
Messenger of Allah (ﷺ) said to me, "O Abdullah! Do not be like so-and-so. He used to get up at night for optional prayer but abandoned it later."
[Al-Bukhari and Muslim].

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال‏:‏ قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ يا عبد الله لا تكن مثل فلان، كان يقوم الليل فترك قيام الليل‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏


Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam pernah bersabda kepadaku:

"Hai Abdullah, janganlah engkau seperti si Fulan itu. Dulu ia suka bangun bersembahyang malam, kemudian ia meninggalkan bangun malam itu."

(Muttafaq 'alaih)


'Aishah (May Allah be pleased with her) reported:
When Messenger of Allah (ﷺ) missed the optional night Salat (Tahajjud) due to pain or any other reason, he would perform twelve Rak'ah during the day time.
[Muslim].

وعن عائشة رضي الله عنها قالت‏:‏ كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا فاتته الصلاة من الليل من وجع أو غيره، صلى من النهار ثنتي عشرة ركعة‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam itu apabila terlambat dari shaiat malam, baik karena sakit ataupun lain-lainnya, maka beliau bersembahyang di waktu siangnya sebanyak duabelas rakaat."

(HR. Muslim)
Klik Di Sini
•[Daftar Isi]•
[Bab 14]•[Bab 16]•
kx2bab-eaxeexka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar